Delon, duda empat anak itu menuju lokasi tempat anaknya diculik layaknya orang kesetanan. Tanpa peduli akan sumpah serapah yang pengemudi lain lontarkan setelahnya .
Delon melajukan mobil sedan hitam miliknya seorang diri dengan kekuatan penuh, setelah mengetahui lokasi keberadaan Geo dari Ares.
Sesampainya Delon ditempat yang ia tuju, Delon secara membabi buta melumpuhkan siapa saja yang ia lihat di pandangannya. Tanpa peduli mereka adalah kawan ataupun lawan.
Setelah mendapatkan informasi yang ia butuhkan melalui anak buah Bian, Delon berlari tunggang langgang kearah ruangan yang pria botak itu sebutkan.
Pandangannya tertuju pada salah satu ruangan dengan pintu terbuka.
Tatapan tajam Delon arahkan pada punggung rivalnya semasa sekolah. Suara langkah kaki yang Delon ciptakan sama sekali tidak menimbulkan bunyi.
Bugh
Dengan tehnik khusus, Delon menendang tubuh bagian samping Bian, tepat mengenai bagian ginjal pria itu. Melihat tubuh rivalnya yang terjatuh secara tiba tiba, menimbulkan seringai puas bagi Delon.
Hoo, bukankah Bian terlalu ceroboh? Menempatkan puluhan bawahan dengan skill payah ditempat seperti ini? Bahkan, hanya tendangan ringan yang Delon berikan, mampu membuat Bian terpelanting keras.
Alisnya menyatu, mendengar tangisan lirih dari seseorang remaja. Matanya membola mendapati tubuh penuh luka anak sulungnya.
Nafasnya memburu, tatapannya menggelap melihat tubuh Bian yang tidak kunjung berdiri. Salah satu kakinya kini ditempatkan pada dada Bian dan menginjaknya dengan keras. Melihat pistol yang akan Bian tembakkan kearahnya, Delon dengan sigap mendahuluinya menendang pistol ditangan Bian hingga terpental jauh.
Persetan akan rintihan yang Delon dengar, melihat tubuh sekarat anak sulungnya menyebabkan emosi nya memuncak. tangannya terulur mengambil senjata tajam yang sempat ia sembunyikan.
Dor
Dor
Dor
Dor"AKHH-- K*P*R*T KAU DELON! AKHH-- KEDUA KAKIKU!..TANGANKU!..."
Teriak Bian, setelah keempat peluru itu berhasil menembus kedua kaki dan tangannya.
Berlari kearah dua remaja yang kini berada di sudut ruangan, Delon lantas merebut paksa tubuh lunglai Geo. Vino hanya terdiam, membiarkan tubuh lunglai itu diambil alih oleh Delon.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Delon meninggalkan remaja itu seorang diri. Dengan penuh rasa penyesalan, Vino hanya bisa menatap kepergian ayah dan anak itu dengan tatapan nanar.
Batin Vino masih bergejolak. Pikirannya kacau balau mendapati segala macam usaha yang dirinya lakukan hanyalah berupa batu loncatan demi kesuksesan rencana busuk Bian. Pria itu sungguh br*ngs*k, memanfaatkan dendam yang Vino simpan guna menghancurkan hidup Geo.
'maafin gue Ge. Seandainya gue tau yang sebenarnya terjadi, gue nggak akan lakuin ini semua ke lu, sahabat baik gue. Andai lu bisa denger penyesalan dan permintaan maaf gue tadi..."
"AKHHH! BIADAB LU BIAN!" teriakan keras Vino bergema diruangan itu. Pipinya kembali basah dengan air mata yang ia tumpahkan. Tangis penyesalan Vino terdengar diruangan luas nan sepi.
***
Delon, saat ini tengah berada dirumah sakit dengan anak sulungnya yang kini berada diranjang persakitan.
Hatinya begitu hancur melihat kondisi Geo. Anak sulungnya kini terlihat tidak berdaya dengan alat alat yang menopang tubuh ringkih itu. Lilitan perban menutupi area bekas luka yang anaknya dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...