48. unek-unek albert

4.7K 130 0
                                    

Albert mengelus perut istrinya yang sudah membesar tidak terasa usia kandungan netta sudah memasuki tujuh bulan, sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua, menjadi keluarga yang bahagia dilengkapi anak-anak yang pintar, cantik dan tampan seperti kedua orangtuanya.

Sedangkan netta ia sibuk mengobrol dengan donita yang juga sedang mengandung anak danu, mereka bercerita random sedangkan para suaminya hanya diam mendengar obrolan mereka. Sesekali mereka menyahut jika ditanya selebihnya mereka diam tidak mau salah bicara dan berakhir marahan.

Albert menatap istrinya yang kelihatan tidak nyaman karena rambutnya terus menganggu, albert mengelung rambut netta asal yang malah semakin cantik dimatanya.

"Kim teahyung ganteng banget aku suka, hidungnya yang mancung, rambutnya yang rapi, senyumnya manis seperti pemanis makanan, roti sobeknya yang menggoda, satu lagi suaranya yang membuat aku tergila-gila, dia juga suka sapa fans nya " puji netta sambil tersenyum menatap donita yang mengangguk membenarkan ucapannya.

Albert memutar bola matanya malas, netta kalau sudah menuju idolanya pasti membanding-bandingkan dirinya dengan pria yang tadi netta sebut. "Pasti bentar lagi dibanding-bandingkan" batin albert siap mendengarkan netta yang akan membandingkan dirinya.

"Enggak kaya om al, suka marah-marah enggak jelas kalau si sapa orang diam aja enggak mau senyum, enggak mau sapa balik, enggak mau salaman, enggak mau basa-basi sok paling keren sedunia" ucap netta melirik albert yang terlihat jelas pasrah dan mengangguk pelan.

Danu dan donita langsung beranjak dari sana daripada mereka kena imbas kemarahan albert lebih baik mereka masuk kamar, daripada harus mencari cara supaya albert mengatur cemburunya.

Albert berusaha tersenyum. "Sayang, perut kamu lucu aku jadi gemes lihatnya" ucap albert mengalihkan pembicaraan.

Netta menatap albert. "Mengalihkan pembicaraan" sinis netta.

"Daripada saya harus mendengar ceramah kamu yang tidak ada ujungnya" cicit albert.

"OM ALLLLLL" teriak netta kesal.

***

Albert mencium bibir netta lembut. "Kira-kira anak kita nanti cewek atau cowok, ya?" Ucap albert. Mereka sengaja tidak menanyakan jenis kelamin anak mereka pada dokter mereka ingin mengetahui itu semua di saat anak mereka lahir.

"Kalau cewek Kenapa? Kalau cowok kenapa?" Tanya balik netta.

"Kalau cewek cantik seperti kamu, kalau cowok jelas mirip saya tampan" ucap albert percaya diri.

Netta tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan albert. "Pede banget sih, letak gantengnya darimana coba? Yang ganteng itu BTS apalagi Kim teahyung luar biasa tampannya, semoga anak kita kalau cowok gantengnya kaya kim teahyung siapa aja deh yang penting jangan mirip om, seremmmmmm" ucap netta bergidik ngeri.

Yang awalnya wajah albert tersenyum lebar sekitar langsung berubah tanpa ekspresi. "Terus aja puji itu cowok yang jelas-jelas mereka semua tidak tau kamu hidup di dunia, sedangkan saya tau kamu hidup tidak pernah tuh dipuji tampan padahal suaminya sendiri yang menjaga kamu 24 jam.  sedangkan mereka?, Mereka tidak pernah menjaga kamu tapi kamu selalu memuji. Saya sebagai suami cemburu dengar kamu puji Mereka sampai banding-bandingkan saya sama mereka yang jelas-jelas sangat jauh...."

Netta diam menyimak ucapan albert, ia sedikit bersalah.

"Saya akui kalau mereka sangat tampan sempurna di mata kamu dan Perempuan lain, tapi tidak seharusnya kamu banding-bandingkan saya sama mereka sekalipun kamu ingin memuji mereka puji mereka di saat saya tidak sama kamu supaya saya tidak cemburu" lanjutnya menatap lekat netta yang menunduk merasa bersalah.

Netta mendongak menatap albert matanya berkaca-kaca. "M-maaf, om, tapi jujur aku tidak bermaksud seperti itu" ucap netta memeluk albert.

Albert membalas pelukan netta mengelus punggung netta.."enggak papa, enggak usah dibahas lagi mending kamu tidur saya mau lanjut kerja" ucap albert melepaskan pelukannya.

Netta mengangguk ia merebahkan tubuhnya di kasur menarik selimut sampai dada. "Jangan malam-malam kerjanya" ucap netta.

Albert mengangguk mencium singkat bibir netta dan langsung keluar kamar, karena laptopnya ada di ruangan kerjanya, Ia masuk kedalam ruangan kerjanya menatap danu yang sedang merapikan berkas-berkas.

"Mau istirahat?" Tanya albert duduk di sofa yang ada di sana.

Danu menoleh menatap wajah albert yang terlihat sedih, danu yang awalnya hendak mengangguk tapi ia uraikan. "Tidak, saya cuman beres-beres aja tuan butuh sesuatu? Atau ada kerjaan yang perlu saya bantu" Tanya danu menghampiri albert.

Albert menatap danu. "Duduk dulu, malam ini anggap saja saya teman kamu, nu, kamu mau bicara apapun saya dengarkan enggak bakal saya marah kalau ucapan kamu tidak sesuai" ucap albert.

Danu melongo ia tidak paham maksud albert. "maksudnya? Saya tidak----"

"Saya tadi kebablasan bilang kalau saya tidak suka netta puji-puji idolanya di depan saya, suaminya sendiri. Saya tidak membentak dia tapi saya hanya bicara sesantai mungkin supaya netta tidak sedih tapi tetap saja saya melihat netta yang terlihat bersedih dan merasa bersalah. Saya ingin minta maaf tapi saya juga kesal saka dia kenapa dia menyukai ribuan pria orang luar negeri, padahal suaminya sendiri asal luar negeri bukan orang Indonesia" potong albert.

Danu mengangguk paham. "Coba tuan bayangkan kalau tuan di posisi non netta pasti tuan melakukan hal yang sama. Coba tuan tambah stok kesabaran tuan demi netta bahagia daya pernah baca buku yang isinya. 'jika kita nyaman mengobrol dengan orang itu maka kita akan terus mengobrol hal yang sama, begitupun sebaliknya kalau kita yang awalnya nyaman mengobrol dengan orang itu tapi ada ucapan orang itu yang tidak enak dihayati maka kita tidak akan nyaman saat berbicara' intinya netta nyaman saat ia puji-puji orang lain di hadapan om, dia Percaya kalau om orang yang tepat dan bisa menghargai ceritanya" jelas danu panjang lebar.

Albert meraup wajahnya kasar. "Kamu sih enak adik saya tidak puji-puji pria lain di hadapan kamu lah saya dibanding-bandingkan terus" sewot albert.

Danu meraup wajahnya menatap albert yang masih belum paham. "Tidak pernah? Malahan melebihi non netta, donita setiap malam mengedit poto dirinya dengan idolanya, dan memposting di sosial media, sedangkan poto-poto saya tidak pernah tuh di posting di sosmed nya . Saya berasa di selingkuhi di depan mata saya sendiri" ucap danu.

Albert menatap kesal danu. "Kenapa kamu yang jadi curhat? Saya yang mau curhat sama kamu, nu" geram albert kesal.

Danu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yasudah begini saja, kita dengarkan saja pujian istri kita masing-masing nanti lama-lama juga mereka bosen" ucal danu tidak memiliki ide yang lain selain pasrah.

Albert mengangguk. "Sepertinya saya harus menculik mereka dan Mengantikan wajah saya dengan wajah mereka" gumam albert.

"Gila!" Pekik danu.

***

KALIAN HARUS LIHAT SG AKU CEPATTTTTT. AKU SPILL PART NETTA MELAHIRKAN. *yayah_2y*

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang