37. Ngidam aneh

4.7K 112 0
                                    

Hamil kali ini mampu membuat albert was-was, ngidam netta selalu membuat dirinya stress. Seandainya ia tidak cinta dengan istrinya mungkin netta sudah mati dari kemarin-kemarin. Minggu lalu netta ngidam ingin memiliki pabrik es krim produksi biskuit, albert langsung mengabulkan permintaan istirnya.

Dua hari setelah itu netta ngidam ingin makan buah bangga, dengan cepat albert membelinya hari itu juga. tanpa disangka ternyata netta menginginkan buah bangga tetangga, dengan siap danu ingin meminta izin pada memiliki poho bangga itu untuk ia beli. Namun netta menolaknya dan dia mengatakan kalau dirinya ingin Albert suaminya maling.

Tentu Albert menolaknya seorang Albert Aleksandar mafia terkenal di Italia harus maling mangga yang harganya receh. Namun dengan paksaan dari kedua orangtuanya dan netta yang tidak ingin tidur berdua, dan tentunya mencueki dirinya alhasil ia menurut. Tengah malam ia manja pohon mangga dan tiba-tiba satpam komplek melihat albert maling mangga alhasil satpam menangkap albert dan memukulnya bersama warga lain sampai babak belur.

Dan masih banyak lagi ngidam netta yang sangat aneh dan menyebalkan bagi albert. Seperti sekarang ini netta terus membujuk suaminya untuk menuruti ngidamnya.

"Enggak netta, saya enggak mau itu sangat memalukan" tolak albert kesekian kalinya.

Netta melipat kedua tangannya di dada. "Padahal cuma pakai daster doang itupun di dalam rumah, masa enggak mau sih" kesal netta.

Albert menatap istrinya. "Lagian dari kemarin kamu ngidam aneh-aneh---"

"Terus om nyesel gitu?. Ini juga kemauan anak om sendiri, om yang sudah buat aku hamil" sentak netta memotong ucapan albert yang baru setengah.

Albert melirik danu yang pura-pura fokus dengan laptop. Begitupun Donita ia sibuk main ponsel. Mereka tidak mau ikut campur dan berakhir kena imbah kekesalan netta.

"Danu saja yang pakai daster, nu. kamu mau, kan?, Nanti saya tambah haji kamu" tanya albert.

Danu menoleh menatap albert dan netta. Mengangguk paksa. "I-iya, saya mau" jawab danu ragu.

Netta menggeleng cepat. "Enggak! Aku maunya om al. Kalau om enggak mau aku anggap ini anak om danu, bukan anak om al" kesal netta.

Albert melotot sempurna mendengar ucapan istrinya yang kelewat santai. "Enak saja. Saya yang tiap hari produksi danu yang kamu anggap ayah bayi kita" sewot albert.

"Kalau enggak mau. yaudah turuti aku" kesal netta.

Albert melirik kesal istrinya. "Oke, fine! Saya mau asalkan di dalam rumah aja" putus albert terpaksa.

Netta ternyata lebar. "Yeyyy. Dari tadi ke, aku siapin bajunya dulu" kata netta naik kelantai atas kamarnya.

Albert mengacak-acak rambutnya kesal. "Kalau sampai teman-teman saya tau mau ditaruh dimana muka saya" kesal albert.

"Sabar tuan, ini cobaan dari tuhan" ucap danu menahan tawa.

"Diam kamu, nu" kesal albert.

Tidak lama netta turun membawa baju daster yang sudah ia siapkan, dan membawa alat makeup milik adik iparnya. "Ini paka----"

"Ko bawa-bawa itu, jangan bilang muka saya mau kamu celemongin?" Tanya albert panik, was-was.

Netta menggeleng. "Enggak! Cuma makeup tipis-tipis doang, udah sana ganti, om" kesal metta menarik-narik albert.

Albert menggeleng. "Enggak mau. Jangan pakai makeup saya cowok, sayang. Donita atau danu saja, ya" pinta Albert dengan wajah melasnya.

"Apa ke aku-aku, ih?" sinis donita yang sedari tadi hanya diam.

Netta melipat kedua tangannya di dada melempar alat makeup dan daster itu. "Yasudah kalau tidak mau, emang dasar pria enggak peka udah culik anak orang, nikahi secara paksa, hamilin anak orang. Sekarang giliran ngidam enggak mau tanggung jawab" kesal netta.

"Sayang saya malu----"

"Yasudah jangan, aku juga udah enggak mood" potong netta masuk kamar dengan air mata yang berlinang.

Albert menatap istrinya yang masuk kamar, meraup wajahnya kesal. "Astaga! Kenapa jadi seperti ini sih." Kesal albert menendang meja kesal.

Donita menatap albert prihatin. "Yang sabar bang. Tapi menurut aku abang harus turuti kemauan kak netta, takutnya anak abang ileran masa anak seorang Albert Aleksandar anaknya ileran" ucap Donita menakuti abangnya.

"Benar yang dikatakan non Donita, tetangga saya dulu gitu sampai sekarang anaknya ileran padahal sudah menikah, sampai-sampai dia di kalungi ember supaya pas iler nya enggak netes kebawah. Kalau ada acara penting mulutnya di selotip supaya enggak netes, bisa tuan bayangkan kalau anak tuan harus bawa-bawa ember yang isinya iler" ucap danu ngarang.

Albert melotot sempurna ia menggeleng cepat. "Enak aja. Masa anak seorang Albert Aleksandar ileran kedua orangtuanya cakep-cakep lah anaknya ileran. Kalau gitu bantu saya gunain barang keramat ini" pinta albert pasrah.

Dengan sigap mereka langsung membantu albert, mendadani albert asal sesuai kemauan netta. Berkali-kali albert bergidik geli saat makeup itu dioleskan ke muka tampannya.

Donita dan danu menahan tawa melihat wajah albert yang sangat aneh. "Udah bang, tapi jujur muka abang cantik banget, hahah" tawa donita menatap wajah abangnya.

Albert menatap dingin mereka. "Ini semua demi netta dan anak saya. Kalian pastikan jangan ada orang masuk ke sini" ucap danu beranjak dari duduknya. Baru tiga langkah ia berjalan tiba-tiba terjatuh tersungkur daster.

Beuk.

"Astaga!" Kaget danu dan donita melihat albert kesandung. Mereka langsung bergegas membantu albert yang kesusahan berdiri. "Hati-hati, nanti jatuh" ucap danu polos.

"Tekat sialan!" Kesal albert.

"Eh, iya" cicit danu menyadari ucapannya telat.

Albert terus terjatuh berkali-kali, rasanya kamarnya sangat jauh untuk kali ini. Karena kesal jatuh terus albert menarik bawah bajunya sampai paha ia langsung berjalan cepat menuju kamarnya.

"HAHAHAHAHAHAH" tawa donita dan danu terbahak-bahak melihat albert yang sangat lucu. Begitupun para pelayan diam-diam mereka mengintip semuanya dan tertawa pelan.

Albert masuk kedalam kamar melihat istrinya yang tidur miring membelakangi dirinya. "Sayang, coba ngadep sini" pinta albert dengan lembut.

"Enggak! Sana keluar aku enggak mau lihat om lagi" tolak netta.

Albert duduk di pinggir kasur. "Sayang coba lihat aku dulu pasti kamu senang" pinta Albert sambil memegang lengan netta.

Netta menoleh matanya melotot sempurna melihat wajah albert. "O-om a-al, i-ini om al? S-suami a-aku?" Tanya netta terbata-bata.

Albert mengangguk kaku. "I-iya i-ini s-saya albert" jawab albert sedikit tidak mengakui dirinya sendiri.

Netta menahan tawa ia beranjak dari kasur menarik albert ke cermin. "Coba lihat om sekarang" ucap netta.

Albert menatap wajahnya di cermin matanya melotot sempurna. "ASTAGA! INI BENERAN SAYA?" tanya albert berteriak histeris.

"Iya. HAHAHAHAHA LUCU SEPERTI BADUT HAHAHA" tawa netta terpingkal-pingkal.

"Astaga! Kenapa penampilan daya seperti ini" cicit Albert prustasi. Sedangkan netta terus tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata. Albert senang melihat netta tertawa bahagia seperti ini walaupun dirinya harus ter bully seperti ini.

Diam-diam danu dan donita mengintip karena pintu kamar tidak di kunci. "Lucu, kalau mamah sama papah tau pasti mereka tidak menyangka anak laki-laki harus seperti ini, di bully istrinya sendiri." Ucap donita yang.

Danu mengangguk membenarkan perkataan donita.

"Sumpah om lucu banget, aku jadi pengen lihat om seperti ini terus haha" tawa netta.

"JANGAN" teriak albert panik.

****

Seperti biasa aku enggak baca ulang jadi banyak TYPO.
Aku nulis ini agak ngakak dikit ngebayangin jadi Albert 😭🤣🙏

obsession devil [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang