Chapter 54

950 71 3
                                        

Killian mendatangi ruang kerja Renan setiap hari seolah dia bekerja di sana.

Melihatnya yang hanya datang tanpa melakukan apa pun, kentara sekali dia sedang memata-mataiku.

Tapi, jika kau ingin memata-matai seseorang, bukankah seharusnya kau melakukannya dengan sembunyi - sembunyi, bukan malah terang - terangan begini. Itu sih cara memata-matai yang tidak tepat.

Biar begitu, aku mengabaikannya dan terus berpura-pura sebagai karyawan teladan.

Tidak juga sih, aku tidak pura-pura.

Bahkan di dunia ini, jiwaku tetap jiwa pekerja Korea yang berusaha menghasilkan uang demi melunasi pinjaman.

"Jika ditambah kwintasi ini, totalnya 3.568.478 senna, tapi di data tertulis 3.568.487 senna."

"Aku mengerti, mereka pasti tertukar saat menulis jumlah dua angka terakhir. Aku heran ke mana perginya 9 senna itu, syukurlah kau menemukannya."

"Aku belum selesai. Aku menyadari ada salah perhitungan. Bukan hal besar sih, tapi menurutku jika salah hitung, itu bisa menimbulkan masalah di kemudian hari."

"Kau benar. Aku juga berpikir begitu, kau memang sangat teliti dan sudah membenarkan banyak berkas yang penuh kekeliruan."

"Itu karena Renan mengajariku dengan baik. Terima kasih atas kerja keras hari ini."

"Anda bekerja dengan baik, Nona muda, sampai jumpa minggu depan."

Sekali lagi aku menemukan kekeliruan dalam dokumen, membenarkannya, dan menatanya dengan perasaan puas.

"Sudah selesai?"

"Huh, Killian, kau masih di sini?"

Aku sibuk bekerja sampai lupa kalau Killian juga ada di sini. Mata Killian menyipit seolah dia tersinggung atas perkataanku.

"Penilaian Renan tentang dirimu yang tekun dan persisten ternyata benar."

"Oh, ya? Terima kasih."

"...Aku tidak bermaksud memujimu."

"Apa? Menyebutku tekun dan persisten, itu bukan pujian?"

"Haha... bukan. Aku juga mau pergi sekarang, ayo, aku akan mengantarmu ke kamar."

Itu bukan tawaran, tapi pernyataan.

Killian menggenggam pergelangan tanganku dan menarikku keluar dari ruang kerja Renan bahkan sebelum aku sempat membereskan mejaku.

"Aku belum selesai membereskan mejaku!"

"Renan yang akan melakukannya."

Dia tergesa menuju kamarku dengan langkah lebar sehingga aku harus setengah berlari untuk mengimbangi langkahnya.

Ketika sampai di kamar, Killian mengusir Anna yang sedang menungguku, lalu berkata dengan nada yang hampir terdengar seperti ancaman, "aku tahu kau tidak ada acara malam ini."

"Apa? Ah, benar. Tidak ada acara khusus malam ini."

Di kediaman ini, selain membantu Renan aku tidak punya kegiatan lain. Aku tidak menerima undangan pesta dari siapa pun, jadi bisa dibilang aku tidak ada acara apa-apa.

"Ayo menonton opera bersama."

"Apa? Kenapa mendadak sekali?"

"Apa ada bedanya jika aku mengajak besok atau besoknya lagi?"

"...Tidak sih."

Tapi tetap saja ajakannya itu sangat tidak terduga.

'Aku punya firasat... jangan-jangan ini ujian terakhir?'

Isekai Yang BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang