50. melahirkan

7.3K 125 0
                                    

Tidak terasa usia kandungan netta sudah memasuki usia sembilan bulan itu berarti tinggal menunggu hari kelahiran sang anak, albert tambah posesif ia harus memastikan netta baik-baik saja. Ia juga sudah cuti kerja tidak mau menyentuh laptop maupun berkas lainnya selama cuti. Walhasil danu yang sekarang kerepotan dan sering lembur padahal istrinya juga sedang hamil.

Seperti sekarang ini albert menemani istrinya olahraga sekitar taman rumahnya yang luas, Sebenarnya netta ingin keluar rumah ingin olahraga di area kompleks tapi albert tidak mengizinkannya walaupun sudah berbagi cara supaya albert mengizinkannya namun albert tetaplah albert ia tidak bisa merubah keputusannya begitu saja jika sudah menyangkut tentang istri dan calon anaknya.

Albert setia mengikuti netta dari belakang, sesekali terkekeh geli melihat cara jalan netta yang sedikit kesulitan, albert gemes melihat netta tubuhnya yang kecil, dan pendek dan sekarang perutnya besar sungguh albert gemes sendiri.

"Duduk dulu" ucap albert melihat istrinya berkeringat.

Netta mengangguk ia duduk di kursi dekat mereka, meneguk air putih yang dibawa suaminya. "Capek juga olahraga" gumamnya sambil mengelus perutnya yang besar.

Albert menarik kepala netta ke pundaknya mengelus perut besar netta membuat sang empu nyaman selama hamil netta lebih suka perutnya di elus ketimbang dipeluk. "Sebentar lagi dia keluar pasti anak kita bangga punya mamah Seperti kamu yang selalu semangat, sabar, tidak suka mengeluh saya yakin dia hebat seperti kamu" ucap albert terus mengelus perut netta.

Netta hanya mengangguk.

Albert terus mengelus perut netta sampai tidak terasa netta mulai tidur pulas, selama hamil netta sangat gampang tidur walaupun baru bangun tidur. Albert menatap netta yang tidur terkekeh kecil ia langsung membopong tubuh netta masuk kedalam rumah, merebahkan tubuh netta ke kasur empuk memastikan sang istri nyaman ia langsung keluar.

Menatap donita yang seperti sedang cemas. "Kenapa?" Tanya albert menghampiri adiknya.

"Om danu belum pulang juga nomornya juga enggak aktif" jawab donita.

Albert langsung menelpon resepsionis berbicara sebentar ia langsung memutuskan sambungan telponnya menatap donita. "Lagi diperjalanan pulang, kamu jangan khawatir git----"

"Donita maaf saya telat pulang" ucap danu berlari menghampiri mereka dengan wajah bersalahnya.

Donita memeluk danu erat. "Om jangan bikin aku cemas gini, semalam om pulang pagi, berangkat pagi lagi pulang sore gini om juga butuh istirahat jangan kerja terus" lirih donita.

Albert yang mendengar itu kasihan dan tidak tega melihat adiknya yang cemas. "Kamu bawa perkerjaan ke rumah saja supaya bisa mengerjakan di rumah sekalian jaga istri kamu" ucap albert.

Danu mengangguk. "Iya ter----"

PRANG.

Danu, donita dan albert terlonjat kaget mendengar suara benda jatuh dari arah kamar bawah yang ditempati netta sekarang ini. "Netta" kaget albert ia berlari menuju kamarnya dengan perasaan khawatir.

"O-om al perut a-aku sakit" lirih netta memegang perutnya yang terasa mulas dan sakit.

"Non netta mau melahirkan" ucap danu ikut panik.

"Ayok bawa ke rumah sakit" imbah donita.

Albert langsung membopong tubuh netta keluar kamar, danu dan netta masuk mobil danu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi masa bodo dengan umpatan pengendara lainnya. Yang penting netta segera ditangani cepat.

"Om perut aku s-sakit, mulas" lirih netta mencengkeram baju albert.

Albert mengangguk. "Sabar sebentar lagi kita sampai rumah sakit" ucap albert berusaha tenang tidak menunjukkan rasa paniknya.

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang