31. Albert selingkuh

7.5K 165 3
                                    

Albert benar-benar mengabaikan istrinya begitu saja, bahkan selama satu Minggu ia tidak tidur di kamarnya. Ia lebih memilih tidur dikamar lain daripada harus tidur bersama istrinya.

Netta juga berkali-kali meminta maaf tapi sayangnya albert mengabaikan begitu saja, bahkan albert tidak lagi memperhatikan dirinya. Tidak menyuruh netta makan dan istirahat tepat waktu.

Netta benar-benar merasa sangat bersalah, selama dua hari juga ia tidak makan. Ia benar-benar bingung harus bagaimana, kuliahnya berantakan. Pikirannya kacau.

"Om al" panggil netta menghampiri albert yang sedang duduk sambil meminum teh.

Albert hanya melirik netta. Ia langsung beranjak dari duduknya, sayangnya netta langsung menahannya. "Apa?" Tanya albert dingin, sambil melepas cekalan netta.

"Netta minta maaf, net---"

"Saya sibuk" potong albert langsung naik kelantai atas. Meninggalkan netta yang terdiam sedih.

Netta menyakat air matanya, ia masuk kamar dengan air mata yang terus mengalir deras. "Hiks, netta tidak bermaksud selingkuh, om. Netta cuma merayakan ulang tahun bang ari sebagai tanda terimakasih karena sudah menjaga netta selama ini, dan sudah menyayangi netta. Hanya itu, hiks" isak netta.

Netta tertidur pulas setelah puas menangis. Jujur ia tidak suka Albert cuek pada dirinya, walaupun kadang albert sangat menyebalkan baginya. Tapi ia tidak suka albert mengabaikan dirinya. Ah bingung dengan perasaannya sekarang ini.

Cklek.

Albert masuk kamar berjalan mendekati istrinya yang meringkuk di sofa. Albert membopong tubuh mungil istrinya, menaruhnya di kasur menarik selimut sampai dada, mengusap pipi netta, memandang wajah sembab netta. "Saya cuma mau lihat sebesar apa kamu membujuk saya, hanya itu" Albert mencium seluruh wajah netta. Setelah puas ia langsung keluar kamar.

***

Netta duduk di taman rumah menatap lurus depan, sudah dua Minggu albert enggan bicara dengannya. Sudah dua Minggu juga ia tidak napsu makan. "Netta minta maaf om" lirih netta.

Netta menoelah mendengar suara mobil berhenti di lapangan, ia berjalan melihat siapa yang datang. Jantungnya berdegup kencang melihat pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya.

"Ini enggak mungkin" cicit netta. Ia berlari menghampiri albert dengan perempuan yang memeluk erat pinggang Albert. "Om al" panggil netta.

Albert dan perempuan seksi itu menoleh menatap netta. "Siapa gadis ini?" Tanya perempuan berambut pirang menatap netta dari atas sampai bawah.

"Bukan siapa-siapa" jawab albert. Sambil mengelus rambut perempuan itu.

Deg

Netta menatap albert dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Om enggak salah bicara?" Tanya netta air matanya mengalir deras.

Albert menggeleng. "Kenalin ini mawar, pacar saya" kata albert mengelus pipi mawar.

DEG

"P-pacar?" Cicit netta.

Mawar mengangguk. "Ya. Kami berdua pacaran, sudah, ya. Kami mau bermesraan" kata mawar menarik albert masuk rumah.

Tubuh netta lemas ia terduduk las di lantai. "O-om a-al selingkuh?" Cicit netta air matanya mengalir deras.

Danu melihat metta dari kejauhan ia sungguh tidak tega melihat netta seperti ini. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. "Maaf non" cicit danu.

Netta berlari menghampiri albert yang sedang bersuapan dengan mawar. "Om al, kenapa om melakukan ini?" Tanya netta menatap albert.

Albert menarik mawar lebih dekat dengannya. "Masalah?, Kau yang duluan selingkuh" ucap albert dingin.

"AKU TIDAK SELINGKUH" bentak netta.

"Tidak ada orang selingkuh tapi jujur" kata albert tersenyum miring.

"Memang kenyataannya, aku tidak selingkuh" teriak netta kesal.

Albert menatap wajah netta yang merah menahan marah. "Sudahlah, jangan urus hidup saya. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau. Begitupun sebaliknya" ucao albert dingin.

Deg.

Netta tersenyum miring. "Kau berkata seperti itu karena kau sudah mendapatkan semua yang kau kau, termasuk merebut aku dari kedua orang tuaku. Kau mengambil kebahagiaanku" teriak netta kesal.

Albert tersenyum miring. "Apa kau lupa, kau itu dijual, kedua orang tua kamu menjual kamu demi uang, jadi terserah saya mau berbuat apapun sama kamu" ucap albert santai.

DEG

Netta mengangguk kecil. "Baiklah. Aku akan pergi dari hidup om selamanya" ucap netta. Dadanya terasa sakit, kenapa ia harus mengambil situasi seperti ini.

Deg

Giliran albert jantungnya berdegup kencang, rasanya ia ingin menahan netta, tapi egonya terlalu tinggi. "Silahkan. Dan tenang saja saya tidak akan menganggu hidup kamu lagi, mau kamu hidup di jalanan. Atau mati sekalipun saya tidak peduli" kata albert memalinngkan wajahnya enggan menatap wajah netta.

Netta mengangguk paham. "Terimakasih" setelah mengatakan itu netta langsung keluar rumah dengan perasaan hancur.

Mawar menatap albert yang terduduk lemas di sofa, menatap netta yang keluar rumah. "Al. Kau keterlaluan, kau boleh menghukum istri kamu, tapi kamu juga harus punya hati kalau ucapan kamu tadi salah, netta pasti sakit hati" ucap mawar.

Albert meremas rambutnya. "Arghhhh. Gue enggak bisa, gue terlalu kecewa" teriak albert kesal.

"Gue yakin lo bakal menyesal" ucap mawar. Keluar rumah albert.

**

Netta benar-benar tidak tahu keberadaan kedua orangtuanya, rumahnya hancur entah ulah siapa. Dan sekarang ini ia bingung harus tinggal dimana. Hari sudah semakin sore tapi ia belum juga mendapat tempat tinggal untuk sementara.

Berjalan menelusuri jalanan yang ramai. Ia duduk di pinggir jalan menatap jalanan yang ramai. "Aku harus tidur dimana" cicit netta.

Sebenarnya ia bisa saja menelepon teman-temannya untuk menginap semalam ditempat mereka, tapi ia tidak mau merepotkan mereka, ditambah ia takut ancaman albert waktu itu. Netta kembali berjalan masuk ke ruko kosong tempat anak gelandangan beristirahat.

"Hay. Aku boleh duduk di sini?" Tanya netta pada anak kecil yang sedang duduk sambil makan roti.

"Boleh" jawab anak kecil itu menggeser tempat duduk. Beralas kardus bekas.

Netta duduk ia memeluk kedua lututnya, kenapa malam ini sangat dingin. Menoleh menatap anak kecil yang sudah terlelap tidur. "Aku pasti bisa, dulu aja aku bisa" kata netta.

Netta memejamkan matanya ia mulai terlelap dalam tidurnya, menikmati dingin malam. "D-dingin" cicit netta menggosok tubuhnya sendiri.

Netta terbangun dari tidurnya saat merasakan tubuhnya basah akibat cipratan air hujan. "Basah" cicit netta semakin kedinginan. Tubuhnya menggigil hebat merasakan tubuhnya basah kuyup akibat air hujan yang semakin deras mengguyur Jakarta. Sungguh hari ini hari tersial dirinya.

Mungkin ini azab dirinya karena telah membuat suaminya kecewa dan marah pada dirinya, ia akui kalau dirinya sangat jahat pada albert. Makannya ia menerima azab ini. Netta semakin memeluk tubuhnya yang terasa dingin seperti es batu. Mungkin ini akhir dari kisahnya yang sangat menyedihkan.

***

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang