"Itu hanya kebetulan. Saat aku akan masuk, kebetulan kejadian itu terjadi, dan kupikir tidak sepatutnya.... aku ikut campur."
"Karena itulah kau menganggapku sebagai pelacur yang suka merayu."
"Itu..."
"Killian, apa mungkin kau cemburu?" Aku tertawa dan menggodanya, merasa lucu melihat ekspresinya yang salah tingkah.
Killian tiba-tiba menatap mataku dan menjawab dengan nada serius, "iya, sebenarnya aku cemburu."
"Apa?"
"Rumor tentangmu sangat buruk, lalu pria dan wanita paling suci sekali pun pasti akan goyah jika terus berduaan dalam waktu yang lama, jadi aku sedikit khawatir."
"Ha..."
"Awalnya kupikir itu karena aku mengkhawatirkan Renan, tapi kemudian aku sadar... yah, kurasa aku memang agak cemburu pada Renan."
Setelah Killian selesai bicara, suasana di sekitar kami menjadi sangat sunyi sampai-sampai aku bisa mendengar suaraku menelan ludah.
"Apa jawabanku sudah memuaskan rasa penasaranmu?"
"Ah, iya."
"Kalau begitu lanjutkan makanmu, makanannya mulai dingin."
"Ya, kau benar!"
Entah mengapa jantungku jadi berdebar kencang, selera makanku sudah lenyap, tapi aku tetap memaksakan diri untuk menyuapkan makan ke dalam mulutku supaya kecanggunganku tidak terlihat.
'Ada apa dengannya?'
Rupanya menonton opera bersama tempo hari menjadi titik awal dari suatu perubahan besar. Tiba-tiba saja Killian jadi begitu jujur...
Tapi bagiku, yang tahu cara kerja dunia ini, perubahan Killian terasa lebih mencurigakan daripada melegakan.
Kupikir ini saat yang tepat untuk melontarkan pertanyaan yang sudah lama ingin kutanyakan.
"Killian."
"Ya, bicaralah."
"Hei... apa terjadi sesuatu sehingga kau tiba-tiba seperti ini?"
"Apa maksudmu?" Killian terlihat seperti ingin mengelak, tapi aku tidak ingin membiarkannya begitu saja.
"Belakangan ini kau sering meluangkan waktu denganku... berbicara jujur padaku."
"Apa yang salah dengan itu? Bukankah itu hal yang wajar dilakukan pasangan yang sudah menikah?"
"Aku berkata begini karena kita tidak pernah seperti pasangan normal sebelumnya, jadi jangan coba-coba mengelak."
Atas desakanku, Killian meletakkan alat makannya dan berkata, "aku hanya berpikir... aku harus mengenalmu dengan lebih baik."
"Mengenalku dengan lebih baik...?"
"Kuakui ini terlambat, dan selama ini aku bersikap kekanak-kanakan."
"Oh, tidak, tidak kok."
"Meski baru sekarang, tapi aku ingin mulai mengenalmu. Tentu, aku belum sepenuhnya mempercayaimu... sebab kau masih menjadi tersangka utama dari insiden-insiden yang lalu."
"Iya, aku mengerti."
"Tapi sekarang, kupikir mungkin saja pelakunya bukan dirimu, dan semoga saja memang bukan."
Kesedihan yang aneh berkilat di mata Killian. Dia tidak mengatakan kalau dia mempercayaiku, tapi meski begitu jantungku berdetak kencang memukul dada.
'Cahaya harapan semakin terang!'
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Yang Berbeda
RomanceSeorang pekerja kantoran biasa meninggal dibunuh kakaknya yang gila judi. Setelah meninggal dia bangun di dunia novel yang dibacanya kemarin, yaitu novel "Menolak Obsesimu". Awalnya dia senang karena dia mengira itu kompensasi yang sepadan atas kema...