14. hukuman

17.3K 266 6
                                    

Netta mengerjap kan matanya menyesuaikan sinar matahari yang menerobos masuk kedalam kamarnya, ia menoleh kesamping melirik suaminya yang masih tidur pulas sambil memeluknya erat.

Rasanya tubuhnya remuk setelah di gempur albert semaleman, seperti kesetanan, air mata netta mengalir deras ia sudah tidak suci lagi, tubuhnya sudah disentuh albert. ia membenci albert ia membenci dirinya sendiri karena ia tidak bisa menjaga dirinya dari orang jahat.

Netta memejamkan matanya menahan isak yang yang ingin keluar, membekap mulutnya menggunakan tangannya, ia semakin menangis masa depannya sudah hilang, masa depannya hancur dalam sekejap.

"Hiks" isak netta tidak kuat.

Albert membuka matanya mendengar suara tangisan seseorang. ia menatap wajah netta yang banjir air mata. "S-sayang kam---"

"AKU BENCI KAMU AL, AKU BENCI KAMU" teriak netta memukul albert brutal, mengabaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Albert menahan tangan netta. "Sayang dengerin aku dul---"

"DASAR BAJINGAN KAU SUDAH MEREBUT MASA DEPANKU, KAU SUDAH MENGOTORI KU, BAJINGAN!" teriak netta terus memukul albert.

Albert melepaskan cekalnya membiarkan istrinya memukulnya sampai puas, beberapa menit albert hanya diam menatap lekat wajah netta yang sembab. netta menyudahi pukulannya ia meremas rambutnya kesal.

Albert yang melihat itu ia langsung menepis tangan netta. "Jangan sakiti diri kamu sendiri" ucap albert tidak suka.

Netta mendongak ia menatap wajah albert. "Aku sendiri tidak boleh menyakiti diri aku sendiri, tapi kenapa kamu menyakiti aku?, HAH?" bentak netta.

Albert diam membisu ia mengusap pipi netta yang basah. "Jangan na---"

"KELUAR KAU BAJINGAN, DASAR PRIA BIADAB, TIDAK PUNYA HATI, IBLIS, KAU LELAKI BEJAT" teriak netta mendorong tubuh albert.

Albert menghela nafas panjang ia mengangguk, mengambil pakaiannya yang tergelak di lantai. "Saya keluar dulu, kamu mandi dulu nanti saya siapkan makanan untuk kam---"

"TIDAK USAH. KAU KELUAR DAN JANGAN PERNAH TEMUIN AKU LAGI" teriak netta melempar ponsel albert sampai jatuh kelantai dan becak berkeping-keping.

Albert keluar dengan perasaan yang sangat sulit diartikan, ia turun menemui bi ajeng. "Bibi lagi sibuk tidak?" Tanya albert duduk di kursi dapur.

Bi ajeng menoleh kaget. "Astaga! Den al ngagetin bibi aja, ada apa emangnya?" Tanya bi ajeng sambil mengelap piring yang selesai di cuci.

Tanpa rasa malu ia menceritakan semuanya dari awal sampai akhir, bi ajeng sudah ia anggap seperti ibu keduanya, ia Percaya bi ajeng bisa menjaga rahasianya. "Al, bingung bi, al tidak mau kehilangan netta, jadi al lakuin itu supaya netta tidak bisa kabur-kaburan lagi" lirih albert, ia sedikit merasa bersalah.

Bi ajeng tentu terkejut ia duduk di samping albert. "Maklum non netta masih terlalu muda untuk memahami semuanya, sedangkan den sendiri sudah dewasa pikiran den al sam non netta beda jauh"

"Terus apa yang harus al lakukan supaya netta memanfaatkan al?" Lirih albert.

Bi ajeng tersenyum tipis. "Biar bibi bujuk, aden pasti belum mandi, kan?, Mandi dulu sana" ucap bi ajeng yang langsung albert patuhi.

Didalam kamar netta mengacak-acak kamarnya, membanting semua barang-barang, bahkan hiasan yang sangat mahal ia banting sampai hancur. "DASAR OM-OM GILA, PEDOFIL, BAJINGAN, BIADAB" teriak netta. Melempar laptop Albert sampai pecah.

TOK.TOK.TOK

Netta menoleh kearah pintu tatapannya berubah menjadi tajam, ia mengambil laptop yang sudah hancur itu bersiap melemparnya, ia tau kalau yang mengetuk pintu kamarnya itu suaminya. Albert.

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang