23. Azab

6.3K 153 1
                                    

Netta masih menatap suaminya sinis ia masih kesal dengan suaminya yang membodohi dirinya, bagaimana tidak setelah ia pikir-pikir untuk apa ia jadi anjing dan mermaid, ia tidak ingin menjadi hewan maupun manusia putri duyung.

Seperti sekarang ini ia sibuk dengan ponsel digenggamnya sambil melahap roti bakar yang ia buat. sambil melahap roti ia sambil melirik suaminya yang asyik ngobrol dengan danu, terlihat sangat jelas kalau suaminya itu berbicara sangat serius.

Netta menghampiri mereka berdua sambil memeluk toples yang berisi kripik tempe, menatap albert yang yang tersenyum tipis. "Aku ingin pulang ke Indonesia, kau janji kau di sini hanya satu minggu kenapa sekarang belum selesai juga?, Ini sudah hampir dua minggu" ucap netta baru ingat.

Albert melirik danu memberi kode, danu yang paham ia langsung mengangguk, mengeluarkan kertas ke  tangan albert yang langsung albert terima. "Lihat ini, perusahaan suamimu ini hampir bangkrut, mana mungkin saya bisa pulang ke Indonesia" kata albert memperlihatkan dokumen kantornya.

Netta mendorong kertas itu, ia tidak paham dengan surat itu. "Aku tidak paham, lebih baik pulangkan aku ke Indonesia, om terserah mau pulang atau tetap di sini, tapi, kalau boleh aku minta om lebih baik tinggal di sini saja tidak usah pulang ke Indonesia" cerocos netta.

Albert menatap datar istrinya. "Kau tega berkata seperti itu pada suami kamu yang hampir bangkrut, apa kau Setega itu?" Tanya albert dengan mimik wajah sedih.

"Selain pintar bisnis, dia juga pinter manipulatif " batin danu kagum menatap bos-nya yang lancar berbohong.

Netta menatap wajah albert. "Lihat kawan, anjing ini merubah raut wajahnya seperti bayi yang tidak dibelikan mainan baru" kata netta terkekeh kecil.

Danu yang mendengar candaan netta menahan tawa, menunduk saat tatapan tajam mengarah kearahnya, bisa-bisa ia di bunuh secara sadis karena mentertawakan majikannya sendiri.

"Kau benar-benar tidak sopan, netta, saya berkata dari hati ke hati, tapi kam---"

"Lihat kawan dia mulai membalikkan perkataannya, selain egois, menyebalkan anjing ini juga suka dramatis" potong netta.

Albert mengeram kesal. "Saya gempur kamu sampai pagi" ancam albert dengan senyuman iblis nya.

Netta membelalakkan matanya. "Lihat kawan, dia tidak ada malu-malunya berkata seperti itu, padahal ada orang lain di sini"

Albert kesal sendiri, "saya bunuh ikan buntal yang kamu pelihara di kolam" ancaman albert berhasil membuat nyali netta ciut, melihat reaksi netta albert tersenyum miring. "Ayok keluarkan kata-kata kamu tadi, ayok kawan, itu" suruh albert menantang istrinya.

Netta melirik danu meminta pertolongan, danu yang paham ia menggeleng tidak tahu. netta menatap albert ia tersenyum manis. "Jangan dong, oh, ya, om tau tidak kal---"

"Lihat kawan dia pintar mengalihkan pembicaraan" potong danu menirukan suara istrinya.

Netta terkekeh geli ia memukul keras lengan suaminya, yang malah ia hampir terjatuh kalau saja albert tidak menahan tubuhnya. "Hampir aja jatuh" cicit netta.

Albert membungkukkan tubuhnya. "Azab dari Tuhan. Hahaha" bisik albert tertawa jahat. sambil berjalan keluar rumah.

"Ya Tuhan maafkan netta, kalau memang Tuhan marah sama netta jangan azab netta, azab lah om danu" doa netta.

***

Albert mengelus perut netta yang sedikit membuncit, sungguh sangat menggemaskan bagi albert. ditambah malam ini netta sangat manja membuat albert bahagia dengan sikap netta yang kelewat gemes.

Netta menulis abstrak di dada albert malam ini ia tidak bisa tidur, rasanya ia ingin berduaan dengan suaminya mungkin ini azab tadi sore, pikirnya.
"Aku pengen makan es krim" ucap netta mendongak menatap albert.

Albert tersenyum tipis. "Saya ambilkan, kamu tunggu di---"

"Aku mau makan di luar rumah, sambil menikmati keindahan langit" potong netta cepat.

Albert menggeleng tegas. "Tidak!. ini sudah larut malam lebih baik kam---"

"Aku mau di luar, om, jangan paksa aku" teriak netta memukul dada albert.

Albert membujuk istrinya supaya merubah kemauannya, beberapa menit ia membujuk istrinya tapi tidak ada perubahan, malah keinginan istrinya semakin tidak masuk akal. albert pasrah ia mengambil jaket untuk tubuh netta, membopongnya keluar kamar, berjalan mengambil es krim kemauan istrinya.

"Tuan mau kemana? Ini sudah larut malam" tanya bodyguard.

Albert hanya melirik bodyguard itu ia melanjutkan langkahnya ia duduk di taman belakang rumah yang ternyata pemandangannya sangat indah melebihi ekspektasinya.

Netta turun dari gendongan albert berputar-putar di taman. "Arghhh....ini sangat indah" teriak netta kegirangan.

Albert hanya geleng-geleng kepala melihat istrinya seperti anak kecil. Ah, ia sampai lupa kalau istrinya memang masih kecil dimatanya. "Lebih baik duduk daripada berpura-pura seperti itu" kata albert.

Netta mengangguk ia duduk di samping suaminya, menerima suapan es krim. "Ini sangat indah, aku suka suasana seperti ini begitu tenang di pikiran" ungkap netta.

"Lebih baik kita masuk, cuaca malam ini begitu dingin" ajak albert khawatir istrinya demam.

Netta cemberut ia melipat kedua tangannya di dada. "Tidak mau. aku mau disini saja sampai pagi, om kalau tidak mau menemani aku masuk saja sana" usir netta kesal.

Albert tersenyum miring. "Baiklah. saya masuk kedalam kamu disini saja disini banyak hantunya" setelah mengatakan itu ia langsung meninggalkan netta sendirian di taman. Ia tidak meninggalkan netta melainkan ia hanya bersembunyi di balik tembok dekat netta, mengeluarkan ponselnya menyalakan suara yang sangat mengerikan.

"HIHIHHIHIHII" [bayangin suara kuntilanak] 🤣

Netta yang mendengar jelas suara itu ia langsung celingukan mencari sumber suara, dengan iseng albert melempar seekor kelinci yang sedang tidur. "ARGHHHH SETANNNN" teriak netta berlari kencang sambil menangis ketakutan.

Albert yang melihat istrinya ketakutan ia langsung menyusul netta yang berlari tanpa arah, menarik netta kedelapannya. "Hey, kamu kenap, hm?" Tanya albert berpura-pura tidak tahu penyebab istrinya ketakutan seperti ini.

"Hiks, t-tadi ada s-setan d-dia mau makan aku, om, hiks" isak netta memeluk erat tubuh alber, tubuhnya begitu bergetar ketakutan membuat albert merasa sangat bersalah.

"Jangan nangis, ada saya disini, setan akan takut kalau lihat saya di sini" kata albert mengusap punggung netta.

Netta mendongak menatap wajah albert yang tersenyum tipis. Mengusap air matanya yang menetes. "Kan, om sama setan adik kakak, mana mungkin setan takut setan" kata netta polos.

Albert menatap kesal istrinya. "Berarti kau istri setan, kalau saya setan" ucap albert tak mau kalah.

Netta menggeleng cepat. "Aku seorang putri kecil yang hidup di dunia yang sangat kejam ini" kata netta.

Albert mencubit pipi netta gemes. "Saya tidak mau berdebat seperti kemarin, lebih baik kita masuk kedalam rumah, menghabiskan waktu malam dengan senang-senang" ajak albert.

Netta berjalan lebih dulu. "Aku harus mencari tau kalau, om, al, benar-benar setan yang menjelma manusia" cicit netta. yang masih terdengar jelas albert yang lebih memilih diam.

***

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang