42. perubahan sikap delon

2.7K 293 104
                                    


"Bang, sini!"

Menolehkan kepala, ekspresi bingung terpancar di wajah Geo, terlihat ketiga adiknya tengah duduk melingkar di dekat sofa ruang keluarga beralaskan karpet berbulu.

Mendekat kearah mereka bertiga, "kalian ngapain?" Tanya Geo kepada ketiga adiknya.

"Kita lagi nungguin Abang" jawab Kevin, si bungsu. "Iya bang, kita penasaran, kenapa Abang dipanggil sama opa" lanjut Kenan.

Mendengar perkataan adiknya, membuat hatinya terenyuh, perasaannya kian gelisah, kasih sayang yang Geo berikan kepada mereka memang bukan karena keterpaksaan, semua itu murni karena keinginannya sendiri.

Memang, pada awalnya dirinya terus mengutuk jiwa Geo, namun lambat laun, Geo menyadari, dirinya benar benar tulus menyayangi keluarga ini layaknya keluarga aslinya.

" Tadi opa manggil abang karena ada urusan" balas Geo, menatap ketiga adiknya secara bergantian. "Urusan apa bang?" Tanya Kevin.

Tuk

"Ish, ngapain si nyentil nyentil dahi!" Marah Kevin, memasang muka cemberut. " Nggak usah digituin tu mulut, jadi mirip bebek" saut Tio, menatap kearah adiknya dengan wajah menyebalkan.

"Kamu ini, jangan terlalu ikut campur urusan orang lain. Bang Geo kan anak sulung, bakal jadi penerus perusahaan , terlebih sebentar lagi bang Geo bakal masuk universitas, jadi harus milih tempat terbaik " ucap Kenan panjang lebar, sembari tersenyum kepada adik kecilnya.

"Ngerti?" Tanya Tio terkekeh, mencubit pelan hidung sang adik yang menampilkan wajah serius. " Berarti kalo bang Geo kerja, bakal sibuk" ucap Kevin lesu.

"Nanti kalo bang Geo kerja, kita juga ikutan kerja lah!" Saut Tio bersemangat. "Iya! Nanti bang Geo jadi CEO, aku jadi sekretaris nya, terus bang Kenan jadi bendaharanya" seru Kevin semakin melantur.

"Lah, terus Abang jadi apa?" Tanya Tio heran, "Abang jadi yang pake seragam item itu" jawab Kevin. "Oh, Abang jadi CEO juga? Tapi diperusahaan Abang kan?" Sambung Tio, menebak perkataan sang adik.

"ih, seragam itemm yang aku maksud itu supir, nanti bang Tio nganterin aku, bang Kenan sama bang Geo ke perusahaan" jelas Kevin, tanpa rasa bersalah.

Bug

"Aduh bang, ampun~"

Geo kini terkekeh melihat kelakuan absur adiknya, Geo tidak habis pikir, dari mana adiknya ini mencontoh tingkah random ini.

" Kamu sih, udah tau Tio orangnya sensian. Ini, kamu godain" celetuk Kenan, " iya kan bang, bang Tio sensian? Mirip cewek lagi pms"

Plakk

"Aduh bang, iya ampun" memasang wajah meringis, Kevin justru mendekati Abang sulungnya yang sedari tadi diam.

"Bang~, lihat! Bang Tio kdr--, aduhh bang, berhenti bang! Baju ini masih baru ! Nanti kotor!" Niat awal ingin mengadu kepada Abang sulungnya, justru yang Kevin dapatkan saat ini ialah, kedua kakinya yang ditarik secara tiba tiba dari belakang olah bang Tio, tubuhnya diseret mengitari ruang keluarga.

"Lihat tuh bang, kelakuan adek abang" ujar Kenan tersenyum tipis, menatap adik bungsunya yang terus meronta ronta untuk dilepaskan. " Adik kamu juga ya, jangan lupa" saut Geo terkekeh.

Mengalihkan pandangannya kearah samping, Kenan justru dibuat salfok dengan rona merah diwajah abangnya. Merasakan ada yang tidak beres, namun, Kenan lebih memilih untuk bungkam.

"Abang udah nggak pusing?" Tanya Kenan, "nggak, kamu, Tio sama Kevin udah pada makan?" Tanya Geo, "kita semua udah makan kok bang" jawab Kenan bersemangat dan dibalas anggukan ringan oleh Geo.

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang