Dua Minggu sudah netta di rumah sakit tidak ada tanda-tanda sadar dari kritisnya, kabar baiknya netta tidak lagi kejang-kejang tidak seperti satu minggu yang lalu. Albert setia menunggu istrinya di ruangan mengelap tubuh netta menggunakan air hangat, walaupun netta kritis kebersihan nomor satu, Itupun atas perintah dari dokter.
Albert tidak tanggung-tanggung ia tidak memperbolehkan pasien di rawat di lantai lima. Ia ingin kenyamanan netta dan dokter dari berbagai negara nyaman, untungnya rumah sakit milik papahnya kalau saja bukan mungkin albert langsung membelinya detik itu juga.
Albert mengelus kening netta yang diperban, sudah dua Minggu lamanya ia tidak melihat mata indah netta yang menatapnya kesal. Biasanya setiap hari netta akan marah-marah padanya entah itu karena albert mesum, ataupun karena mengganggunya.
Albert mengusap perut netta lembut tersenyum tipis. "Sehat-sehat anak papah, jagain mamah kamu jangan sampai lepas. Papah di sini menunggu kalian berdua" ucap albert mencium lama perut netta.
Dokter berasal dari China menghampiri mereka, menatap albert. "Tuan, saya mau priksa non netta dulu" izin dokter.
(Anggap aja bahasa China🤣🙏)Albert mengangguk ia mundur mempersilahkan Semua dokter memeriksa netta. Cukup lama ia menunggu dokter memeriksa netta, sungguh albert tidak paham soal Seperti ini. Kalau ia tahu akan memiliki istri yang gampang sakit mungkin dirinya akan kuliah kedokteran supaya bisa merawat netta.
"Syukur pasien sudah melewati masa kritisnya, hanya tinggal menunggu pasien siuman" ucap dokter lainnya bernapas lega.
"Syukurlah" lirih albert lega. "Saya mau keluar sebentar kalian terus pantau istri saya kalau netta kenapa-kenapa jaminannya nyawa kalian sendiri" setelah mengatakan itu albert langsung keluar.
***
Albert menatap kedua orangtuanya yang sedang mengobrol di taman rumah sakit termasuk donita yang menatapnya takut. Albert menatap donita yang terus menganggam tangan mamahnya erat.
"Anda puas melihat saya hancur? Anda puas melihat istri tercinta saya terbaring lemah di ranjang rumah sakit?" Tanya albert menatap donita dingin.
"M-maaf----"
"Maaf tidak bisa membuat netta sadar, dan untungnya anak saya tidak kenapa-kenapa kalau anak saya kenapa-kenapa saya pastikan anda menyesal" ucap albert.
"Al stop! Dia adik kamu dia juga menyesal" ucap omar kasihan melihat donita yang ketakutan.
Albert menatap kedua orangtuanya. "Kalian benar-benar tidak peduli dama keadaan netta, kalian tidak menyayangi netta padahal netta baik banget sama kalian apa ini balasan dari kalian?" Tanya albert marah.
Dania menatap albert marah. "Jaga ucapan kamu, Al, kamu menyayangi netta Seperti anak kami sendiri. Kami tidak tau harus berbuat apa supaya netta sadar" marah dania.
Albert terkekeh kecil. "Gampang, mamah sama papah serahkan anak nakal ini, al mau menghukumnya dengan hukuman yang tidak pernah dia lupakan selama hidupnya" ucap albert tersenyum miring.
Dania yang mendengar itu ia langsung memeluk donita erat yang menangis tersedu-sedu. "Jangan gila! Mau bagaimanapun dia adik kamu dan dia sudah menyesal atas perbuatannya, lagian salah sendiri kenapa netta mau pergi dari rumah terus jatuh, dasarnya aja ceroboh" kesal donita.
Albert yang mendengar itu tidak terima istrinya di salahkan. "Kenapa mamah bela Donita yang jelas-jelas salah?, Dia sudah membuat netta kritis" marah albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Teen FictionAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.