"Lu kalo g*bl*k jangan g*bl*k nian Tar!" semprot vino kepada teman sengklek nya."Ge tapi lu lucu kalo nangis~, mau jadi adek gue nggak?" pernyataan disertai pertanyaan tiba tiba terlontar dari mulut pemuda bernama Nanda. Merutuki kebodohannya karena tidak dapat mengerem mulutnya yang terkenal irit bicara, Nanda hanya dapat meringis menahan malu.
Kerutan samar tercipta diwajah Nanda, jika diperhatikan lebih intens, dapat ia lihat wajah sahabatnya seakan menahan sakit, mengedipkan matanya berulangkali untuk memastikan apa yang baru saja dirinya lihat.
"Heh enak aja, Geo adek kita bareng bareng ya!" sela Vino tak mau kalah.
Sedangkan Geo, melihat perdebatan un faedah teman temannya, ingin sekali ia menyentil ginjal mereka, terutama Tara. Namun, kondisinya untuk saat ini sangat tidak mendukung rencananya, huh, mungkin lain kali, kalo ingat.
Setelah dirasa sakit kepalanya mereda, Geo segera menghapus air matanya, mengambil paksa permen bentuk kaki yang masih dipegang oleh Tara.
'mayan gratis'
Keempat temannya, melihat Geo mengambil permen kaki yang dipegang Tara, dibuatnya cengo. Dulu mereka masih mengingat dengan jelas ketika sahabat sedih, Vino memiliki inisiatif untuk memberikan temannya ini permen, namun, bukannya permen tersebut diterima, justru Vino mendapatkan geplakan kasih sayang dari Geo, dan berkata dengan nada dingin serta menusuk.
Gue bukan bocah yang bisa kalian hibur dengan permen ya!
"Makasih permennya, tolong bilangin ke guru, gue pulang duluan karena ada acara" Ujar Geo berbohong, meninggalkan mereka yang menampilkan wajah bodoh, tidak lupa dengan tos ala pria yang dilakukan Geo kepada mereka.
"Ge, tangan lu kok dingin banget?, sekarang cuacanya panas lo" tanya Vino kebingungan, karena merasakan sensasi tangan Geo yang begitu dingin saat mereka bertos tadi.
"Mana gue tahu, gue kan tempe"jawab Geo acuh, mengedikkan kedua bahunya, lalu segera meninggalkan area kantin.
Setelah berjalan menuju kelasnya guna mengambil tas yang ia taruh tadi pagi, Geo segera melangkahkan kakinya kearah parkiran sekolah.
Sesampainya diarea kantin,
melihat diatas motor kesayangan terdapat seorang pemuda dengan entengnya menduduki motor miliknya tanpa persetujuan dari Geo, Geo benar benar dibuat emosi. Bahkan, disekitar pemuda tersebut, terdapat sekitar tiga pemuda lainnya tengah berbincang bincang. Yang tak lain adalah, Aiden dkk.Tanpa pikir panjang, Geo segera menghampiri pemuda tersebut, "woy!lu kalo mau nongkrong, jangan di motor gue! motor gue udah dibersihkan pake emas 50 karat, terus lu dengan entengnya ngedudukin motor gue?" Suara dengan nada tinggi serta wajah yang bersungut-sungut membuat keempat pemuda yang awalnya berbincang ringan, segera mengalihkan atensi kepada Geo.
Bukannya merasa takut, keempat pemuda ini justru tertawa terbahak bahak mendengar teriakan marah dari rival sahabatnya. Huh, lihat lah eskpresi yang ditampil oleh rival Aiden, terlihat seperti anak kecil yang mainannya direbut.
"gue serius, terutama lu A-I-D-E-N, turun dari motor gue!" Nada penuh penekanan dari Geo, sama sekali tidak diindahkan oleh keempat remaja itu.
"Kalo gue nggak mau gimana?" tanya Aiden disertai smirk andalannya. Menatap ketiga temannya, ketiga temannya yang ditatap sedemikian rupa oleh Aiden angkat suara" lu jangan ganggu Aiden dong Ge, nanti Ana makin ilfeel sama lu" ujar pemuda yang berada tepat disebelah kirinya Aiden. Satya Argo Winata.
Mungkin jika disamakan dengan sahabatnya, satya ini memiliki sifat yang sama dengan Tara, tengil juga humoris. Namun ketika berbicara serius, perkataannya perkataannya mampu menembusnya jantung.
"Le jengen genggu eiden deng Ge, nenti ene mekin elfeel seme le " menggerakkan mulutnya layaknya bebek. Geo menatap sinis Satya yang tampak geram.
"Asal kalian tau, gue udah nggak suka sama tu cewek. Tadi pagi pacar lu tiba tiba nampar gue tanpa sebab. Yang ada, gue yang ilfeel" menatap Aiden sinis, Tanpa aba aba, Geo mendorong Aiden dari motornya. Tanpa peduli pemuda itu akan terjerembab atau tidak.
Menghidupkan motornya, Geo segera tancap gas meninggalkan kawasan sekolah dengan kesal.
Sesampainya dimansion, berjalan menuju kamarnya, Geo segera menjatuhkan tubuhnya kearah tempat tidur.
Dirinya hari ini benar benar merasa lelah, mungkin efek dari bertemu protagonis pria tadi.
Mengabaikan sepatu serta seragam ditubuhnya, Geo memejamkan matanya karena kantuk yang menyerang.
--------------------------------------------------------
Kalo ad typo bilang,lagi males ngerevisi
👇 vote woy vote,!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...