Chapter 1

2.1K 66 0
                                    

Melodi yang mengalun dari organ pipa menyebar dalam ruangan seolah menggambar lingkaran konsentrik.

Di kedua sisi Virgin Road, para tamu dalam balutan jubah seremonial mewah memenuhi kursi dan seluruh aula dipenuhi aura khusyuk nan serius.

Dalam hal formalitas, ini sudah sempurna selayaknya pernikahan bagi keluarga Duke. Namun, sama sekali tidak terdengar sorak-sorai gembira seperti pernikahan pada umumnya.

'Kurasa ini lebih pantas disebut pemakaman.'

Sungguh, kedua mempelai maupun para tamu yang hadir semuanya memasang ekspresi suram.

'Jangan berwajah begitu. Dibanding kalian, bukankah aku yang paling tidak nyaman?'

Aku harus berjalan menapaki aula upacara yang beku dan berdiri di sebelah pria yang akan membunuhku di masa depan.

"Sekarang, Edith Rigelhoff, dipersilahkan masuk."

Pendeta yang bingung telah datang untuk memimpin upacara pernikahan atau pemakaman massal, mempersilahkanku masuk dengan suara yang murung.

Kemarin aku sudah berlatih sepanjang hari dan mempraktekkannya dalam kepalaku, namun tetap saja aku merasa gugup.

Aku menyibak ujung gaunku dengan kaki lalu perlahan melangkah maju sambil berhati-hati agar tidak sampai tersandung. Tapi yang jadi masalah bukanlah ujung gaunku, melainkan dadaku... maksudku aku tahu dadaku besar dan indah, tapi gaun ini terlalu mengeksposnya!

Aku baru mencoba gaunnya hari ini dan kurasa bagian yang harusnya menutupi dada telah menghilang.

'Sebagus apa pun gaun yang sensual, bukankah ini terlalu berlebihan untuk dipakai di hari pernikahan?'

Tampaknya bukan hanya aku yang berpikiran begini, pandangan yang tertuju padaku jelas sekali mengandung hal-hal negatif. Ketidaksukaan, penghinaan, merendahkan atau nafsu.

Aku berjalan menuju pria yang suatu hari nanti akan memenggal kepalaku, melewati suasana yang berat sampai aku bisa tahu kalau aku tidak diinginkan.

Dan tentu saja, pria itu bahkan tidak melirikku sedikit pun. Bagi dia, aku mungkin seperti sebuah kutukan atau hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

'Wah, aku berhasil tidak jatuh. Misi pertama sukses!'

Aku menekuk lutut dan sedikit menundukkan kepala untuk memberi hormat pada Pendeta sembari menghela napas lega.

Pendeta menganggukkan kepala dengan acuh tak acuh kemudian mulai membacakan doa pemberkatan.

"Segala yang ada di dunia ini memuja-Mu, Hershan Sang Pencipta. Berkatilah kedua insan, pria tampan dan wanita cantik ini, yang akan membangun keluarga bahagia dan hangat dalam pelukan Tuhan hari ini...."

Hm, Kurasa mustahil bagiku untuk membangun masa depan bahagia dan hangat bersama pria ini. Apalagi dalam situasi di mana aku tahu kalau pria yang membenciku ini suatu saat akan memotong leherku, kecil kemungkinan aku bisa merasakan "keluarga bahagia dan hangat" atau bahkan "masa depan".

Tapi tidak ada cara bagiku untuk menyangkal atau menghindari situasi ini sebelumnya. Begitu aku membuka mata, aku merasuki tubuh wanita yang akan menikah pekan depan.

Proses persiapan pernikahannya benar-benar gila...

°•.☆.•°•.☆.•°•.☆.•°

Kesialan datang bertubi-tubi. Itulah yang terjadi pada hari itu.

"Suna! Sudah kubilang jangan lakukan ini!"

"Ya? Ini senior Youngeun yan--"

"Maaf, Pak Manajer. Suna masih belum lihai menggunakan Excel. Saya akan memperbaikinya."

Isekai Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang