35. pabrik es krim produksi biskuit

6K 144 5
                                    

Sungguh albert sangat amat bahagia mendengar istrinya dinyatakan hamil. Albert tentu semakin posesif dengan netta, dari mulai makanan sampai pakaian yang dipakai netta.

Seperti sekarang ini netta tiduran di paha albert sambil menonton film kartun kesukaannya, laki-laki kembar botak. Sedangkan albert asyik mengelus pipi dan rambut netta lembut membuat sang empu merasa nyaman.

Netta terkekeh kecil melihat kartu yang ia tonton lucu dimatanya. "Haha lucu seperti on al" kekeh netta menunjuk televisi yang menyala.

Albert langsung menatap datar netta. "Ish, asal bicara aja mana ada mirip sama saya" dengus albert.

Netta menatap albert. "Om, aku mau es krim" ucap netta dengan mimik wajah yang sangat memelas.

Albert melirik jam di ponselnya menggeleng pelan. "Tidak boleh ini masih pagi nanti kamu batuk" tolak albert.

Netta mengambil ponsel albert melihat jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. "Ini udah jam 9 om, pliss aku mau es krim" rengek netta menarik-narik tangan albert.

Albert menghela napas berat ia langsung beranjak dari duduknya mengambil es krim. "Nih, awas batuk saya tidak mau urus kamu" ancam albert bohong.

Netta mengangguk ia langsung melahapnya sambil menonton film. "Pengen es krim yang di makan Upin dan ipin" cicit netta menatap es krim yang dimakan mereka.

Albert geleng-geleng kepala kenapa netta aneh sekali. "Mana ada itu di kartun editan sayang" gemes albert mengacak-acak rambut netta.

Netta mendengus kesal. "Aku juga tau kalau seandainya nyata om mau belikan untuk aku?" Tanya netta.

Albert mengangguk. "Jelas dong, jangankan es krimnya pabriknya sekalipun saya belikan untuk kamu" jawab albert yakin.

Netta bertepuk tangan senang. "Nanti kalau aku ngidam pengen es krim tinggal ke toko biskuit" ucap netta tersenyum lebar.

Albert diam beberapa detik mencerna ucapan netta. "Ko biskuit? Bukannya kamu ngidam pengen beli pabrik es krim?" Tanya albert heran.

Netta mengangguk. "Ya. nanti pabrik es krimnya aku renovasi jadi pabrik biskuit" jawab netta masih dengan senyum lebarnya.

Albert mengeruk kepalanya yang tidak gatal. Melirik danu yang memang sedang ada disana. "Kamu paham tidak, nu?" Tanya albert pada danu yang Menggeleng pelan.

Netta menatap danu dan albert bergantian. "Kalian oon banget masa gitu aja enggak paham" kesal netta.

Albert menatap datar netta. "Enggak sopan bilang kaya gitu sama orang yang lebih tua" tegur Albert.

Netta mengangguk takut. "M-maaf on" cicit netta takut.

Donita turun dari lantai dua menghampiri mereka bertiga. "Kalian lagi ngobroi apa? Ko aku enggak diajak sih?" Tanya donita pura-pura sedih.

Netta tersenyum lebar. "Ini lho abang kamu dia pengen beli pabrik es krim tapi dia mau produksi biskuit, kan aneh banget, ya" jawaban netta mampu membuat albert maupun danu geleng-geleng kepala.

"Bukannya tadi kam----"

"Suttt. Aku tau om ingin membeli pabrik es krim tapi enggak gitu juga om, masa pabrik es krim om jadikan pabrik biskuit nanti biskuinya meleleh. Hahahax tawa netta membayangkan.

Donita saling berpandangan dengan danu dan albert. "Masa abang aku aneh sih?" Cicit donita tidak percaya.

Albert menoleh menatap donita yang kelihatan bingung. "kamu percaya sama abang, kan. kalau abang enggak seperti yang netta bilang?" Bisik albert.

Donita mengangguk. "Percaya, itu efek hamil jadi agak ngaur" jawab donita.

Netta menatap suaminya dan adik iparnya yang sedang berbisik. "Ko kaoian ngobroi berdoa doang sih ko aku enggak diajak padahal aku sama om danu di sini, lho?" Tanya netta cemberut.

"Sayang, kita lagi---"

"Om danu, om jangan berteman sama Donita dan om al, ya. Dia tega tidak mengajak kita mengobrol" ucao netta menggeser duduknya lebih dekat danu.

Danu mengangguk kaku. "I-iya, non" jawab danu takut-takut.

"Ko gitu sih, saya suami kamu lho kami berdua itu sedang membicarakan pabrik es krim untuk dijadikan produksi biskuit, sesuai kemauan kamu" jelaa albert tentunya bohong.

Mata netta berbinar-binar mendengar itu. Sedangkan albert pasrah sepertinya anaknya ini tingkahnya tidak jauh beda dengan mamahnya, netta.

Tidak lama netta kesal menyadari ucapan suaminya salah. "Bukqn aku yang mau, tapi om yang mau gimana sih kenapa jdi pelupa gini. Ohhhhh ya aku lupa om al udah tua jadi maklum faktor U, hehe" ucap netta terkekeh kecil.

"HAHAHAHHA"

Tawa daju maupun donita pecah mendengar ucapan netta yang kelewat santai tanpa rasa takut dengan tatapan dingin dan tajam albert.

Albert menatap donita dan danu yang masih tertawa. "Diam kalian." Sentak Albert kesal.

Netta menatap albert yang kesal. "Jangan marah-marah nanti darah tinggi" ucal netta mendekati albert mengelus punggung albert yang naik turun menahan marah. "aku tau om kesal sama diri sendiri kenapa lahir lebih awal sebelum aku lahir, taoi tenang saja aku menerima om ko. Walaupun awalnya terpaksa" lanjut netta dengan wajah yang polos.

Albert menarik napasnya panjang. "Ya tuhan. Cobaan engkau tidak terduga-duga Kenap engkau memberikan sikap hamil netta jadi menyebalkan seperti ini. Harusnya engkau berikan sikap netta yang manja dan lemah lembut bukan seperti ini" batin albert prustasi.

***

Netta memeluk albert menatap albert yang tersenyum tipis menatapnya. "Jadi om beli pabrik es krimnya?" Tanya netta penasaran.

"Mulai lagi ini mah, enggak kuatttt" batin albert frustasi. Dengan terpaksa albert mengangguk. "Jadi nanti biar danu yang Carikan pabriknya nanti kalau udah dapat saya kasih tau kamu" jawab albert setenang mungkin.

Netta tersenyum lebar. "Yeyyyy. Enggak sabar lihat pabrik es krim produksi biskuit. Cuma ada di sini yang produksi kaya gitu" ucap netta.

"Lah ya. Orang teraneh yang pernah saya temui cuma kamu" batin albert. Rasanya ia ingin berkata langsung pada netta namun ia masih menyayangi dirinya, bisa-bisa netta mengusir dirinya dari kamar dan berakhir tidur di luar. karena tidak diperbolehkan tidur didalam rumah.

Netta menarik-narik hidung albert tentunya membuat albert was-was melihat senyum tipis netta. "Seandainya om pesek mungkin om mirip seperti badut, hehe" kekeh netta membayangkan albert jadi badut.

"Tuh, kan, aneh-aneh lagi di mirip-miripin badut lagi baru kali ini ada orang yang berani terang-terangan kaya gini, untung xinta kalau enggak mungkin udah saya jadikan bergeder rica-rica" batin albert.

Albert terneyum tipis. "Ini pemberian tuhan kita harus mensyukuri apa yang tuhan berikan pada kita" sahut albert.

Netta mengangguk ia menyembunyikan wajahnya di leher albert. "Aku tidak sabar menghadiri peresmian pabrik es krim produksi biskuit." Lirih netta sebelum tidur pulas.

Albert menatap netta yang tidur pulas. "Dari tadi ke tidur gini, capek saya di bully Istri sendiri" lirih albert.

***

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang