Netta menatap sekeliling ruangan yang serba putih, ia menatap kakinya yang diperban kain putih. Saat digerakkan kakinya terasa sakit, dan ngilu. Ia memejamkan matanya mengingat kejadian tadi sore, dimana ia berlari kencang. Dan ia jatuh dan mengakibatkan kakinya ke kelir.
Karena sangat sakit ia jatuh pingsan dipeluka seseorang, ia tidak tau siapa yang membawanya pergi ke sini.
Meringis menatap kakinya yang sangat sakit.Ceklek...
Netta menatap pintu yang dibuka seseorang, yang menatapnya datar dan tajam. Buru-buru ia memalingkan wajahnya bisa-bisa ia mati dalam keadaan seperti ini.
"Gimana enak?. Mau ditambah lagi?" Tanya Albert datar, Ia terus menatap netta yang ketakutan.
Netta menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "A-aku enggak ada niatan kabur ko, aku cum---"
"Cuman berusaha pergi dari saya, gitu?" Potong Albert.
Netta memutar bola matanya malas. Daripada bertengkar lebih baik ia tidur, itu lebih baik. "Udah deh, kalau mau marah-marah entar aja, aku mau tidur dulu" sinis netta.
"Hello kakak ipar" sapa Donita masuk keruang rawat netta, bersama mamah papahnya.
Netta menoleh ia tersenyum tipis. "Hello. Enggak usah panggil kakak, kita seumuran" ucap netta. Ia berasa paling tua.
Albert menggeleng. "Harus pakai kakak, kamu lebih tua dari nita" ucap Albert tidak setuju.
"Terserah, om deh, kesal banget" kesal netta.
"Hahaha. Kalian lucu" kekeh Donita menatap abang dan kakak iparnya.
***
Malam harinya netta tidak bisa tidur. Padahal tadi sore ia sangat mengantuk, tapi sekarang malah ia tidak bisa tidur. Sedangkan disini hanya ada Albert yang menemaninya. Itupun sudah tidur pulas di sofa.
Netta menatap langit-langit ruangan rawatnya, untuk beberapa Minggu ia tidak bisa banyak bergerak seperti biasanya. "Bodoamat deh, aku mau bangunin si om aja" kesalnya, ia ingin mengobrol. Dipanggil berkali-kali tidak menyahut netta kesal sendiri.
"OM AL. BANGUN" teriak netta kesal.
Albert yang sedang tidur pulas ia langsung terlonjat kaget, ia langsung menatap netta panik, takut netta terjadi sesuatu. "Iya?, Kamu kenapa, kamu butuh sesuatu?" Tanya Albert khawatir, ia langsung duduk di samping netta.
Terlihat jelas Albert sangat mengantuk, bahkan matanya sampai merah. Ia jadi merasa bersalah sudah membangunkan suaminya yang kelelahan. Netta menggeleng pelan. "Enggak. Om kalau mau tidur lagi, tidur aja" suruh netta tidak enak.
Albert menggeleng. "Enggak! Kamu butuh apa? Biar saya anterin." Ucap Albert lembut.
Netta menggeser, ia menepuk-nepuk sampingnya. "Tidur om, kelihatan banget om lelah" ucap netta kasihan.
Albert mengangguk ia merebahkan tubuhnya di samping netta, menatap netta. "Kamu enggak bisa tidur?, Ya, biar saya temenin" ucap Albert, tau wajah netta yang tidak ada tanda-tanda mengantuk. Bahkan terlihat segar.
Netta menggeleng pelan. "Om, beneran aku enggak boleh acara tour di sekolah?" Tanya netta lirih. Ia berharap besar, Albert berubah pikiran.
Albert menggeleng. "Enggak. Kalau kamu mau jalan-jalan, sama aku aja, kita keluar negeri"
Mata netta berbinar-binar. "Serius?. Dari dulu aku mau jalan-jalan keluar negeri, kaya aktris gitu" ucap netta antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Teen FictionAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.