13. miliku seutuhnya.

17.4K 267 4
                                    

Malam ini malam minggu netta benar-benar bosan di dalam rumah terus, ditambah suaminya sangat cuek semeja kejadian ia kabur dan hampir di culik kedua preman, seperti sekarang ini netta duduk di teras rumah ditemani dua bodyguard albert.

Netta menatap dua orang berbadan besar yang sedang mengawasinya, sungguh netta tidak nyaman jika di awasi seperti ini, seperti tawanan saja. netta masuk kedalam rumah mendapati suaminya yang sedang mengobrol dengan danu.

Netta berdiri di samping danu menatap albert. yang tidak menghiraukan keberadaannya, netta menyenggolnya lengan danu membuka sang empu menoleh kaget.

"Kenapa?" Tanya danu menoleh.

Netta melirik albert yang menatapnya datar, menggeleng pelan. "Tidak. aku ke luar dulu, ya" pamitnya yang langsung keluar kembali membuat dua orang dewasa menatap netta heran.

Netta kembali duduk ia menatap dua pria itu kesal. "Om, di panggil om al, katanya ada yang mau di bicarakan" ucap netta bohong.

Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain. "Baik. Non tunggu disini jangan kemana-mana" ucap bodyguard itu yang langsung masuk tanpa curiga.

Netta terkekeh kecil ia berlari keluar rumah albert, sesampainya di gerbang rumah albert ia langsung keluar tanpa izin dari satpam, karena satpam sedang sakit jadi tidak masuk. "Akhirnya bisa keluar juga" lirih netta.

"Kata siapa bisa keluar, hm?" Tanya albert tersenyum miring menatap netta yang syok mendapati dirinya.

Netta memalingkan wajahnya enggan menatap albert, karena, tatapan albert sekarang ini sangat menyeramkan. "O-om, t-tadi ak----"

"Masuk, sudah malam" potong albert tanpa menunggu Jawaban dari netta.

Netta menggeleng ia maju mendekati suaminya. "Om, ini malam Minggu aku pengen ke pasar malam, biasanya kalau aku ada di rumah kedua orang tua aku, setiap malam aku ke pasar malam sama teman-teman, sekarang aku sudah lama tidak kesana" cicit netta.

Albert menatap lekat wajah netta, ia jadi tidak tega melihat wajah istrinya yang sedih. "Yasudah malam ini kamu boleh ke pasar malam, asalkan bersama saya" ajak albert, tanpa menunggu persetujuan dari sang empu ia langsung menarik netta masuk kedalam rumah. "Ganti pakaian kamu, gunakan switer" suruh albert.

"Tap---"

"Cepat, nanti saya berubah pikiran lagi" suruh albert.

Netta mengangguk ia buru-buru naik kelantai atas Menganti pakainya, ia menggunakan sweater dan celana panjang. "Om hayuk" ajak netta tidak sabar.

Albert menoleh ia menatap netta dari atas sampai bawah, aman. "Hm" jawab albert masih cuek. netta tidak mempermasalahkan itu ia langsung keluar berlari seperti anak kecil. albert yang melihat istrinya seperti anak kecil geleng-geleng kepala.

Didalam mobil mereka sama-sama diam, netta sibuk menatap jalanan yang ramai, albert fokus menyetir, sesekali ia melirik netta. "Om pernah ke pasar?" Tanya netta menatap albert.

Albert menggeleng.

"Oh" gumam netta malas.

Mereka kembali hening. Tidak lama mereka sampai di pasar malam yang ramai, netta menatap sekeliling yang ramai banget orang seumurnya sedang jajan dan masih banyak lagi.

"Wow ramai banget" cicit netta dengan wajah yang berbinar.

Albert mendengus kesal melihat banyak pria seumuran istrinya, ia berasa paling tua diantara mereka. "Kita pulang aja" ajak albert menarik pelan tangan netta.

Netta menoleh ia menggeleng cepat. "Enggak mau. aku mau jajan di sini" tolak netta cepat.

"Kita ke mal aj---"

"Abang ganteng" teriak netta berlari menyusul pria yang lebih tua darinya, sekitar umur 22 tahun. "Abang ganteng apa kabar?" Tanya netta menatap pria yang menatapnya kaget.

"Bocil" kaget pria itu menatap netta

Netta yang dipanggil 'bocil' mendegus kesal. "Aku sudah besar, sebentar lagi aku lulus sekolah" kesal netta memukul pelan lengan pria itu.

"Ah, masa sih?" Godanya.

"Bang ari, ish, aku ngambek nih" kesal netta memukul brutal ari.

Ari terkekeh geli. "Kemana aja sekarang?, Ko udah enggak jualan lagi sih?, Abang setiap hari ketempat kamu jualan tapi kamu enggak ada terus, abang khawatir, tau"

Netta terkekeh kecil, ia memeluk ari. "Netta baik-baik saja, netta sayang banget sama abang ganteng" lirih netta.

Cup
Cup
Cup

Netta mencium kedua pipi ari, dan kening ari membuat sang empu melotot kaget. "Hahah, abang apa kabar?" Tanya netta.

"B-baik" jawab ari gugup.

"SIALAN" marah albert menarik netta. menatap tajam kedua orang yang terkejut. "ADA HUBUNGAN APA KAMU SAMA DIA, HAH?" Bentak albert, seluruh pengunjung menatap mereka kaget.

Netta menggeleng. "K-kami t-tidak----"

BUGH
BUGH
BUGH
BUGH
BUGH

Albert memukul ari brutal membuat semua orang terkejut, termasuk netta yang syok. "SIALAN!, KAU ADA HUBUNGAN APA SAMA ISTRI SAYA?" bentak albert marah.

Netta berusaha menarik albert dari ari yang sudah babak-belur. "Om, sudah, hiks, bang ari ti---"

"DIAM KAU!" bentak albert terus memukul ari. Semua orang menatap takut albert mereka takut kena imbas kemarahan albert.

"OM AL STOP!" bentak netta. menarik albert sekuat tenaga menatap tajam albert. "KAU SUDAH KETERLALUAN, KAU MENGHABISI ORANG LAIN TANPA TAU KEBENARANNYA---"

"KEBENARAN APA?, HAH, KWU JELAS-JELAS MENCIUM PRIA LAIN DI DEPAN SUAMI KAMU SENDIRI"

Netta terduduk lemas di tanah ia mengacak-acak rambutnya kesal. "Kenapa hidup aku jadi hancur seperti ini?, kenapa kau datang di kehidupan aku, kenapa kamu merubah semua kehidupan aku yang awalnya tenang jadi hancur seperti ini" teriak netta kesal.

Albert menarik netta sampai berdiri menghadapnya. "Kau bilang apa, hm?" Tanya Albert dingin, ia berusaha mengontrol emosinya.

"Gara-gara kau hidup aku hancur" jawab netta menatap wajah albert.

Albert tersenyum miring. "Selama ini saya sudah sabar menghadapi sibuk kamu, sekarang, saya tidak bisa sabar" Albert membopong paksa tubuh netta masuk kedalam mobil.

"Lepas, om" teriak netta memberontak.

Albert tidak menjawab ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia harus segera sampai di rumah, ia akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah netta lupakan seumur hidupnya. Setelah sampai ia kembali membopong tubuh netta membawanya masuk kedalam rumah, mengabaikan tatapan pelayan yang menatap mereka kaget.

Albert membanting tubuh netta ke kasur, menatap netta dengan tatapan tajam tidak lupa senyum iblis yang ia miliki, netta yang melihat itu ia semakin menangis takut. "Malam ini kau akan menjadi milikku, netta Algeria" gumam albert.

Albert membuat seluruh pakaiannya, menyisakan celana pendek dan kaosnya. "Kau sudah siapa, baby?"

Netta menggeleng cepat. "O-om j-jangan, o-om jangan lakukan i-itu aku m-masih s-sekolah" tahan netta mendorong dada albert yang semakin dekat dengannya.

Albert terkekeh kecil ia mengelus pipi netta. "Saya tidak peduli itu" ucap albert. Ia langsung mendorong tubuh netta mencium bibir netta kasar, netta semakin terisak ia memberontak sekuat tenaga minta dilepaskan, semakin netta memberontak semakin Albert kasar.

Tangan albert tidak tinggal diam ia melepas paksa pakaian netta menyisakan kaos dan celana dalam. "Kau akan menjadi milik aku selamanya" bisik albert. Ia langsung melakukan yang seharusnya ia lakukan sewaktu mereka sah jadi suami istri.

"AHK......ARGHHHH" teriak netta.

Albert tersenyum manis, ia membelai wajah netta. "Mulai sekarang kau milikku seutuhnya" bisik albert.

***

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang