15. kotak hitam

12.4K 885 22
                                    

Saat ini Geo menuruni tangga, menemui orang yang tengah mencarinya, saat Geo sampai dilantai bawah dirinya mendadak bingung karena yang Geo lihat hanyalah para sepupunya.

Geo memutuskan segera berjalan kearah luar mansion untuk menemui orang yang tengah mencarinya, namun setelah ia berkeliling cukup lama, hasilnya tetap nihil. Bahkan para penjaga serta satpam yang melihat tuan muda pertama mereka berkeliling Mansion, tidak berani bertanya karena takut akan mendapatkan amukan dari tuan mudanya.

Setelah merasa cukup lelah berkeliling mansion, Geo merasa sangat malu, mengapa dirinya tidak bertanya kepada para sepupunya yang tengah berkumpul diruang keluarga? mengapa ia harus berkeliling Mansion, tanpa bertanya kepada para penjaga tentang siapa orang yang mencarinya? sudah dibilang kan, jika Geo versi new ini memiliki sifat yang rada lemot berbeda dengan versi yang lama.

Berniat kembali memasuki mansion, Geo berjalan kearah sepupunya, terlihat dua orang remaja dengan wajah yang teramat tampan tengah memainkan handphone serta mengotak ngatik laptop yang berada dipangkuannya, terlihat juga seorang remaja yang seumuran denggannya tengah menonton televisi serta memakan snack yang tengah dirinya pegang.

Dengan langkah pelan, Geo memutuskan untuk bertanya kepada remaja yang memiliki umur dibawah dirinya, atau lebih tepatnya sepupunya yang menonton tv.

"Lino, tau orang yang nyari gue tadi nggak?"

Remaja yang tengah sibuk menonton televisi tersebut menolehkan kepala kearah sumber suara, pemuda bernama lengkap Elino Levi Pradipta, atau lebih tepatnya anak ketiga dari papa davin yang kini masih berada dimansion daddynya beserta para saudaranya.

"Diatas meja yang bungkusan item bang, orangnya tadi keliatan buru buru, jadinya nitipin kekita" memasang wajah kebingungan, tapi Lino tetap menjawab pertanyaan sepupu es nya. Dirinya cekikikan melihat wajah murah Abang twins. Hoo, pasti mereka cemburu karena bang Geo bertanya kepadanya, bukan kepada mereka.

Mendengar jawaban dari sepupunya, Geo langsung memfokuskan pandangannya kearah bungkusan hitam yang tergeletak diatas meja.

"Pasti itu"

Segera, dirinya melangkahkan kakinya kearah bungkusan plastik hitam berbentuk kotak, dengan kertas putih yang menempel diatas bungkusan tersebut.

Tangannya terulur, meraih bungkusan kotak itu lalu mendaratkan tubuhnya di sofa, dekat dengan para sepupu twins nya. Membaca isi kertas diatas bungkusan hitam berbentuk kotak itu, Geo mengernyitkan dahinya bingung.

Dirinya tidak ambil pusing hanya karena tulisan dari kertas tersebut,

Segera, Geo mengeluarkan pisau kecil yang berada di saku celananya. Membuka kotak itu dengan sangat satisfying.

Senyum cerahnya seketika luntur. Tubuhnya bergetar pelan. Tatapannya tampak ketakutan, keringat sebiji jagung seketika membanjiri tubuhnya.


"C-cacing"

Melempar sembarang kotak dipangkuannya, tubuhnya sontak melompat menuju kedua sepupunya.

sekumpulan cacing tanah terlihat menggeliat kehabisan nafas, berceceran mengotori lantai mansion.

"B-bang, cacing. Banyak banget" suaranya tampak bergetar, mengeratkan pegangannya pada salah satu  sepupunya, Geo bercicit pelan. Kenzo Dare Pradipta dan Kenzi Dare Pradipta, lebih tepatnya kakak dari Lino yang sekarang tengah mengenyam pendidikan di sebuah universitas ternama.

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang