Satu bulan kemudian
Albert benar-benar tidak tahu keberadaan istrinya dimana, Padahal ia sudah menyuruh seluruh anak buahnya untuk mencari netta namun tidak ada satu orangpun yang tahu keberadaan netta dimana.
Albert benar-benar prustasi. Ia tidak tahu harus mencari netta kemana lagi. Ia benar-benar menyesal melakukan sesuatu yang sangat gegabah yang mengakibatkan kehancurannya sendiri.
"Bagaimana sudah ada kabar?" Tanya omar menatap albert.
Albert menggeleng. "Belum. Al bingung harus cari netta kemana lagi" lirih albert.
"Makanya kalau melakukan sesuatu dipikirkan dulu" kata delena sinis.
"Al kira tidak akan seperti ini, mah." Lirih albert.
"Yasudah kita cari-----"
"Tuan. Saya tau keberadaan non netta" teriak danu berlari kencang menghampiri albert.
Albert dan kedua orangtuanya menoleh menatap kaget danu. "Kau tau? Dimana dia?" Tanya albert berdiri dari duduknya.
Danu mengatur napasnya yang ngos-ngosan. "D-di, ta---"
"CEPAT KATAKAN" bentak albert tidak sabar.
"Di kampung xxx dia jadi pelayan cafe" jawab danu cepat.
Omar menarik albert menatap albert. "Jangan gegabah, kita---"
"ALBERT MAU JEMPUT NETTA, PAH" bentak albert kesal.
"Ya. Tapi kita harus buat rencana supaya netta mau kembali sama kamu" marah omar.
"Benar yang dikatakan papah kamu, al" imbah delena.
Albert mengangguk pelan.
***
Netta duduk di kursi bersama teman-teman kerjanya, sungguh ia kelelahan hari ini. Terlalu banyak pelanggan yang berdatangan sampai-sampai ia melupakan kalau dirinya belum makan dari pagi.
"Sumpah capek banget. Banyak banget yang datang" lirih mereka.
"Ya, mending sepi deh. kalau kaya gini badan kita remuk" sahut yang lain.
"Kalian jangan nyumpahin cafe ini sepi nanti kita di pecat" ucap netta.
Mereka menoleh menyengir kuda. "Ya juga. Kalau gitu kita harus semangat kerja abis itu kita minta bonus, deh" ucap temannya.
Mereka mengangguk.
"Woy, bawain nih pesanan ke meja 23" ucap resepsionis berteriak memanggil mereka.
"Yah. Baru aja duduk" lirih mereka.
Netta berdiri menatap mereka. "Kalian istirahat saja, biar aku yang bawain" ucap netta.
Mereka tersenyum lebar. "Makasih. Nanti kita nyusul" ucap mereka.
Netta mengangguk ia langsung mengambil makanan untuk meja 23. Sebisa mungkin ia tidak menunjukan kalau dirinya sangat lelah. "Permisi, ini pesanannya. Silahkan di makan" ucap netta tersenyum tipis pada pria bertopi hitam yang hanya diam menunduk tidak lupa masker.
Netta menaruh pesanan itu di meja. Melirik aneh pada pria yang hanya diam. "Aneh, dan menyeramkan seperti om al" cicit netta yang masih terdengar pria itu.
"Emang saya al, suami kamu" batin albert.
Ya. Dia albert pria bertopi hitam yang sedang memantau netta berkerja. Sungguh albert kesal pada netta bisa-bisanya kerja ditempat yang seperti ini, yang rata-rata pengunjungnya pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Teen FictionAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.