22. Anjing vs putri duyung

7.3K 169 1
                                    

Sungguh aneh kemarin netta mengaku kalau dirinya takut melihat banyak bodyguard yang menjaga rumah suaminya, tapi sekarang dia malah asyik mengobrol dengan bodyguard yang menurutnya sangat tampan melebihi suaminya sendiri.

Tidak segan-segan netta memukul pelan bodyguard yang berhasil membuat ia tertawa terbahak-bahak, sedangkan bodyguard yang lain mereka hanya diam, sesekali tertawa kecil melihat netta yang sangat menggemaskan menurut mereka, seperti anak kecil yang harus di hibur.

Albert tidak masalah jika itu menyangkut istrinya bahagia, asalkan tidak berlebihan dan membuat dirinya cemburu. padahal ia juga sangat cemburu melihat istrinya lebih akrab dengan bodyguard. Ia dan danu menatap netta dari kejauhan netta terlihat bahagia bercanda dengan bodyguard itu, untungnya bodyguard yang berhasil membuat netta tertawa dan melupakan keinginan untuk pulang ke Indonesia hilang.

Danu menatap albert. "Tuan. Memangnya tuan dan non netta akan tinggal di sini?" Tanya danu sedikit kepo.

Albert meneguk Wine lebih dulu, ia menatap lurus netta. "Kau tahu sendiri kalau istriku itu terus berusaha kabur dariku, padahal dia sedang hamil tapi dia masih nekat, setidaknya dengan dia tinggal di sini dia tidak bisa kabur karena dia tidak kenal daerah ini" jawab albert.

Danu mengangguk paham. "Bagaimana dengan kedua orangtuanya?, apa mereka sudah tau kalau anaknya tinggal di sini?"

Albert kembali meneguk wine ia terkekeh kecil. "Setuju tidak setuju mereka harus setuju, bukankah kau sendiri tau kalau mereka berdua hanya butuh uang dariku, bukan netta, anaknya sendiri. mereka tidak mengizinkanku untuk membawa netta dari dulu karena mereka tidak mau kehilangan uang dariku"

"Kalau mereka gila uang, kenapa mereka tidak membeli rumah mewah?" Heran danu.

"Entahlah. Kau tidak perlu mencari informasi tentang mereka" kata albert.

Netta menatap bodyguard yang bernama Ilham. "Apa bedanya om sama sama coklat?" Tanya netta tersenyum manis.

Ilham berpura-pura berpikir sebelum menjawab. "Saya manusia, kalau coklat makanan" jawab Ilham.

Netta menggeleng cepat. "Salah. Yang benar itu, coklat untuk di rasakan, kalau om untuk di pandang" kata netta asal-asalan.

Ilham sedikit mengerutkan keningnya, rasanya ini tidak nyambung. demi melihat majikannya senang ia berpura-pura tertawa. "Hahah, benar juga kenapa saya tidak kepikiran" tawa Ilham berpura-pura.

"Heheh" kekeh netta.

"Non, waktunya makan siang, tuan al sudah menunggu non di meja makan" kata pelayan menunduk.

Netta mengangguk ia langsung masuk kedalam rumah, ia duduk di samping albert yang tersenyum kearahnya. "Om, kemana mamah papah, sama donita?" Tanya netta.

Albert mencium dahi netta. "Mereka pulang ke rumah mamah, kenapa memangnya?" Tanya albert.

"Tidak. aku kira mereka tinggal di sini, dan kapan kita pulang ke Indonesia, aku ingin segera pulang" tanya netta.

Albert diam beberapa saat ia mengangguk pelan. "Setelah perkejaan aku disini selesai, kita akan kembali ke Indonesia" jawab albert.
"Itu tidak akan terjadi, sayang" lanjut albert dalam hati.

***

Netta tidur pulas di pangkuan albert sudah dua hari ia tidak mau tidur di kasur, padahal kasur di kamarnya sangat empuk dan nyaman tapi netta menolaknya dengan alasan badannya sakit-sakit.

Baru saja albert merebahkan tubuh netta ke kasur, sang empu langsung merintih, albert yang tidak tega ia mengangkat kembali netta ke pangkuannya, jujur ia sangat ingin meminum alkohol malam ini. Sudah lama ia tidak minum alkohol setelah ia pindah ke Indonesia, dan sekarang ia kembali minum tanpa sepengetahuan istrinya. albert meraup wajahnya kasar rasanya ia tidak bisa menahan untuk tidak minum alkohol malam ini juga.

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang