'Gue pasti mimpi, nggak mungkin kalo dia Rangga. Inget Gio, sekarang ini bukan dunia lo lagi, jadi nggak mungkin Rangga ada disini'Permintaan maaf Geo terhenti ketika netra coklat madunya bertubrukan dengan netra yang sama seperti yang dimiliki oleh pemuda tersebut, alis tebal dengan kesan garang, tatapan mata tajamnya, hidung mancung, bibir tebal nan seksi dengan kulit berwarna kuning langsat dengan tubuh atletis yang menjulang tinggi.
Mengharuskan Geo mendongak saat menatap pemuda tersebut, netranya tidak lepas dari ekspresi yang ditampilkan berupa wajah datar tanpa ekspresi, namun, yang Geo lihat tatapan mata pemuda tersebut menampilkan kerinduan yang sangat dalam saat menatap dirinya.
Sesaat Geo dan siswa itu saling bertatapan dengan pandangan yang sulit diartikan, hingga terdengar teman laknatnya yang meneriaki dirinya beserta pemuda dihadapannya dengan suara nyaring bak toa masjid hingga mampu menarik perhatian siswa lain untuk menatap kearah teman laknatnya dengan tatapan aneh.
"WOY LO BERDUA, NGAPAIN BERDUAAN GITU!" teriak pemuda keturunan indo singapur tersebut, yang mana membuat ia dan kedua remaja disampingnya menjadi pusat perhatian dari siswa lain yang sudah mulai berdatangan.
"Malu bambang! lu kalo mau teriak sana di hutan, udah suara kaya towa rusak" lontaran kata kata pedas keluar dari mulut pemuda yang berada disebelah kanan Tara, yang tak lain adalah Vino.
"Sirik bae lu Vin, gini gini suara jelek juga pernah masuk paduan suara waktu SMP ya" timpal Tara dengan muka tengilnya serta pongahnya, tanpa menghiraukan siswa lain yang masih melihat kearah mereka dengan berbagai macam tatapan.
"Bilang aja disekolah lu nggak ada murid cowok yang mau ikut, jadinya guru terpaksa narik lu" balas Vino disertai muka julidnya serta lirikan mata bombastisnya.
"Udah, adu bacot nya?" potong Nanda dengan wajah dingin serta ucapan sarkas nya, guna menghentikan kedua temannya yang kurang asupan obat kewarasanm
Kini tatapan Nanda teralihkan dengan pemuda yang tepat berada dihadapan Geo. Raut wajah bingung jelas tercipta di wajah Nanda.
"Lu kapan sampe nya? nggak kabarin kita" tanya Nanda kepada pemuda yang tadi Geo tabrak. "Dari kemarin malam" jawab siswa itu singkat padat dan jelas disertai nada dinginnya.
Setelah menjawab pertanyaan dari Nanda, mereka semua segera berpelukan serta berjabat tangan ala lelaki, kecuali Geo yang masih terdiam dengan menatap kearah siswa asing namun terasa familiar dihadapannya.
"Geo, lu kagak kangen apa sama si Bima? bukannya dulu yang nangisnya paling kejer ditinggal pindah Bima itu lu?" goda Tara dengan menaikan sebelah alisnya, serta menatap Geo yang masih termenung menatap kearah Bima. Jelas tinggi kedua sahabatnya terpaut lumayan jauh satu sama lain.
Nanda melihat keterdiaman Geo yang menatap kearah Bima, serta kepala mendongak hanya dapat terkekeh ringan.
mendengar perkataan Tara, bahwa pemuda didepannya adalah Bima. Pemuda yang membuatnya pusing tujuh keliling, tentunya, Geo merasa terkejut. Namum, Geo segera menormalkan kembali ekspresi wajahnya agar teman temannya tidak ada yang merasa curiga terhadapnya.
'dia bukan Rangga, cuman sama aja wajahnya'
Geo yang tersadar dari lamunannya segera berpelukan dan berjabat tangan seperti yang dilakukan temannya tadi terhadap Bima.
"Kalo gitu gue kekelas dulu ya, nanti lagi kita ngumpul di kantin" pamit Geo dengan membawa Beberapa buku ditangannya, lalu pergi dengan sedikit berlari meninggalkan mereka berempat.
"Mengapa dia tampak berbeda?" tanya Bima, menaikkan sebelah alisnya dengan netra matanya yang tidak lepas, terus menatap Geo hingga punggung pemuda tersebut tidak terlihat.
"Gue juga ngerasa sih, gue seneng Geo mulai tampak ceria dan terkesan nggak dingin, tapi disisi lain gue merasa khawatir karena gue ngerasa Geo nyembunyiin sesuatu dari kita"timpal pemuda tersebut dengan sorot mata teduhnya, namun nada bicaranya tersebut terdengar sangat lugas.
Kembali ke MC kita , Geo saat ini sudah berada didalam kelasnya dengan kepala yang ditelungkupkan, padahal saat ini terdapat guru yang masih menjelaskan materi yang menurut Geo sangat membosankan, saat Geo hampir meyelami alam mimpinya, tiba tiba Geo dikejutkan dengan suara pukulan penggaris yang cukup keras tepat berada dihadapannya.
BRAKkk
Suasana dikelas hening seketika, pukulan penggaris yang beradu dengan kerasnya meja kayu, menciptakan Susana menakutkan dikelas 12.
mengangkat kepalanya, guru laki laki yang sudah berumur dengan kepala plontos serta kumis tebalnya sedang menatap dirinya dengan wajah penuh amarah. Jika dalam dunia komik, mungkin wajah guru tersebut sudah tumbuh tanduk serta asap disekitarnya.
Seluruh siswa maupun siswi memusatkan pandangan kearah Geo yang terlihat masih santai, sedangkan siwa maupun siswi yang melihatnya sudah ketar ketir duluan.
"SEKARANG KAMU KELUAR DARI MATA PELAJARAN SAYA!" teriak guru botak tersebut, seraya menunjuk kearah Geo dengan penggaris panjangnya yang masih setia ia pegang.
Tanpa mengatakan apapun, Geo segera beranjak dari kelasnya lalu berjalan tak tentu arah, jika mood seorang Geo sedang rusak, beginilah jadinya.
Saat berjalan dengan langkah gontai serta wajah kusut, Geo dikejutkan dengan seorang siswi yang secara tiba tiba mendekatinya, lalu--
Plakk
Kepalanya tertoleh kesamping dengan pipi sebelah kirinya terasa panas sekaligus perih, secara bersamaan Geo hanya dapat kebingungan, meskipun hanya seorang siswi, yang Geo rasakan siswi itu menamparnya dengan sekuat tenaga. bahkan, dapat Geo lihat siswi tersebut tersenyum miring kearahnya tanpa merasakan perasaan bersalah sedikitpun, siswi tersebut tak lain adalah orang yang disukai oleh Geo asli yaitu Ana.
'sabar anak baik, orang sabar istrinya cantik '
Berusaha mengatur emosinya agar tidak meledak, saat itu juga tiba tiba ia dikejutkan dengan seorang pemuda yang secara tiba tiba menghampiri mereka berdua lalu menampar siswi tadi.
Plakk
'mampus!'
Geo nampak terkejut atas apa yang dilakukan pemuda tersebut, namun ia tidak dapat melihat wajah dari pemuda tersebut karena posisi pemuda tersebut membelakanginya.
_________________________________
Halo halo.......
Cek....cekkk....cekkkkk......
1,,,2,,,
Jadi disini aku mau bilang kalo dicerita ini tertujunya kearah Geo, jadi tokoh lainnya juga ada kok cuman memang bener bener nggak sering dibahas kan.
Kenapa????
Ya karena Geo tokoh utamanya,
Siapa coba yang nampar ana prozen itu hayoo????
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...