*ini porsi double up, cuman aku jadiin satu bab.
wajah bingung Bima, membuat Geo bertambah bingung. Seharusnya Bima merasa panas di banding bandingkan dengan Vino, bukan merasa bingung.
"Lu kanapa?" Tanya Geo heran, menatap lamat ekspresi yang ditampilkan sahabatnya. Seakan menyadari kebingungan dari orang disebelahnya, Bima menormalkan raut wajahnya dan berdehem pelan.
"Nggak papa"
"Lu nggak mau maafin gue ya?" Ekspresi muram terlihat diwajah Geo. Berniat menaruh kembali coklat ditangannya, tarikan kasar dari Bima menciptakan senyum samar diwajah Geo.
"Coklatnya mau, maafin yang ngasih coklat nggk mau" sindir Geo. Mengeluarkan dan membanting kasar buku cetak tebal dimejanya, matanya bergerak mengikuti huruf huruf dibuku itu, mengerjakan hitung hitungan dengan wajah serius.
Melirik orang disebelahnya, Geo dibuat mendengus melihat wajah serius Bima.
"Nih"
Menoleh kearah samping, Geo melihat Aiden tengah memberi sepotong coklat kepada dirinya. " Itu dari gue, nggak boleh kalo dibalikin lagi" ketus Geo.
"Kan udah gue makan sebagian, lu pasti pingin kan? Nggak usah bohong" nada main main yang dilontarkan Bima, cukup membuat Geo kesal.
Dirinya tidak menampik ingin memakan coklat itu. Tapi, Geo hanya membawa untuk keempat temannya saja. Jika dirinya makan satu, maka satu sahabatnya tidak akan kebagian.
"Ambil aja, gue nggak marah sama lu, gue juga minta maaf karena kejadian kemaren"
Senyum tipis terukir diwajah Geo, mengangguk puas. Geo melahap coklat yang diberikan untuk Bima, dan yang Bima berikan kepada Geo.
"Kalo gue boleh nanya, lu kemaren kenapa? Sikap lu aneh" tanya Bima hati hati, meletakkan pena dimeja dan mengalihkan pandanganya kearah Geo.
" Gue kemaren mimpi buruk" jawab Geo. Meremat pena digenggaman tangannya, menyalurkan segala kegelisahan yang sedari tadi melanda Geo.
"Mimpi apa?"
"Itu--"
" Gue nggak maksa lu buat cerita ke gue Ge" sela Bima, melihat wajah bimbang sahabatnya.
"Maaf Bim"
"Sans aja"
Selepas mengerjakan tugas yang penuh dengan angka angka serta rumus, Geo serta Bima melangkahkan kaki kearah kantin.
Disana, Geo melihat ketiga adiknya yang berbincang dimeja mereka masing masing dengan teman seangkatan mereka. Hati Geo menghangat, senyum cerah serta ocehan kecil yang dilontarkan ketiga adiknya bagi Geo adalah sesuatu yang sepatutnya Geo syukuri.
Selama dirinya berada didunia ini, Ge begitu jarang melihat karakter protagonis wanita. Bahkan, Ana serta Aiden, hubungan mereka telah kandas ditengah jalan. Huh, tidak usah dipikirkan, ingat akan keberlangsungan hidup mu Geo!
Mendekati meja yang berisi ketiga sahabatnya yang berkumpul dan berbincang, Geo tiba tiba merasa gugup.
Diirinya takut mereka tidak mau memaafkan kesalahan yang telah Geo lakukan. Tapi, jika dipikir pikir, itu juga bukan salahnya, siapa juga yang maksa maksa mau nyuapin makanan. Dirinya kan sudah menolak, tapi Nanda memaksanya untuk memakan mie kecil panjang itu, yang mengingatkannya pada cacing cacing yang menggeliat. Uhh, mengerikan.
Sesekali mencuri curi pandang, Geo melihat Tara serta Nanda yang menikmati makanannya masih masing. Lima porsi mie ayam dengan jus jeruk.
'hah, mie ayam!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...