39. kena imbas

4.3K 137 4
                                    

Albert Menatap adiknya yang sedang bercerita tentang pria yang sedang disukainya, sedangkan kedua orangtuanya sedang ada urusan di Italia dan akan pulang besok malam.
Sebenarnya albert tidak yakin dengan pria yang diceritakan adiknya, bukan apa-apa pria sekarang semuanya tidak ada yang benar menurutnya.

Sedangkan netta asyik menonton film kesukaannya sambil melahap kuaci yang sudah dikupas albert. Sesekali terkekeh kecil. Membuat albert menoleh melihat apa yang netta tonton.

Kembali menoleh menatap donita yang terus bercerita banyak hal tentang cowok yang tidak albert kenal. "Memangnya kamu yakin dia pria baik?" Tanya albert kesekian kalinya.

Donita mendengus kesal namun ia tetap mengangguk yakin. "Ya. Dia pria baik" jawab donita.

Danu menoleh menatap albert yang memberikan kode Padanya, danu yang paham ia langsung mengangguk dan langsung pergi dari sana mencari tahu tentang pria yang dimaksud donita.

"Abang enggak bisa izinkan kamu pacaran, kamu harus lulus kuliah dulu baru kamu boleh pacaran" ucap albert.

"Ish, abang. Donita sudah dewasa masa enggak boleh sih, teman-teman donita aja udah pada punya pacar, donita diledekin terus sama mereka" rengek donita.

"Enggak! Abang bilang enggak, ya, enggak" kekeuh albert.

"Egois" kesal donita masuk kedalam kamarnya.

Netta menoleh menatap suaminya. "Kamu jangan tegas-tegas banget sama Donita kasihan dia" ucap netta yang sedari tadi mendengar perdebatan kecil antara adik iparnya dengan suaminya.

Albert menoleh menatap istrinya. "Kalau saya enggak tegas dia bakal ngelunjak" kata albert.

"Kamu jangan egosi, kamu juga pernah muda dan tentunya pernah merasakan jatuh cinta" kata netta kesal.

"Saya tidak pernah merasakan jatuh cinta sama perempuan lain kecuali kamu, tapi saya tau rasanya menunggu orang yang kita cinta, saya tau rasanya mencintai tanpa dicintai. Dan saya tidak mau donita merasakan apa yang daya rasakan. Saya tau pria itu tidak benar-benar mencintai adik saya" jawab albert panjang lebar.

Netta diam menyimak ucapan suaminya sedalam itukah albert mencintainya, Netta mengangguk paham. "Yasudah terarah kamu, apa yang menurut kamu baik" pasrah netta.

***

Netta mengeratkan pelukannya pada tubuh besar albert yang masih pulas tidur, semalaman albert menemaninya menonton drama Korea kesukaannya. Walaupun harus dibujuk berkali-kali karena albert tidak mengizinkan dirinya menonton pria yang tampan melebihi dirinya.

Netta menarik-narik pelan bulu mata albert yang lentik dan lebat. "Ganteng, sih, tapi galak dan kadang nyebelin" gumam netta terkekeh geli.

Albert yang merasa tidurnya terganggu ia langsung membuka matanya tepat menatap netta yang tersenyum manis menatapnya. "Morning sayang" sapa albert khas suara bangun tidur.

"Morning too" sapa balik netta mencium singkat bibir albert Membuat sang empu kaget namun langsung tersenyum lebar. "Kerja enggak hari ini?" Tanya netta mengelus rambut albert.

Albert menggeleng pelan. "Enggak. Saya lagi malas kerja mau dirumah aja sama kamu" jawab albert mengelus bibir netta lembut. "Emangnya kenapa?" Tanya albert heran.

Netta Menatap albert lekat. "Mau ke rumah ibu sama bapak aku boleh?" Tanya netta hati-hati.

"Mau apa?" Tanya albert.

"Kangen kedua orang tua aku, lah, masa kangen om" jawab netta sinis.

Albert mencubit pipi netta pelan. "Kalau kangen sama saya gampang, kamu tinggal bilang 'sayang aku kangen' terus aku langsung ada di depan kamu" ucap albert terkekeh kecil.

Netta tersenyum tipis. "Aku mau di kamar seharian sama om boleh?" Tanya netta Menatap albert.

Albert mengangguk cepat. "Boleh dong malahan aku suka banget, apalagi sambil jenguk anak kita" jawab albert sambil tersenyum miring.

Netta mendengus kesal. "Mesum banget, ingat apa kata dokter jangan berhubungan dulu, tunggu dua bulan atau tiga" ucap netta.

"Ck! Lama dong" dengus albert.

Netta terkekeh kecil. "Enggak menurut aku" ucap Netta terkekeh geli melihat wajah suaminya yang sedih.

***

Netta skuteran mengelilingi rumah besarnya. Sedangkan suaminya sedang mengobrol dengan mamah dan papahnya yang baru pulang dari Italia.

Netta memberhentikan skuternya menatap albert yang terlihat kesal Menatap kedua orangtuanya sendiri. "Ada apa?" Tanya Netta penasaran.

Albert menggeleng pelan. "Terserah mamah dan papah kalau kalian tidak percaya, jelas-jelas pria itu tidak baik untuk Donita" kesal albert.

"Abang jangan asal tuduh bisa jadi itu poto dan video lama" kesal donita.

Albert Menatap tajam adiknya. "Jelas-jelas ini poto sekarang, kalau kamu masih ngotot mau saka dia silahkan saya tidak akan peduli lagi sama kamu" ucap albert beranjak dari duduknya.

Donita menangis di pelukan mamahnya. "Kenapa sih abang egois banget, padahal dia baik, dan dia juga tidak pernah kasar, dia juga punya banyak uang. Sedangkan kak netta dia orang biasa dan keluarganya juga sering meminta uang tanpa sepengatahuan kak netta. Tapi abang enggak pernah tuh marah, hiks" isak Donita.

Deg

"Donita jaga ucapan kamu jangan asal bicara" tegur omar tidak enak melihat netta yang terkejut.

"Emang bener apa adanya, kedua orangtuanya kak netta sering minta uang tanpa sepengatahuan kak netta. Harusnya kak netta tidak cocok buat bang al, harusnya bang al sama kak pirta yang sama-sama berkelas" teriak Donita.

"Sayang, kamu jangan sembarang bicara, nanti al marah lho" tegur dania. Menoleh menatap netta yang terlihat menahan air mata. "Netta kamu jangan masukan kedalam hati ucapan donita, dia emang kaya gitu kalau lagi marah" ucap dania.

Netta mengangguk pelan. "I-iya, netta paham ko. Kalau gitu netta masuk kamar dulu, mau istirahat----"

"Tuh lihat, dia leha-leha istirahat sedangkan bang al kerja buat dia. Harusnya dia juga ikut kerja bantu suaminya" potong donita.

Deg

Netta diam air matanya menetes buru-buru ia hapus sebelum ketahuan mertuanya. "I-iya, aku sadar ko aku siapa aku hanya seorang perempuan miskin, mantan penjual kue dipinggir jalan yang mendadak jadi istri seorang CEO. Tapi aku bersumpah aku tidak merepotkan om al, aku juga tidak ada niat memoroti om al" ucap netta menatap donita.

Omar menatap menantunya. "Netta sayang, kamu masuk kedalam nanti al marah-marah kalau kamu lama-lama di luar biar papah yang urus donita yang marah ini" suruh omar.

"Tidak menyusahkan apa? Kamu itu menyusahkan abangku, asal kamu tau waktu kamu ngidam pengen kelapa muda tapi harus ambil kelapa tetangga, alias maling. Abangku sampai kehilangan proyek besar karena pemilik rumah menyebarkan video CCTV itu. Kamu hamil sangat manja" kesal donita.

DEG.

"Jaga ucapan kamu donita, kamu boleh marah sama al tapi kamu jangan luapin marah kamu sama istrinya. Dia kakak ipar kamu kalau kamu lupa" marah omar.

Netta yang tidak kuat menahan air matanya lagi ia langsung berlari masuk kedalam rumah dengan perasaan campur aduk.

***

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang