25. cerita Upin & Ipin.

5.7K 137 2
                                    

Albert benar-benar hancur kehilangan buah hati yang selama ini ia nantikan kini telah tiada, dan istrinya belum juga sadarkan diri sudah tiga hari netta koma, membuat hati albert cemas tidak karuan. Ia sudah mengikhlaskan anaknya pergi untuk selamanya asalkan netta tetap bersamanya, rasanya ia belum siap untuk kehilangan netta.

Albert mengelus rambut netta, rasanya seperti mimpi melihat netta terbaring lemah di ranjang rumah sakit. kalau boleh milih ia lebih suka netta yang membuatnya kesal dan cemburu, daripada melihat netta yang koma.

Mengelus punggung netta yang tidak di infus, harusnya ia setuju untuk pulang ke Indonesia, mungkin netta tidak akan seperti ini. "Bangun, saya janji setelah kamu sadar dan pulih sepenuhnya, kita pulang ke Indonesia" janji albert.

Dokter menatap tangan netta yang bergerak. "Permisi, tuan, saya mau periksa non netta" kata dokter.

Albert mengangguk ia mundur beberapa langkah, mempersilahkan dokter. matanya tidak sengaja melihat tangan netta yang bergerak. "Dokter-dokter" teriak albert keluar ruangan dengan wajah paniknya.

Tidak lama dokter datang dan langsung memeriksa netta, perlahan tapi pasti netta membuka matanya menyesuaikan cahaya. "Hallo mbak netta" sapa dokter tersenyum tipis.

Netta menoleh menatap dokter. "Aku ada dimana?" Tanya netta lirih.

"Sayang, syukur kamu sudah bangun" syukur albert menatap netta.

Netta menoleh menatap albert. "Om, aku ingin pulang, aku tidak mau disini" lirih netta berusaha bangun.

Albert mengangguk. "Ya, nanti kita pulang setelah kamu sembuh, saya janji" albert naik ke atas kasur memeluk netta, tidak terasa air matanya menetes. "Kamu jangan bikin saya khawatir terus, saya tidak bisa kehilangan kamu, netta, kamu terlalu berharga buat saya, hiks" isak albert.

Netta diam ia merasakan pundaknya basah karena air mata. "Om jangan nangis, ih, sudah tua masih saja menangis enggak malu apa dilihat dokter" ledek netta terkekeh kecil.

Albert menggeleng. "Tidak. Saya tidak malu, karena saya benar-benar terbaru lihat kamu sadar" kata albert.

Netta menggeleng pelan. "Sudahlah lebih baik kau mandi sana, badan kau bau busuk" suruh netta menutup hidungnya berpura-pura bau.

Albert mengendus-endus tubuhnya. "Tidak. badan saya tidak mmbau ko malahan masih wangi walaupun tidak mandi selama kamu koma" jujur albert menatap polos netta.

Netta menyentil hidung albert pelan. "Lebih baik kau istirahat, tuan albert aleksander, aku tau kau pasti lelah menunggu princess cantik, imut dan menggemaskan ini" pede netta.

Albert terkekeh geli. "Kau tidak akan meninggalkan saya lagi, kan?" Cicit albert.

Netta menggelengkan kepalanya, ia terus membujuk suaminya untuk istirahat. "Tidur, kalau enggak aku akan meninggalkan---"

"Fine. saya tidur" potong albert kesal.

Netta menggeser ranjangnya untuk albert tidur. albert langsung merebahkan tubuhnya di samping netta memeluk netta erat. "Om, ko aku merasakan ada sesuatu yang hilang" cicit netta mengusap perutnya yang rata. Matanya membulat sempurna menyadari kalau perutnya sekarang rata. "O-om, p-perut aku ko rata?" Tanya netta panik.

Albert diam beberapa detik sebelum ia tersenyum tipis. "Anak kita sudah tenang di alam sana, kamu tidak usah sedih" kata albert. Walaupun dirinya masih sedih.

Deg

Air mata netta mengalir membasahi kedua pipinya. "E-enggak mungkin, om pasti bercanda" netta mendorong albert menatap albert tanam. "Jangan bilang seperti itu, om" teriak netta.

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang