14. opa Hendri

12.3K 943 31
                                    

Tatapannya terpaku pada objek dihadapannya. Remaja berpakaian santai terlihat dalam posisi tengkurap ditempat tidur. Snack jajanan terlihat berserakan didekatnya.

Salah satu tangannya terulur, mengambil snack diwadahnya, pipinya bergerak naik turun dengan tatapan serius mengarah ke layar laptop.

"Jangan sok sok an deh lu cil, begaya kayak gitu"

"Mampus! Jatuhkan~"

"Jatuh nya elite banget, woy tolongin! jangan nyanyi, hahahaha"

"capek banget ni perut ketawa"

Helaan nafas mulai terdengar dari mulut remaja itu, yang tak lain adalah Geo. Puas mengomentari kartun yang sedang ia tonton, Geo memutuskan untuk mematikan dan menutup laptopnya.

Terlihat, Geo terus memandangi laptop berwarna dark blue dengan sedikit polesan gold disekitar logo laptop, menambah kesan mewah pada laptop yang baru saja ia pakai.

Sedangkan disisi Hendri, dirinya masih menyaksikan bagaimana tingkah random cucunya, dimulai saat cucunya menonton kartun dilayar laptopnya disertai mulutnya yang tidak berhenti mengunyah makanan, tak lupa menyertakan argumen argumen kecil karena merasa kartun yang cucunya tonton tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, seketika dahinya mengernyit bingung ketika cucunya segera mematikan laptopnya lalu  menutup laptop tersebut.

"Seandainya Opa nggak disini, pasti udah keliling mansion"

Geo lantas membersihkan seluruh bungkus snack akibat ulahnya sendiri, seraya menggumamkan keluh kesahnya tanpa ia sadari.

"Wajah opa serem, gue berasa liat muka Hulk tadi malam, coba aja itu gue yang dimarahin" sesaat, Geo membayangkan ketika dirinya berada disituasi tersebut. Dimana seluruh keluarganya menatapnya dengan aura intimidasi yang tidak main main, membuat keberaniannya menciut.

Setelah dirasa seluruh bekas snack yang berserakan tadi telah bersih, Geo memutuskan untuk menjatuhkan tubuh diatas kasur, memejamkan kedua matanya.

"Bisa lumutan gue, mana hend-opa Hendri tinggal disini. Gue males pura pura begini "ungkap Geo, tanpa sadar membuat seseorang yang sedari tadi ia hindari perlahan mendekat kearahnya lalu mengusap rambutnya dengan lembut.

"Mengapa harus berpura pura, hmm?" suara deep voice dengan ciri serak basah serta beratnya kini mengalun ditelinga Geo, merasa ada yang tidak beres, Geo mengerjapkan kedua matanya berulang ulang.

Setelah pandangannya jelas, Geo dapat melihat opa nya tengah menatapnya. Senyum tulus menghiasi wajah tampan opanya,  sialnya, bagi Geo itu terlihat menakutkan.

'opa?'

Hingga

Bugh..

Bunyi gedebuk lumayan kencang terdengar, Geo terjatuh dari tempat tidurnya akibat gerakan refleksnya. Salah satu kakinya tadi entah bagaimana bisa terbelit selimutnya sendiri, mengakibatkan dirinya terjatuh. Mau tidak mau, dahinya lebih dulu mencium lantai kamar yang keras dan dingin.

Melihat opanya mendekat kearahnya, Geo segera berdiri. Wajah opanya terlihat menggelap dengan ekspresi datar, persis seperti saat opanya marah saat itu

"Hei, seberapa mirip kah wajah opa dengan mahluk yang kamu sebutkan tadi, hingga membuatmu terjatuh seperti tupai?" Menatap cucunya, Hendri hanya menghela nafas pelan.

"T-tidak" suaranya terdengar gugup, Geo benar benar dibuat panik mendengar pertanyaan yang dilontarkan opanya. Jangan jangan, segala macam kalimat yang diucapkannya diketahui oleh opanya?

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang