Geo saat ini dalam perjalanan pulang menuju mansion nya. Netra nya menangkap jejeran gedung pencakar langit yang berbaris rapi.Terkadang Geo berpikir, bagaimana bisa dirinya menghadapi fase dewasa di dunia seperti ini. Dirinya hanyalah entitas kecil yang berada dalam genggaman tangan penulis, takdirnya telah ditentukan, layaknya pion sebuah permainan. Namun, bisakah dirinya merubah semua garis takdir buruk yang menjeratnya beserta orang terdekatnya?
Bolehkah dirinya beharap, ini semua hanyalah alam bawah sadarnya?
Kenyataannya, keyakinan yang Geo tanam kuat kuat, seiring berjalannya waktu mulai terasa goyah. Dirinya takut.
Sang supir melihat penumpangnya tampak berlarut pada pemikirannya, menggelengkan kepala, ia melirik lirik singkat pemuda dibelakangnya melalui kaca depan.
'dasar anak muda, pasti masalah percintaan '
Geo mengelus perutnya pelan, dirinya lapar, tapi juga mengantuk. Menguap pelan, salah satu tangannya menutupi mulut, ini adalah salah satu adab yang diajarkan guru agamanya kepada Geo. Matanya kian memberat, tak berselang lama, terdengar deru nafas teratur. Menandakan sang empu tertidur.
***
Mobil warna biru cerah dengan ciri khas mobil taksi kini terhenti tepat didepan gerbang mansion, sang sang supir terperangah melihat betapa mewahnya rumah penumpang muda ini. Rumah ini benar benar berukuran jumbo, suasana suram juga terpancar dari dalamnya.
Tak kunjung mendengar pintu belakang yang dibuka, sang supir menoleh kebelakang.
'pantas saja'
Melihat remaja dibangku belakang tertidur pulas, entah apa yang dilakukannya hingga penumpangnya ini tidak sama sekali tidak terganggu dengan mobil yang terhenti.
wajah kelelahan pemuda itu mampu membuat supir taksi itu merasa bersalah.
"Dek, udah sampai nih" sopir itu beberapa kali memanggil Geo dengan suara nya yang begitu pelan dan mengguncang lengan Geo.
"Eughhhh"
Membuka matanya dengan wajah bantal, Geo menangkap sang sopir menatapnya dengan tatapan aneh.
Beranjak dari duduk dan membuka pintu mobil, wajahnya masih menampilkan ekspresi linglung.
' kok gue ada di sini? '
'oo, iya. Pulang dari mansion Vino'
"Ini mas, terimakasih" Menyodorkan beberapa lembar uang berwarna biru kepada sang supir, Geo meninggalkan sang supir begitu saja meski mengetahui uang yang diberikan berlebih.
Tibanya dimansion, Geo mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan. Kosong, tidak ada seorangpun anggota keluarganya yang berada di mansion.
'bebas nih gue'
Melangkahkan kakinya kearah dapur mansion, Geo meminta maid yang ada disana untuk memasakan dirinya nasi goreng. Tak lupa, ia mengambil beberapa snack ringan untuk dirinya bawa, guna menemaninya menonton televisi diruang tengah.
Sesampainya disofa, Geo mendaratkan bokong pada dudukan sofa empuk nan lembut. Mengulurkan tangan pada meja dihadapannya, Geo menggambil benda persegi panjang.
Menghidupkan Tv, segera memindah mindah saluran yang ia inginkan. Pilihannya pada acara reality show, tangannya dengan lihai membuka Snack didalam toples dan memakannya, sembari menikmati acara tv yang ia pilih.
Mana berani Geo menonton acara favoritnya ditempat terbuka seperti ini. Mulutnya tidak henti hentinya mengunyah Snack. Dari tiga toples yang ada, satu toples sudah hampir habis dilahap Geo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...