52.mengakhiri cerita

3K 243 32
                                    

Mendengar semua cerita yang mengalir dari bibir Geo, hampir seisi mansion meneteskan air mata.

" Aku tidak tahu seberapa lama kegelapan dan kesunyian menyertai ku, saat aku terbangun aku sudah ada di rumah ini, di dalam tubuh Geo."

Delon tertegun ,tak melepaskan tatapan nya dari wajah Geo. Kerutan kerutan halus tercipta diwajah nya. Sesekali Delon mengangguk , walau anggukan yang penuh keraguan.

" Bukankah Daddy pernah bertanya, sejak kapan Geo selalu mimisan ? Ya Daddy, mimisan itu datang sejak jiwa gio ini menempati tubuh Geo dad, tubuh anak Daddy. Di dalam tubuh ini jiwa ku memang bahagia, karena aku mendapatkan kehangatan keluarga, mendapatkan kasih sayang dari kalian semua. Tapi di dalam tubuh ini, aku juga menderita, aku tersiksa. Karena setiap aku menginginkan ingatan Geo muncul, maka aku harus membayar nya dengan tetesan darah ku . Entah itu yang keluar dari hidung ku atau pun dari mulut ku. Sakit dad, setiap ingatan itu bermunculan, kepala ku sangat sakit. Tubuh ku sakit. Apakah dengan semua kesakitan yang aku rasakan ,itu masih bisa di sebut halusinasi?"

Semua mata menatap Geo. Tatapan yang penuh rasa iba. Jangan kan menyentuh kopi yang dihidangkan, bahkan menarik napas pun terasa sedikit sesak karena menahan tangis. Masih terekam jelas dalam ingatan mereka, bagaimana ekspresi yang ditampilkan wajah Geo saat pemandangan menyakitkan itu hadir di hadapan mereka.

" Jika kalian masih menganggap ku hanya berhalusinasi, aku masih sadar,aku masih bisa membedakan mana yang nyata mana yang tidak. Seberapa sulit keadaan ku sejak datang ke rumah ini, seberapa pahit pun kenyataan yang aku hadapi saat ini, aku masih punya tempat untuk mengadu. Menyampaikan segala keluh kesah ku.Selama aku masih bisa bersujud dan berdo'a, aku tidak akan pernah berputus asa. "

GEO kembali mengusap kedua pipinya yang masih saja basah walau berulang kali mengusap nya.

" Aku tidak tahu, apakah aku masih diterima di rumah ini sebagai gio atau tidak. Andai gio bisa, gio akan pergi ,mengembalikan raga yang gio tempati ini kepada pemilik nya,tapi dimana jiwa Geo pun aku tidak tahu. Dan aku tidak tahu harus pulang kemana, karena mungkin saat ini, tubuh gio ini  hanya tinggal menyisakan tulang belulang yang terbungkus kain kafan."

Pemuda bertubuh ramping itu menunduk, meratapi nasib nya yang tidak tahu harus bagaimana.

" Aku hanya punya bunda, tapi bunda pun sudah menganggap ku tidak ada lagi di dunia ini. Gio sudah mati. Mungkin hanya tinggal doa yang mengalir dari bibir bunda untuk kehidupan ku di alam sana, bukan di dunia ini. "

Geo tak mampu lagi mengangkat wajah nya. Isakan kecil sesekali terdengar dari sosok yang kini meratapi nasib nya. Wajah nya yang sudah memerah hanya tertunduk pasrah.

Seisi mansion tak mampu lagi membendung air mata nya.

" Jika kalian semua sudah tidak berharap aku dirumah ini, aku akan pergi, tapi aku minta izin untuk membawa raga ini, raga Geo yang tak mampu gio kembalikan lagi. Gio juga minta waktu, karena gio tidak tahu harus pergi kemana"

nada parau mengakhiri kata kata sekaligus cerita masa lalu yang keluar dari bibir Geo. Pemuda itu berulangkali menghapus air mata nya.

Seketika geo terdiam, tidak ada Isak tangis, tidak ada suara, tidak ada gerakan sama sekali dari tubuh nya. Geo terdiam geo terpaku . Semakin Menundukkan wajah nya , lalu terkulai diatas sofa. Gulungan kertas dalam genggaman tangan nya terlepas begitu saja.

Seisi mansion mulai panik, Delon dan ketiga putranya segera memburu tubuh Geo. Dibaringkan nya tubuh Geo diatas sofa, namun Geo masih tak bergeming . Matanya tertutup begitu rapat

Rasa khawatir mulai menyelimuti keluarga Pradipta. Ada apa dengan Geo? Delon berusaha membangunkan Geo, menepuk nepuk pipinya dengan pelan namun semua sia sia. Dengan baju yang dibasahi keringat, tubuh Geo terasa begitu dingin.

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang