Kamar yang didominasi warna abu itu masih berisikan Remaja dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya yang tak lain adalah Geo.Senyum tipis terukir diwajahnya saat menyelami alam mimpi. Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Namun, Geo tampak tidak terganggu sama sekali, yang terlihat saat ini, justru remaja itu semakin menyelami alam mimpi dengan sesekali bergumam kecil dengan guling yang dipeluknya erat.
Hihihihihi
Hihihihihi
HihihihihiBunyi alarm ponsel milik Geo terus terdengar, sebelumnya Geo memang menyetel terlebih dahulu alarm di ponsel berlogo apel kroak miliknya. Mengantisipasi dirinya akan tidur hingga malam hari.
Bunyi alarm dengan volume yang disetel kencang terus berdering. Setelah berdering cukup lama, remaja itu tampak terganggu. Menggeliat dan mengucek matanya pelan. Matanya masih terasa begitu lengket.
"Ck, sial banget sih nasib gue. kenapa juga gue mimpiin semua orang yang ada didunia gue dulu, 'gue pengen balik' " suaranya terdengar lirih, beberapa liquid bening tampak berjatuhan menandakan siempu dalam suasana hati yang buruk
Menghapus air matanya kasar, Geo kini menatap lamat kamar nan luas miliknya dengan tatapan rumit.
Menyudahi sesi sad, Geo kini beranjak dari tempat tidur. Mengambil handuk yang tersampir, melangkahkan kaki menuju kamar mandi, bunyi gemericik air tak lama terdengar. Menandakan pemilik kamar tengah melakukan ritual pembersihan kuman ditubuhnya.
Setelah merasakan tubuhnya segar, Geo kini memiliki pakaiannya yang akan dikenakannya. Handuk masih menutupi area privasinya dari paha hingga sebatas pusar.
Pilihannya kini jatuh pada sweater mocca serta celana panjang berwarna senada. Gambar segelas kopi dengan tambahan uap uap air tampak di sweater yang Geo pilih.
'perfek' mungkin kata itulah yang tergambar dibenaknya, setelah melihat tubuh ini dengan setelan pilihannya. Tubuh ini tidak gendut maupun kurus, namun terbilang mungil jika dibandingkan keluarganya yang lain. Tatapan matanya tajam, tapi disisi lain terlihat sayu. Netra coklat madu yang terlihat di cermin juga tampak indah. Bibirnya pun terlihat seperti bibir perempuan, tapi masih menyisakan kesan seksi dengan warna pink alami tentunya.
Wajah yang semula bangga kini terlihat tertekuk kesal. Niat hati ingin berkeliling mansion luas nan megah, namun niatnya diurungkan setelah mengingat kedatangan keluarga besar dari daddynya.
"Baikan sama tiga krunyil beres. Pingin maen sama mereka, tapi mager. Ngapain ya? Ah--"
Senyum tipis kini terukir, menggulurkan tangannya mencari cari dimana laptop itu berada, jidatnya ditepuk pelan oleh Geo sendiri. Dirinya baru mengingat bahwa laptop itu ditaruhnya didekat lemari.
Senyumnya semakin mengembang, mengingat betapa banyaknya stok jajanan tersimpan dikamar ini.
Jajanan √
Laptop √
Badan seger √
Dengan posisi tengkurap diatas tempat tidur, Geo segera mengotak ngatik laptopnya untuk menemukan tontonan yang ia sukai, sesekali salah satu tangannya mengambil snack yang berada tepat disampingnya.
'simulasi di surga, hehe'
Eeeeeeee...eeeee...eeeeeee
Tung tudung tung tung
Tingteringtingting
COCOMELON....
Opening mulai terdengar dari kartun kesukaannya, kartun populer dengan ratusan juta subscribe di YouTube menjadi pilihannya, memang tanpa alasan Geo menyukai kartun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...