Albert meraup wajahnya kasar kenapa kerjaannya tidak selesai-selesai juga ditambah lagi danu tidak masuk kerja karena sakit, sedangkan karyawan lain tidak bisa ia percaya begitu saja, memijit pelipisnya ia khawatir istirnya kenapa-kenapa usia kandungan netta Sudah memasuki usia delapan bulan seharusnya ia cuti kerja saja toh ini perusahaan miliknya sendiri.
Albert menatap poto netta dengan dirinya yang sedang berpelukan sambil makan es krim, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis rasa lelahnya hilang saat melihat netta yang tersenyum lebar walaupun hanya di poto.
Menghembuskan nafasnya kasar ia kembali fokus kerja ingin cepat-cepat pulang dan memeluk istri tercintanya, rasanya ia ingin mencium netta dan mengajak bicara anaknya yang masih dalam kandungan. Mencurahkan rasa rindunya yang baru setengah hari jauh dari netta.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi bersiap-siap pulang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi rasa kantuk yang amat tidak tertahan, ia memarkirkan mobilnya asal dan berlari cepat menuju kamarnya yang ada dilantai satu. Albert sengaja tinggal di lantai satu demi kenyamanan netta karena netta kesusahan naik turun lantai dua walaupun ada lift tapi sama aja.
"Tuan baru pulang?" Tanya danu keluar dari dapur.
"Hm, istri saya ada di kamar?" Tanya albert memberhentikan langkahnya menatap danu.
Danu menggeleng pelan. "Tidak ada non netta ada di rumah kedua orangtuanya" jawab danu.
Albert diam menatap danu. "Kenapa tidak telpon saya?" Tanya albert menahan marah.
"Sudah tapi nomornya tidak akti---"
Tanpa menunggu penjelasan dari danu albert langsung keluar rumah kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah mertuanya, selama diperjalanan ia terus menguap. Sesampainya di depan rumah mertuanya ia langsung mendorong keras pintu itu membuat kedua orang tua netta yang memang sedang tidur di teras kaget.
"Astaga! Al" kaget Mereka menatap menantunya.
Albert menatap Istirnya yang tidak kesehatan bersama mereka. "Kenapa istri saya tidak tidur di kamar? Kenapa dia tidur dilantai seperti itu?" Tanya albert menghampiri istrinya yang tidur pulas.
"Dia tidak bisa tidur jadi kami memutuskan untuk tidur bersama, netta tidak bisa tidur karena tidak ada kamu" jawab yunia.
Albert menatap wajah netta yang sembab. "Kalau gitu saya mau bawa dia pulang saja" ucap albert sambil membopong tubuh metta yang langsung ditahan andria. "Kenapa? Ini istri saya kalian mau mencoba menahan saya hah?" Marah Albert.
Andrian menggeleng. "Tidak, cuaca di luar tidak baik untuk netta lebih baik di sini saja kamu bawa anal saya ke kamar" ucap andria cepat.
Albert diam beberapa detik sebelum ia mengangguk dan membawa netta ke kamar, Albert merebahkan tubuh netta di kasur menatap wajah netta. "Maafkan saya sudah telat pulang" lirih albert merasa bersalah. Melepaskan jas yang melekat di tubuhnya albert langsung merebahkan tubuhnya di kasur memeluk netta dari samping.
***
Netta mengerjapkan matanya menyesuaikan sinar matahari yang menembus jendela kamarnya, menoleh kaget melihat albert yang ada di sampingnya yang masih tidur pulas. "O-om al" kaget netta.
Albert memeluk erat netta. "Hmm. Sebentar saya masih ngantuk" gumam albert menyembunyikan wajahnya di leher netta.
Netta mengelus pipi albert. "Pulang jam berapa? Kenapa enggak pulang ke rumah aja?" Ganga netta.
"Masa saya pulang ke rumah tapi istri saya tidak ada, kalau gitu untuk apa saya pulang" jawab albert khas suara bangun tidur.
Netta terkekeh kecil. "Yasudah tidur lagi aja aku mau keluar dulu" ucap netta.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Teen FictionAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.