Duke dan Duchess Ludwig dalam balutan pakaian yang nyaman sedang menyeduh teh di ruang tamu. Secangkir teh diletakkan di arah yang berlawanan seolah mereka menyediakannya untukku.
"Salam kepada Duke dan Duchess, apakah tidur kalian nyenyak?"
"Tidurku sangat nyenyak, terimakasih. Semalam kau pasti lelah, dan sekarang kau malah menyapa kami, aku khawatir kau akan terlalu gugup untuk menyapa kami."
"Semalam saya pun tidur sangat nyenyak, semua berkat kebaikan semua orang di kediaman ini. Terimakasih."
Ekspresi Duke Ludwig agak kaku, tapi Duchess menerima sapaanku dengan ekspresi yang cukup ramah.
Aku duduk di depan mereka dan meraih secangkir teh hangat lalu meminumnya. Kami berbincang ringan tanpa menyinggung soal kenapa Killian tidak datang bersamaku atau bagaimana hubungan kami.
'Melihat mereka yang hanya menyiapkan satu cangkir.....'
Mereka pasti sudah mendapat laporan kalau semalam Killian tidak tidur di kamarku. Tidak ada alasan bagi mereka untuk mengungkit masalah itu dan menyulitkan Killian.
Alih-alih Duke melontarkan pertanyaan yang seolah menyerangku, "aku tahu Count membesarkanmu dengan baik dan penuh perhatian.... tapi aku penasaran apa kau bisa mengerjakan pekerjaan nyonya rumah di keluarga bangsawan, tentu meski tidak kau bisa belajar mulai sekarang."
Di sinilah alur cerita yang kuingat sangat berguna. Seandainya aku diberi pertanyaan ini tanpa tahu apa-apa, aku akan kebingungan.
"Saya bisa mengatur catatan keuangan dan menyusun dokumen. Tentu saja, keluarga Duke mungkin punya caranya sendiri, tolong ajari saya dan saya akan berusaha sekuat tenaga."
"Hm... sepertinya Count sudah mengajarimu dengan baik," nadanya terdengar sarkastik, dia curiga aku akan mencuri dokumen internal dan laporan keuangan keluarga Ludwig.
"Jika Duke tidak mempercayai saya, tolong ajari saya hal lain, saya akan belajar dengan giat."
"Ahem hem." Duke Ludwig terbatuk, dia tidak menyangka seorang Edith akan berkata terus terang.
Duchess melirik suaminya seraya menepuk pundaknya dari samping. Mungkin Duchess akan lebih mudah diajak bicara daripada Duke.
Duchess tersenyum dan menjawab mewakili suaminya, "aku senang mendengar kau sudah belajar akuntansi dan cara menyusun dokumen, lalu bagaimana kalau kau mulai membantu pekerjaanku mulai dua minggu lagi? Tidak akan terlalu sulit. Kalau kau ingin istirahat dulu, kau bisa mulai bulan depan."
"Apa perlu menunggu dua minggu lagi? Saya tidak ada kegiatan jadi sekarang pun saya bisa mulai bekerja. Saya akan melakukan yang terbaik." Kemudian, seolah berpikir lagi, aku menambahkan, "ah, anda juga perlu waktu untuk mengatur segalanya ya... kalau begitu panggil saja saya kapan pun perlu bantuan, Madam."
Mereka mungkin harus memilah dokumen mana yang tidak boleh kulihat. Tapi Duke dan Duchess adalah bangsawan yang lihai, mereka tidak memperlihatkan emosi mereka di depanku.
"Aku bukan ibu mertua yang langsung menyuruh menantuku bekerja begitu dia tiba. Lagipula, kau juga perlu waktu mempersiapkan banyak hal untuk tinggal di sini."
"Terimakasih atas perhatiannya."
"Omong-omong, kalau ada yang kau perlukan katakan saja padaku."
"Um, kalau begitu... bolehkah saya minta dipanggilkan pembuat pakaian?"
Sejenak mata mereka membesar dalam keterkejutan sebelum tersenyum kikuk dan mengangguk. Mereka mungkin berpikir kalau aku akan memesan gaun-gaun mahal menggunakan kekayaan keluarga Ludwig langsung setelah menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Yang Berbeda
RomansaSeorang pekerja kantoran biasa meninggal dibunuh kakaknya yang gila judi. Setelah meninggal dia bangun di dunia novel yang dibacanya kemarin, yaitu novel "Menolak Obsesimu". Awalnya dia senang karena dia mengira itu kompensasi yang sepadan atas kema...