25. lapar

9.6K 785 27
                                    


Perban kini membalut pelipis Geo, akibat luka menganga berkat panah si*l*n tadi. Setidaknya 5 jahitan yang diperlukan untuk menutupi luka dipelipis. Namun, berkat ingatan yang secara brutal masuk, kini Geo tak perlu meminta tolong kepada daddynya. Geo hanya membersihkan lukanya serta membalutnya dengan perban, tanpa memikirkan akibatnya.

Wajahnya kini terlihat pucat, begitu berbanding terbalik dengan badannya yang terasa segar dan bugar.

Kakinya melangkah menuju dapur mansion.

Geo berniat mengambil beberapa camilan di dapur mansion guna menenangkan perutnya yang sadari tadi mengeluarkan bunyi, pertanda kekurangan bahan bakar.

Dirinya sempat kebingungan saat bertemu dengan beberapa bodyguard yang menanyai keadaannya dengan raut khawatir diwajah mereka.

"Tuan muda, apa anda butuh sesuatu?"

"Apa yang terjadi dengan anda tuan muda?"

"Apakah tuan muda baik baik saja?"

"Mengapa anda belum tidur, tuan muda?"

'Apa yang salah dengan tubuhnya?'

Sesampainya didapur, dirinya melangkahkan kakinya menuju tempat penyimpanan snack.

Tangannya terulur, membuka lemari besar didepannya. Mata coklat madunya yang berbinar, kini tampak meredup Karena tidak menemukan satu pun snack didalamnya.

Tak ada satupun.

Perut ini lapar, mengapa rumah sebesar dan semegah ini tidak menyediakan snack bagi manusia rakus seperti Geo yang tidak cukup hanya memakan makanan ketika waktu makan tiba?

Jika saja Snack dikamarnya masih ada, mungkin Geo tidak akan menapakan kakinya didapur.

Ingin memasak, tidak bisa.

Keluar? Mager.

Minta tolong? Dengan siapa? Seluruh keluarganya kini telah tertidur dan mansion ini tampak sepi dengan beberapa bodyguard yang berjaga.

Dengan langkah gontai, Geo menuju kembali kamarnya.

Jika dirinya tau akan kembali dengan tangan kosong, mana mau dirinya capek capek jalan.

Salah satu tangan Geo kini terulur, mengusap perut yang diselimuti piyama.

"Sabar nak. Maaf, papah belum bisa memenuhi kewajiban yang harus papah berikan sama kamu" suara Geo terdengar sedih saat mengucapkan kata kata barusan. Persis seperti ibu hamil yang tidak dapat memenuhi nutrisi janin dalam kandungannya.

Mulut Delon berkedut setelah mendengar perkataan konyol putra pertamanya.

Yah, Delon sedari tadi terus terus memerhatikan tingkah anak sulungnya.

"Ekhem"

Geo terperanjat kaget, mendengar bunyi deheman ntah dari mana. Wajah yang sedari tadi menunduk kini terangkat. Netra kini menangkap jelas sosok Delon, Daddy Geo.

Daddynya tengah bersandar disalah satu kursi dengan tas kerja di tangannya, tubuh kekar daddy nya terbalut kemeja putih dan jas hitam yang nampak kusut.

Glek

Tanpa sadar, Geo menelan ludah karena gugup. Tatapan Daddynya begitu tajam, seakan mengulitinya hidup hidup.

'apakah daddynya tau, bahwa dirinya akan mencuri snack dari dapur mansion?'

Tapi, bukankah harta orang tua harta anak juga?

Dengan langkah patah patah, Geo menghampiri daddynya. Aura menakutkan yang dikeluarkan Daddynya tampak bertambah menakutkan semakin dirinya mendekat, tanpa sadar membuatnya menundukkan kepalanya.

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang