51.membuka masa lalu

2.2K 243 20
                                    

" ge lu mimisan ge!" Teriak Nanda segera melompat mendekati tubuh Geo yang sudah merapatkan kedua kelopak matanya

Seisi mansion dibuat geger oleh Geo yang pingsan dalam keadaan mimisan.

______________________________________

***

Malam begitu hening. Hanya terdengar jeritan jengkrik yang memecah kesunyian . Setelah keluarga Pradipta dan keempat teman nya dikejutkan oleh keadaan gio, kini mereka terlelap dalam mimpi.
Geo membuka matanya. Tubuh ramping nya sudah terbaring diatas ranjang . Bangun dengan kaki selonjor, lalu mengucek ngucek kan kedua matanya, memastikan apa yang dilihat nya itu benar .

'Ngapain semua orang tidur di kamar gue, ada yang tidur di sofa, dilantai bahkan diranjang gue. Untung kamar gue luas, kalo enggak...udah kayak ikan di penampungan.'

GEO turun dari ranjang nya. Menutupkan selimut berukuran super jumbo ke tubuh ketiga adik nya, lalu melangkah pelan mengindik ngindik berjalan diantara sosok sosok terkulai yang sedang dibuai mimpi.
Dengkuran dengkuran kecil sesekali terdengar dari para sepupunya yang tidur bergelimpangan tak tentu arah, di atas karpet berbulu di kamar tidur nya. Ketiga sahabatnya tidur pulas diatas sofa. Luna teman sekelas nya sudah tidak terlihat wujud nya di mansion saat itu.

Menuruni anak tangga , Geo menuju ruang keluarga . Ruangan yang sejak tadi sudah gelap, Geo biarkan begitu saja. Mendaratkan bokong nya di sofa,
GEO duduk seorang diri dalam kegelapan .

Mendengus pelan, memikirkan apa yang akan terjadi dalam hidupnya selanjut nya. Harus kah ia meminta pada sang pencipta ,untuk mengembalikan gio ke tubuh aslinya? Tapi bukan kah saat ini tubuhnya sudah terkubur dalam tanah ? atau mungkin sudah hancur menjadi tanah dan hanya menyisakan tulang belulang yang dibungkus kain kafan. Lalu kemana jiwa nya akan datang jika ia harus kembali?

Liquid bening mulai tergenang di kedua matanya.

' Aku gio, jiwa yang menempati tubuh ini ,sudah tidak punya raga, tidak punya tempat untuk kembali.'

Bulir bulir bening mulai jatuh dari kedua matanya.

Tak bisa berhenti memikirkan apa yang akan terjadi selanjut nya , Geo memijit mijit kening nya yang mulai merasa pusing.

Haruskah ia pergi sejauh jauh nya?menampik semua kenyataan yang terjadi kalau dia hidup di dalam raga orang lain. Bertahan? Kalau pun dia bertahan bukan karena harta semata. Kehangatan keluarga , dan curahan kasih sayang yang dia dapatkan menjadi alasan terbesar baginya untuk berat meninggalkan keluarga ini.

Saat Geo masih bergelut dengan pikiran nya,
Cahaya remang jelas terlihat di atas meja. Kertas tergulung yang menyerupai kertas ala jaman kerajaan , berwarna coklat tanah dengan kesan bladus serta ujung nya terlihat termakan usia, kembali muncul dihadapan nya.

Jiwa kepo nya kembali meronta .
GEO segera mengambil kertas itu. Lampu senter di handphone nya segera ia nyalakan. Perlahan Geo mulai membuka dan membaca untaian kata di dalam nya

(........................)

GEO menghela nafas lelah. Menggulung kembali kertas itu dan membiarkan nya tetap dalam genggaman nya. Ada sedikit ketenangan yang menelusup jauh di relung kalbunya.

Senter dari handphone nya segera ia matikan. GEO kembali duduk dalam kegelapan .

Cetrek

Tiba tiba ruangan itu jadi terang benderang.

" Mengapa duduk dalam kegelapan nak?"

GEO terlonjak kaget mendengar suara yang muncul tiba tiba

" Oma, kenapa Oma belum tidur? Ini sudah pukul 2 malam Oma, tidak baik untuk kesehatan Oma." Ucap Geo dengan lembut seraya melangkah mendekati Oma Hana yang sudah duduk di sofa.

Gio Or GeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang