Netta sudah siap-siap untuk berangkat ke kampus. Sudah satu Minggu ia berkerja di cafe milik aldo. Tanpa sepengetahuan suaminya. Selama satu Minggu juga albert disibukan dengan urusan di kantornya yang sedikit ada masalah.
Netta duduk di samping albert yang sedang asyik mengetik di laptop. "Om. Aku berangkat dulu, ya." Pamit netta.
Albert mengangguk pelan. "Saya tidak bisa antar kamu, nanti biar saya jemput kamu saja" kata albert.
Netta menggeleng cepat. "Tidak usah. Aku ada kelas tambahan, om kerja saja dulu nanti aku kabarin kalau aku udah selesai" tolak netta.
Albert menganggu pelan. "Yasudah. Hati-hati" pasrah albert.
Netta langsung beranjak meninggalkan albert yang masih fokus dengan laptop. Masuk kedalam mobil. "Om danu. Om tidak memberitahu soal aku kerja, kan?" Tanya netta.
Ia dan danu sudah sepakat untuk merahasiakan ini. Sebenarnya danu takut albert tahu tentang netta yang berkerja, tapi ia juga tidak tega kalau majikannya kena marah.
Danu mengangguk pelan. "Tidak. Non tenang saja. Tapi hari ini non sudah berhenti kerja kan?" Tanya danu melirik netta lewat kasa spion mobil.
Netta mengangguk. "Ya. Tapi aku pulangnya sedikit telat soalnya aku mau ke suatu tempat" kata netta.
Danu mengangguk paham.
***
Netta duduk di kursi kantin bersama aldo dan nisa. "Aku udah pesan gitarnya. Pasti dia suka" kata netta.
"Pasti. Kapan mau rayain nya? Lo udah kabarin orangnya?" tanya nisa sambil melahap mie.
Netta menggeleng pelan. "Belum. Aku tau tempat dia dimana. Oh, ya. Kalian mau ikut?" Tanya netta.
Mereka mengangguk. "Boleh. Gue mau lihat cowoknya" sahut dimas antusias.
Netta mengangguk kecil. "Dia tampan. Sangat tampan" cicit netta.
Aldo yang mendengar pujian netta untuk pria lain tersenyum miris, harusnya ia tidak berharap lebih untuk mendapatkan netta. Yang jelas-jelas tidak mencintainya samasekali. "Gue masuk kelas dulu, ada tugas yang belum gue selesaikan" pamit aldo.
"Emang ad----"
"Ayok. Jangan banyak bacot" aldo menarik dimas keluar kantin.
Netta dan nisa saling berpandangan satu sama lain. "Ayok kita masuk kelas juga. Aku enggak sabar buat kasih kejutan" ucap netta beranjak dari duduknya diikuti nisa.
Setelah selesai kuliah mereka langsung pergi ke toko kue untuk mengambil kua ulang tahun yang sudah netta pesan jauh hari. Netta tersenyum manis melihat kue di depannya. Diikuti aldo, dimas, dan nisa dari belakang.
"Sudah di telpon?" Tanya nisa.
Netta mengangguk. "Ikut aku, dia sudah menunggu di taman" kata netta. Mereka mengangguk kecil mengikuti netta dari belakang. Taman tidak jauh dari toko kue jadi mereka memutuskan untuk jalan kaki saja.
"Nanti kenalin ke aku, ya. Net" kata nisa tersenyum manis.
Netta mengangguk. "Hm. Tapi kamu jangan suka" kata netta malas.
"Enggak janji, hehe" kekeh nisa.
Aldo mendengus kesal. "Setampan apa sih dia" cicit aldo panasaran.
"Kim teahyung" jawab dimas asal.
Aldo tidak menjawab ia hanya melirik azzam sinis dimas. "Penasaran, baru kali ini hue jatuh cinta sama cewek yang sialnya ceweknya suka sama pria lain" dumel aldo.
Netta memberhentikan langkahnya. Membalikkan tubuhnya menghadap teman-temannya yang mengerutkan keningnya. "Aku dag-dig-dug" kata netta.
"Lebay" ucap mereka bertiga.
"Ihh, nyebelin" kesal netta kembali melangkahkan kakinya menuju pria yang sedari tadi duduk manis sambil memainkan ponsel. "Kamu pasti bisa" ucap netta pada dirinya sendiri.
"Hello. Selamat ulang tahun" ucap netta tersenyum manis.
Pria itu menoleh kaget mendapati perempuan cantik didepannya sambil memegang kue ulang tahun. "N-netta" cicit pria itu tersenyum manis.
"Selamat ulang tahun bang ari, panjang umur sehat selalu, semoga abang selalu bahagia sampai tua. Hehe" kekeh netta.
Ari tersenyum lebar. "Bocil. Masih ingat aja hari ulang tahun gue" ari mengusap rambut netta gemes.
Netta tersenyum lebar. "Tiup dulu lilinnya" suruh netta.
Ari mengangguk, ia langsung meniup lili itu. "Gue mau beedoa, semoga lo sama gue jodoh, amin" ucap ari menatap netta.
Dag-dig-dug
Netta menahan senyum. "Ah, abang gombal, ayok potong kuenya" suruh netta mengalihkan pembicaraan.
Ari mengangguk ia menarik netta duduk di kursi taman. "Gue mau lo jadi pacar gu-----"
"Jadi ini yang kamu lakukan dibelakang saya, netta?" Tanya seseorang berpakaian rapi dengan tatapan tajam menatap netta dan ari.
Deg.
Netta langsung berdiri dari duduknya menarik tangannya yang digenggam ari, Menggeleng cepat. "O-om a-al" cicit netta mendapati suaminya dan danu yang menunduk takut dibelakang tubuh albert.
Albert terus menatap tajam netta. "APA YANG KAMU LAKUKAN DIBELAKANG SAYA INI TIDAK BENAR NETTA. KAU BERSELINGKUH DIBELAKANG SAYA, KAU BERMAIN DENGAN PRIA LAIN TANPA IZIN DARI SAYA" bentak albert marah.
Netta menggeleng cepat ia berjalan mendekati albert. "Om. Tolong jangan salah paham---"
"Salah paham apa?. Kau jelas-jelas berselingkuh sialan!" Marah albert.
"Ini apa maksudnya?" Tanya ari menatap albert dan netta bergantian.
Albert menarik kerah baju ari, menatap tajam ari. "Netta istri saya, dan jangan pernah kamu merebut netta dari saya. Kalau kamu masih sayang dengan nyawa kamu" albert mendorong keras ari. Menatap tajam ketiga teman istrinya. Aldo, nisa, dan dimas yang masih belum paham. "Dan kalian bertiga. Jangan pernah temuin Istri saya lagi" setelah mengatakan itu albert langsung menarik netta keluar taman mengabaikan teriakan netta yang tidak ingin pergi dari sana.
"Lepas, om. Aku belum selesai merayakan ulang tahun bang ari" teriak netta berusaha melepaskan cekalan albert yang semakin erat.
"DIAM. ATAU SAYA BUNUH KEEMPAT ORANG ITU" bentak albert mendorong netta masuk mobil.
Netta menangis ketakutan. "Hiks. Aku minta maaf om, aku salah, aku tidak bermaksud untuk sel----"
"DIAM! SAYA TIDAK MAU MENDENGAR PENJELASAN DARI KAMU YANG JELAS-JELAS KAMU SELINGKUH DARI SAYA" bentak albert.
Netta menganggam tangan albert yang langsung albert tepis. "Aku cuma mau rayain ulang tahun bang ari, cuma itu. Tidak ada niatan untuk selingkuh" ucap netta jujur.
Danu melirik netta. "Non netta maaf, saya tidak bisa bantu non" batin danu melirik netta lewat kaca spion mobil.
"Kurang apa saya sama kamu?. netta. Saya sudah berusaha baik, dan pengertian sama kamu, supaya kamu bisa menerima dan mencintai saya, tapi kenapa ujung-ujungnya kamu bikin saya kecewa seperti ini. Saya juga manusia, saya bisa merasakan sakit hati, kecewa, marah, benci dan masih banyak lagi. Kalau boleh jujur selama kamu kuliah saya merasa sangat kesepian. Saya merasa dunia saya hilang setengah setelah kamu pergi kuliah, saya merasa kamu sumber kebahagiaan saya, sumber hidup saya. Mungkin ini terdengar aneh tapi itulah yang saya rasakan setelah mengenal kamu. Saya kecewa sama kamu" ungkap albert.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
obsession devil [TAMAT]
Teen FictionAlbert Aleksander pria berusia 30 tahun terobsesi dengan gadis berusia 18 tahun, yang selama ini ia jaga secara diam-diam. "kau gadisku, dan kau milikku netta Alegria" Albert Aleksander.