17. siapa dia?

11.8K 783 12
                                    

" boring banget, woy! " teriak Geo, disertai dengan tinjuan brutal kearah angin. Tanpa sadar, prilakunya menarik perhatian beberapa pejalan kaki yang berada tidak jauh disana, yang kini tengah memandang dirinya dengan tatapan aneh.

'Gue lupa disini banyak orang'

Meringis malu, segera ia menghentikan aksinya, dengan pipi serta telinganya memerah seperti kepiting rebus.

Tak berselang lama, Geo lantas mencari kegiatan baru setelah kelakuan konyolnya, kepalanya terus berputar, mencari sesuatu yang menarik guna menghilangkan kebosanan yang melanda.

Tatapannya teralihkan pada satu set alat kebersihan lengkap. Sapu, serok sampah serta tempat sampah yang bersender di pohon. Tepat disampingnya, terdapat seorang pria yang Geo tau adalah tukang  kebersihan di taman, terlihat tengah meminum air kemasan dengan wajah penuh keringat. Namum, jika diperhatikan lebih detail, terlihat bahwa pria tersebut seperti orang kaya karena memiliki kulit yang dapat dikatakan terawat.

"Permisi, paman"

" paman, biar saya saja yang gantiin paman bersihkan taman"

senyum manis tercipta saat Geo berbicara pada pria itu. Wajah terkejut pria itu sempat Geo tangkap, bahkan pria itu terkadang menatap kearah Geo dengan ekspresi curiga, namun tidak disadari oleh si empu.

"tidak usah nak, saya yang dapat uang, jadi saya juga yang berkewajiban membersihkan area ini" balas pria itu disertai senyum tipis diwajahnya yang dapat dikategorikan tampan, tak berselang lama, terlihat pria tersebut memutuskan untuk  menyelesaikan sesi istirahatnya guna meneruskan pekerjaan yang sempat ia tunda.

Geo dikejutkan  mendengar nada ringisan dari pria itu. Sontak, tatapannya teralihkan kembali pada petugas kebersihan itu. Memijat kakinya pelan yang diselimuti sepatu bot kuning. Tatapan prihatin terlihat di wajah Geo.

" Ada apa paman?" menghampiri pria yang sempat menolak bantuannya, Geo mendekat dan berlutut disamping pria itu.

Keheningan melanda dua insan berbeda umur ditaman  sore ini, satu pria masih memikirkan alasan apa yang cukup masuk akal diberikan kepada pemuda didepannya, serta satu pemuda yang diam hanya karena menunggu jawaban dari pria yang ia ketahui sebagai seorang petugas kebersihan.

" kaki saya tadi sempat terkilir nak karena terjatuh" jawab pria tersebut, mengurut pelan kakinya yang terasa semakin sakit. Meskipun faktanya, jawaban yang sempat ia katakan sangat berbanding terbalik  dari apa yang sebenarnya terjadi.

Geo yang berpendapat bahwa bapak tersebut tidak memiliki uang untuk mengobati kakinya, segera mendekat. Tanpa aba aba, Geo melepas sepatu yang pria itu kenakan, didunianya dulu ia pernah diajari oleh guru les nya dasar dasar memijat, meskipun hanya dasar dasar namun kemampuan Geo dapat dikatakan sudah cukup hebat bagi anak seusianya.

'cosplay jadi kang urut dah'

'Ini orang miskin bukan sih? kaki nya mulus banget dah'

pikir Geo keheranan, segera menepis semua kejanggalan yang ia rasakan sedari tadi bersama pria yang berada dihadapannya.

"sebentar ya paman" pinta Geo sopan, kedua tangannya sibuk mengurut kaki pria tersebut dengan penuh kehati hatian, bahkan terlihat wajah Geo penuh keseriusan saat membantu pria tersebut.

Melihat wajah penuh keseriusan pemuda dihadapannya, ia tersenyum tipis. Ia tidak menyangka, ternyata masih ada pemuda yang rela menolong dirinya dengan suka reka  tanpa memandang harta serta kedudukan. pria itu tersenyum penuh arti sembari menatap Geo yang masih memijat kaki nya, wajah penuh keseriusan yang ia lihat membuatnya terkekeh pelan.

"Masih sakit paman?" Tanya Geo, diirinya menatap heran pria dihadapannya yang tertangkap basah tengah menatap dirinya dengan senyum aneh, pria itu segera mengalihkan pandangan dari Geo.

'paman ini kenapa?'

"Udah tidak sakit nak"

"Terimakasih yang nak atas kemurahan hatinya"

Mendengar ucapan tulus dari pria tersebut, Geo tersenyum tipis. Dirinya kembali teringat niatan awalnya untuk membantu pria tersebut menyapu taman.

Berpikir cukup lama, kini Geo memutuskan untuk berpamitan kepada pria tersebut. Membatalkan niat awalnya. Mengambil ponsel milik nya yang berada disaku celana guna membuka aplikasi hijau yang menampilkan beberapa pesan dari keluarganya.

saat dirinya sibuk menatap kearah layar ponsel, Geo merasakan tepukan pelan di bahunya.

"ngapain lu disini?" tanya Vino, menyadarkan sahabatnya akan kehadiran dirinya serta Nanda.

Memasukkan ponsel miliknya kedalam saku celana, Geo menatap kearah dua sahabatnya secara bergantian. Yang satu pendiam, yang satu dingin.

"Tumbenan lu berdua, mana yang lain?" tanya Geo kepada mereka, meski arah pandangannya terus menatap kearah pria yang mengenakan jas hitam dengan dasi kupu kupu.Menambah kesan menawan. terlihat pria itu akan menaiki mobil dengan beberapa bodyguard yang mengawal.

Menyadari arah pandang Geo, lantas mereka mengernyit bingung.  "Dia siapa?" tanya Geo, Dibalas gelengan kepala orang  Vino serta Nanda.

"Tara sama Bima dirumah"

"Maksud?" Tanya Geo.

"Lu tadi nanya mereka!" Saut vino ngegas.

"Oh, iya. Maklum lupa"

Menggelengkan kepala mendengar jawaban dari sahabatnya, baik Vino maupun Nanda saling bertatapan, seakan memberikan telepati.

"Maen ke mansion gue yok!" ajak vino kepada Geo serta Nanda, seraya merangkul bahu Geo. Setelah mendapat persetujuan dari kedua sahabatnya, ketiga remaja itu terlihat berjalan kaki menuju mansionnya.

Sesampainya dimansion milik Vino, kini pemandangan yang disungguhkan sangat memanjakan mata, mansion dengan gaya klasik ala kerajaan abad pertengahan dengan rumput hijau terhampar luas. Taman  bunga berwarna warni menambah kesan kerajaan fantasi pada masion ini. Sangat berbanding terbalik dengan mansion Geo, yang hanya dihiasi oleh pepohonan ataupun tanaman yang  keseluruhannya hanya berwarna hijau.

"Indah banget taman lo Vin" puji Geo dengan mata berbinar, yang mana membuat Vino serta Nanda terkekeh pelan.

"kalo gue ajak kemansion jangan nolak" ujar vino

"Dulu aja, anti banget kalo diajak main kerumah kita" sindir Nanda. Seraya menjewer telinga Geo, yang mana membuat Geo refleks     memukul tangan Nanda.

" Santai broh"  Nanda sontak tertawa pelan setelah mendapatkan geplakan dari sahabatnya, tangannya melepas jewaran  pada telinga Geo.

" kalian mau sampai kapan debat terus?" kesal vino, meninggalkan Nanda yang terus menjahili Geo, yang mana cukup membuatnya jengah.

Melihat Vino memasuki mansionnya, Geo segera membuntuti si pemilik rumah. Sebab, meskipun pertemanan mereka sangat dekat, Geo asli merupakan tipe orang yang sangat sulit diajak bermain kerumah sahabatnya. bahkan,  ketika Vino mengajak dirinya serta Nanda, sahabatnya sempat terkejut karena dirinya mengiyakan ajakannya.

Disisi lain

Disebuah ruangan dengan cahaya remang remang, seorang pria berumur tengah mengotak atik komputer dihadapan sembari memasuki kode kode yang tidak akan diketahui oleh sebagian orang, seringai puas seketika menghiasi wajah pria tersebut.

Tumpukan manusia tak bernyawa tergeletak begitu saja dipojok ruangan itu. Keadaan mereka berbeda beda, kedua bola mata hilang,  otak yang terlihat jelas dari kepala. Sungguh pemandangan yang mengerikan.









•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Upp nihh,,, setelah sekian purnama nggak pernah up karena  asrama terus ujian juga.

Ini yang nanya kapan up udah up ya.

Makasih loh yang udah vote end komen,,,❤️  deh untuk kalian.

Vote and komen ya biar cepet update

👇

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang