Albert, danu, donita disibukan dengan dekorasi untuk kejutan nanti malam, sedangkan sang empu sedang pulang ke rumah kedua orangtuanya. Disini yang paling sibuk donita dan danu sedangkan albert ia hanya duduk sambil minum teh, sesekali berkomentar tentang dekorasi yang kurang cocok di matanya.
Kenapa tidak memanggil ahli dekorasi saja? Jawabannya cuman satu albert tidak melibatkan orang luar dalam rencana ini, ditambah ia ingin dipuji hasil dekorasinya walaupun bukan dirinya yang mendekorasi.
Mereka menatap dekorasi dengan senyum mengembang, albert menatap mereka yang sibuk membereskan alat-alat dekorasi sebelum netta pulang sore ini.
"Terimakasih, sudah membantu saya" ucap albert tersenyum tipis.
Donita tersenyum manis. "Semoga rencana ini berhasil, aku mau siapkan baju buat kak netta dulu takutnya dia keburu tau" ucap donita langsung berlari masuk kedalam rumah Meninggalkan albert dan suaminya yang masih di taman.
Danu menatap albert yang terlihat tidak seperti biasanya setelah mendengar ucapan donita barusan. "Apa tuan tidak melihat betapa tulusnya donita dalam rencana ini?, Dia dari semalaman tidak sabar buat cepat-cepat sore supaya bisa mendekor ini. Kenapa tuan tidak bisa memaafkan donita dan kembali menjadi abang seperti dulu lagi?, Saya bilang seperti ini bukan karena saya suaminya donita, tapi karena saya ingin melihat tuan dan donita seperti dulu" ucap danu panjang lebar.
Albert mengangguk paham. "Saya tau itu, tapi saya masih takut soal kej----"
"Tuan, itu musibah donita tidak tau kalau akan terjadi seperti itu. Dia rela lho menikah sama saya demi bisa mendapatkan maaf dari tuan, saya saja rela menikahi donita supaya Tuan memaafkan donita" potong danu, ini pertama kalinya ia berani memotong ucapan albert.
Albert yang mendengar ucapan danu langsung menoleh menatap danu tajam. "Maksud kamu apa? Kamu terpaksa menikah dengan donita? Kalau kamu terpaksa ceraikan adik saya sekarang juga, dan angkat kaki dari sini saya tidak mau adik saya hidup dengan pria yang tidak mencintainya" marah albert.
Bukannya takut danu malah terkekeh kecil. "Mana mungkin seperti itu, saya cuman tes tuan saja apakah masih peduli dengan donita atau tidak, eh ternyata masih peduli yasudah mending tuan siap-siap keburu non netta sampai rumah" ucap danu.
"Sudah berani kamu menjebak saya" kesal albert melempar sendok teh ke arah danu yang langsung danu tangkap dan tertawa terbahak-bahak.
***
Netta bingung kenapa donita mendadani nya seperti ini ditambah ia harus memakai dress yang sedikit terbuka ia takut suaminya marah namun donita terus menyakinkan kalau albert tidak akan marah. Donita juga tidak berani menyuruh netta memakai pakaian yang sedikit terbuka kalau bukan albert yang memilihkannya sendiri.
"Mau ke pesta siapa sih? Aku enggak punya teman yang lagi mengadakan pesta, apa teman kamu?" Tanya netta.
"Kakak bisa diam enggak? Aku enggak fokus kalau dikasih pertanyaan terus" kesal donita.
Netta mengangguk polos.
Disisi lain
Danu sedang sibuk menghidangkan makanan yang akan danu dan albert makan, dinner yang sangat besar-besaran malam ini. Sedangkan albert ia gemetar padahal ia akan dinner bersama istrinya yang setiap hari bersamanya, tapi kenapa sekarang sedikit berbeda.
Danu merogoh saku celananya membaca pesan dari sang istri yang akan turun bersama netta yang sudah siap dan pemasaran, danu mematikan lampu taman otomatis semuanya gelap.
"Ko mati? Jangan bilang kalau----"
"Netta otw ke sini, cepat siap-siap" potong danu ia malah panik, mengambil bunga mawar merah kesukaan netta. "Nanti tuan jongkok terus kasih bunga ini jangan lupa kasih kata-kata yang bagus supaya non netta terharu" potong danu Cepat.
"Ko kamu yan-----"
"Cepat kesini" danu menarik albert supaya berdiri di posisi netta yang akan datang. Kali ini albert pasrah ia harus menuruti perintah bawahannya daripada rencananya gagal.
Dari kejauhan mereka bisa melihat jelas kalau netta sedang di gendeng donita, dari kejauhan saja albert bisa melihat jelas kalau netta bertambah cantik berjuta-juta kali dari biasanya.
Albert menatap netta yang tepat berada di hadapannya yang masih belum ngeh, albert diam menatap wajah cantik netta rasanya ia ingin menerkam netta.
Cetlek.
Lampu taman menyala sempurna berbarengan dengan wajah netta yang terlihat kaget melihat lampu-lampu indah yang mengelilingi taman, Menatap albert yang tersenyum tipis.
"M-maksudnya a-apa ini?" Tanya netta gugup menatap albert yang malam ini terlihat tampan.
Danu menghampiri istrinya sedikit menjauh dari mereka berdua, Albert berjongkok di hadapan netta sambil menunjukkan bunga mawar yang tiba-tiba meleyot. Danu dan donita menepuk jidat mereka masing-masing.
Albert mengeruk kepalanya yang tidak gatal. "Sial! Ini pasti enggak sengaja ke injak" Batin albert, ia berusaha menetralkan wajah paniknya. "Saya......." Menatap danu ia tidak bisa mengucapkan kata-kata yang dimaksud danu, otaknya kali ini sangat bodoh.
Danu yang memang sudah siap siaga ia langsung menuliskan kata-kata indah di papan tulis kecil yang ia bawa. Menunjukan ke arah albert semoga saja kelihatan.
Albert melirik papan tulis yang dipegang danu mengigat kata-kata. "S-saya mungkin tidak seromantis orang-orang yang setiap hari membawakan bunga, membawa istri ke tempat-tempat romantis seperti bioskop, dan wisata lainnya. Tapi percayalah saya sangat mencintaimu dan saya berharap kamu juga mencintai saya sebesar lautan samudera. Saya mendekor semua ini sendiri hanya demi kamu supaya saya terlihat romantis Dimata kamu" ucap albert sesekali melirik tulisan yang terus danu pegang.
Netta tersenyum lebar. "Pasti ide dari om danu sama donita" ucap netta tahu kalau suaminya ini bodoh soal ini.
Albert mendengus kasar. "Ide saya dong" sinis albert sambil berdiri dan mengendeng netta ke meja yang sudah dihiasi bunga-bunga dan kue.
Albert menarik pelan tangan netta memasangkan cincin yang sangat indah dan termahal di dunia, hanya ada seratus cincin yang bisa memilikinya termasuk albert sendiri.Netta meneteskan air mata haru. "Hiks, om ko romantis banget sih ini lebih romantis dari om danu lho." Ucap netta.
Albert terkekeh ia mengusap pelan air mata netta. "Bisa aja, benar juga lebih romantisan saya" ucap albert bangga pada dirinya bisa seromantis ini walaupun berkat danu dan donita.
Albert menyuapi netta kue. "Mau dance?" Tanya albert.
Netta mengangguk ia langsung mengalungkan tangannya di leher albert menatap albert yang terus tersenyum manis, albert memegang pinggang netta, Mereka dance diiringi musik romantis. Terakhir albert mencium bibir netta lembut mengusap rambut panjang netta.
Seluruh pelayan melihat adegan romantis majikannya, mereka dibuat baper sama halnya dengan donita dan danu mereka ikut baper padahal ini semua rencana mereka. Danu menganggam tangan donita menarik kepala donita ke pundaknya ia tahu istrinya kelelahan seharian mempersiapkan ini semua demi rencana ini tidak gagal dan ia bisa mengambil hati albert Seperti dulu.
***
Aku upp 1 minggu 2 kali, ya. Kalau kalian pengen tahu part selanjutnya kalian bisa follow IG aku *yayah_2y* aku sering spill dikit-dikit. Sebenarnya ada 4 draf buat persiapan aku males ngetik jadi tinggal upp. Part netta melahirkan juga udah ada😝.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Roman pour AdolescentsAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.