Empat pria dihadapan Geo melangkahkan kakinya kearah luar mansion guna menyambut kedatangan keluarga ini, sedangkan Geo dirinya masih termenung dengan segala kesalah pahaman akibat pemikirannya.
***
Semakin memikirkan,semakin Geo pusing dibuatnya.
Memutuskan untuk menyambut kedatangan keluarga Gempur, Geo melangkahkan kakinya kearah luar.
Memposisikan dirinya disamping abangnya, Geo kini memasang senyum manis dan bertekad untuk menjaga sikapnya dihadapan keluarga berpengaruh ini.
Saat ini opanya, Daddy, ayah, papa, bang Vero, oma dan sepupu kembarnya tengah menunggu keluarga Gempur layaknya seorang pekerja yang menunggu majikannya datang.
Sungguh, melihat Oma nya datang kemansion setelah sekian lama pergi karena urusan pekerjaan, membuat dirinya menjadi agak canggung.
"Mereka orang tua kak Ares bang?" Bisik Geo kepada abangnya Vero, "iya" balas Vero singkat. Mendengus kesel karena jawaban singkat dari sepupunya, Geo kini memfokuskan pandangan kearah pria berkulit tan dengan setelan kemeja hitam serta kacamata yang bertengger apik. Sungguh, wajah pria itu begitu menyeramkan dengan brewok halus di sekitar wajahnya.
Disebelahnya, wanita berumur dengan balutan dress selutut berwarna hitam dengan riasan wajah sederhana, kesan pertama yang Geo dapatkan dari wanita ini lumayan baik.
Geo kini menatap kearah pasutri ini dengan wajah bingung, bukankah tadi kak Ares mengatakan akan berkunjung kemansion nya, lalu sekarang? mengapa Geo tak kunjung melihat batang hidungnya?.
Melihat seluruh perlakuan yang diberikan oleh keluarganya kepada keluarga kak Ares, semakin membuat opininya kuat, bagaimana bisa, keluarga yang terkenal begitu acuh tak acuh kepada orang sekitar kini memperlakukan orang lain dengan sangat hangat sekaligus hormat.
Menatap sekeliling, Geo kini memperhatikan pria ini tengah menyapa para pria Pradipta, sedangkan wanita ini tengah menghampiri oma Hana beserta mami Tiara.
Menghela nafas pasrah melihat adegan live di novel ini, Geo kini mengerti bagaimana orang miliarder berkomunikasi setelah menyaksikannya secara langsung, dirinya juga menyadari bahwa dunia ini bukanlah dunia novel semata, melainkan dunia nyata, dengan dimensi yang berbeda, maybe.
"Bang, mereka nggak disuruh masuk gitu?" Geo dengan setengah berbisik bertanya kepada abangnya, ayolah! Biasanya jika ada tamu kita akan mempersilahkan masuk terlebih dahulu, baru berbicara santai, telebih waktu mereka berkunjung itu malam hari, bukan sing hari.
"Dad, anak sulungmu meminta agar tamu kita dipersilahkan masuk" Vero dengan suara lantangnya menyuarakan perkataan Geo, meskipun dicampur sedikit bumbu kebohongan tentunya. salam sapa mereka kini terhenti karena perkataan usahawan muda Pradipta, tak lain adalah Vero, sepasang pasutri ini kini beralih menatap Geo,"ah-, sepertinya anak sulung Delon begitu perhatian, bukan?"
"Maaf Vanessa, sepertinya andalah yang terlalu merasa kepedean" saut mami Tiara dengan senyum tipis. Geo mendengar perkataan tak sopan yang diutarakan maminya, membulatkan mata terkejut. Sungguh! demi apapun! Biasanya maminya begitu jarang bersuara, bahkan menurut Geo, maminya lah yang memiliki sifat paling pendiam dimansion ini.
"Bukankah anakmu telah mempersilahkan kita masuk, sob!" Seru Vanessa dengan wajah terhibur.
Oke,untuk saat ini sepertinya Geo salah mengira sifat dari wanita yang diduga sebagai mommynya kak Ares.
Setelah mempersilahkan mereka masuk dan melaksanakan makan malam bersama dengan suasana tenang, kini Geo tengah duduk disofa karena paksaan dari keluarga nya. Faktanya, bahwa Keluarga ini begitu kejam, bagaimana mungkin dirinya disuruh bergabung dengan mereka semua, terlebih Geo disini hanyalah menjadi patung, mungkin Handphone miliknya menjadi penyelamatnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gio Or Geo
FantasyGio maheswara menyadari, bahwa dirinya tiba tiba berada ditubuh Geo Bagaskara Pradipta. Gio, anak tunggal dengan sifat bar bar ini, kini berada ditubuh anak sulung bermarga Pradipta, permasalahan pelik yang dialami Geo membentuk pribadi yang keras s...