Jam menunjukkan pukul 6 dini hari, Geo sudah bersiap siap menuju sekolah nya dengan seragam yang melekat ditubuh ramping miliknya.meskipun terlalu pagi untuk berangkat menuju sekolah, terutama anak berandal seperti Geo, namun, dibalik keberangkatan paginya, Geo pasti memiliki alasan tersendiri mengapa ia sudah bersiap siap menuju sekolah.
alasannya cukup simple, ia ingin menghindar dari anggota keluarganya, terutama oma serta opa nya yang menginap di mansion daddynya.
Flashback on
Setelah acara tanya kabar terhadap cucunya, mereka semua dikejutkan dengan suara gebrakan keras yang berasal dari Hendri. wajah menahan amarah dengan guratan dilehernya yang terlihat jelas, tengah menatap tab yang berada di genggamannya.
Geo, melihat amarah dari wajah opahnya, tidak dapat menutupi keterkejutannya.
Setelah suara gebrakan yang menciptakan keheningan mencekam diruangan nan megah ini, suara Delon, selaku Daddy Geo, memecahkan keheningan.
"Apa yang terjadi, pah?" tanya Delon, tatapannya masih terfokus dengan laptop yang berada di pangkuannya, serta kedua tangganya yang sibuk menari nari diantara keyboard laptopnya.
Seluruh keluarga Pradipta yang mendengar pertanyaan dari Delon, secara otomatis menganggukan kepala karena setuju sekaligus penasaran atas apa yang membuat opa serta papah mereka marah besar seperti ini.
"Bawahan yang opa perintahkan telah menemukan titik terang dari orang yang mencoba mencelakai putra mu" suara Hendri seakan menggema diruangan yang dilanda keheningan ini. Aura tak menggenakan semakin terasa bagi Geo, terutama melihat Keluarganya yang menahan amarah.
Hanyut dengan pikiran mereka masing masing, Geo justru mendapatkan ingatan baru, ingatan ini secara tiba tiba mengalir kedalam otaknya.
Layaknya film ala penjajahan, warna hitam putih serta guratan guratan kasar seperti tv rusak kini menampilkan kejadian mengerikan.
Tubuh versi mini yang ditempatinya kini terlihat dilayar rusak, memangku sosok wanita dengan luka menganga yang tak henti henti nya mengeluarkan darah, tangis menyedihkan dari sosok mungil itu menambah kesan pahit dari video yang ditonton Geo.
Wajah sembab dengan air mata yang tak henti hentinya mengeluarkan sungai kecil, kini mengguncang pelan tubuh kaku wanita dipangkuannya.
Wanita yang diduga Geo sebagai mommynya itu terlihat ingin mengatakan sesuatu, ditengah kepayahan yang menimpa kedua ibu dan anak itu, suara keras daddynya serta beberapa bodyguard yang menyusul kini menghampiri dua insan menyedihkan itu.
Tanpa menghiraukan sosok kecil didekatnya, Delon dengan wajah kacau menghampiri wanita itu dan menggendongnya, berniat membawa belahan jiwanya ke rumah sakit.
Dengan hidung memerah serta mulut melengkung, kaki kecilnya berusaha mengejar daddynya bak orang kesetanan. Beruntung ada bodyguard yang membawa tuan kecilnya kemansion.
Vidio itu tiba tiba menampilkan latar berbeda, suasana diruang mansion ini begitu dingin seakan akan Geo dapat merasakannya secara langsung, terdapat kain yang menutupi tubuh terbujur kaku yang dikelilingi orang orang. Sosok kecil itu terlihat meraung raung, berusaha membuka kain yang menutupi manusia tanpa nyawa.
Geo yang merasakan Geo kecil tadi adalah dirinya sendiri, hatinya berdenyut sakit. Seakan akan ia telah berada di posisi Geo kecil saat itu.
Namum, yang membuat Geo bingung, mengapa tidak ada ingatan saat mommynya menyelamatkan Geo kecil? yang ia tahu dari ingatan yang datang baru baru ini, mommynya meninggal karena menyelamatkan dirinya. Bahkan wajah mommynya saat itu serta kejadian mengerikan dulu saja, Geo tidak tahu, ingatan itu hanya memberikan informasi tanpa gambar maupun kejadian.
Alasan inilah yang mendasari mengapa Geo selalu menyalahkan dirinya sendiri, ia mengira bahwa mommynya akan mengatakan bahkan ia kecewa kepada sang anak.
Tanpa Geo sadari sedari tadi, lelehan air mata meluncurkan bebas. yang mana membuat keluarganya terkejut bukan main, Geo yang tersadar ia menangis, segera menghapus air matanya secara kasar, lalu berpamitan untuk menuju kamarnya dengan perasaan sedih, namun malu yang lebih mendominasi.
Hendri beserta ketiga anaknya yang akan beranjak pergi menemui bawahan yang diperintahkan untuk menyelidiki kasus tersebut, kini mereka semua tiba tiba dikejutkan dengan Geo yang menangis dengan kepala menunduk serta punggung yang bergetar
Flashback end
Sesampainya di area sekolah, Geo mengedarkan pandangannya keseluruhan penjuru sekolah yang tampak masih sepi. Meskipun sudah ada beberapa siswa yang tampak berada diarea sekolah, kebanyakan yaitu murid nerd dengan kaca mata tebal yang bertengger diwajahnya serta beberapa buku tebal yang dipegang oleh mereka.
Saat ia masih melihat seluruh penjuru sekolahnya, ia mendengar cacing yang berada didalam perutnya yang meminta jatah makan kepadanya, tentunya, karena Geo tadi tidak sempat sarapan di mansion.
Tanpa pikir panjang Geo segera melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah yang tampak masih sepi dengan perasaan bahagia, disertai dengan senandung kecil yang keluar dari bibir Cherry miliknya, tanpa ia sadari sedari tadi bahwa ada sosok remaja yang memandangnya, bahkan remaja tersebut sesekali terkekeh karena melihat tingkah kekanakan dari Geo.
Sesampai nya di kantin, Geo segera memesan makanan serta minuman favoritnya. Mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman, setelah menemukan tempat duduk yang menurutnya nyaman, Geo segera mendaratkan bokongnya kearah kursi tersebut lalu duduk anteng sembari menunggu pesanannya datang.
*Sekarang masih pukul 06:21, jadi Geo masih bisa leha leha dulu.
Saat Geo menunggu pesanannya, Geo dikejutkan dengan tepukan keras yang mendarat di bahunya. Menoleh kearah belakang, yang ia lihat hanyalah kursi kosong yang masih tersusun rapi ditempatnya.
Namum, ada satu kursi yang membuatnya merasa bingung, karena yang ia lihat tadi saat ke kantin adalah seluruh kursi tersusun rapi ditempatnya, namun yang Geo lihat sekarang ialah kursi tersebut sudah berada diatas meja dengan bagian kaki kursi yang sudah dicat berwarna merah darah, padahal Geo yakin bahwa tidak ada siapa siapa lagi yang berada diantin ini kecuali dirinya dan bude kantin tersebut.
'kenapa tiba tiba bau amis ya?'
Geo yang dalam mood baik hanya menepis kejadian janggal, meski punggungnya benar benar merinding hebat. Membenarkan posisi duduknya, setelah itu, ia melihat kedatangan bude kantin tersebut dengan membawa makanan serta minuman pesanannya yang tampak sangat menggugah selera.
Setelah acara sarapan dikantin selesai, Geo tak langsung menuju kelasnya. Namum, Geo lebih memilih untuk menuju area perpustakaan sekolah, setelah sampai diarea perpustakaan, Geo segera meminjam beberapa buku yang menurutnya menarik.
Geo sendiri juga bingung, mengapa ia melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, yang mana saat ia berada ditubuh lamanya ia bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya ditempat ini kecuali ada tugas yang mengharuskan ia menuju ke perpustakaan untuk meminjam buku.
Saat Geo berjalan menuju kelasnya dengan beberapa buku yang berada dikedua tangannya, Geo tidak fokus berjalan, hingga Geo dikejutkan karena ia menabrak seorang siswa bertubuh jangkung.
Bruk
Geo yang tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya, membuatnya terjatuh dengan bokongnya yang terlebih dahulu mencium lantai sekolah, sehingga menyebabkan buku yang ia pegang jatuh berceceran.
Tanpa pikir panjang, Geo segera mengambil seluruh buku yang berceceran. Mengabaikan bokongnya yang masih terasa sakit, Geo memutuskan untuk meminta maaf kepada siswa itu, toh, ini juga salahnya karena tak hati hati.
Setelah ia merapihkan pakain serta buku yang sudah berada ditangannya, Geo lantas berdiri, berniat meminta maaf kepada siswa itu.
"Sorry ya bro, gue minta maaf nggak liat jal--" ucapan Geo terhenti, tatapannya terpaku menuju wajah siswa dihadapannya, tatapan siswa itu datar, namun, jika dilihat lebih dekat, terdapat sorot kebahagiaan serta kerinduan yang mendalam.
Jangan lupa vote serta komen ya,
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...