"Buah stoberi rasanya agak asam, jadi aku lebih suka buah yang sudah dimaniskan atau aromanya saja."
"Tapi parfummu tidak beraroma stoberi, aromanya seperti mawar."
"Untuk parfum tubuh, aku lebih suka wangi bunga daripada wangi makanan."
Killian mengangguk atas informasi baru yang dia pelajari, dia lalu menunduk dan menghirup aromaku. "Lumayan."
Ugh, ada apa dengannya hari ini?
Eh? Tunggu dulu... apa dia sedang mencoba membuat Lize cemburu? Haruskah aku membantunya?
Perasaanku campur aduk, tapi aku tidak punya waktu untuk berpikir terlalu lama. Untuk sekarang, kuputuskan berpura-pura dekat dengan Killian. Walau aku salah, tidak ada salahnya jika aku pura-pura begitu.
"Maksudmu lumayan dalam artian buruk atau baik?" Tanyaku pelan dengan nada menggoda.
Killian menatapku sebelum menjawab, "kurasa... lumayan baik."
"Senang mendengar parfum yang selalu kupakai cocok dengan seleramu."
Tatapan Lize dan Cliff menyengat sekali, tapi aku berlagak tidak tahu apa-apa dan terus memandang Killian. Mata Killian terkunci padaku, dia pun tersenyum lembut.
Seolah ingin menceriakan suasana, Lize mulai menuang teh ke setiap cangkir kami.
"Ini teh hitam stoberi yang kudapat dari Martinez. Aku tidak yakin apa ini akan cocok dengan lidahmu, Edith."
"Teh yang dulu kau berikan padaku sangat enak. Aku mempercayai seleramu." Begitu aku memujinya, Lize tertawa lagi.
Dengan demikian, kami berempat mengobrol ringan sembari menikmati teh dan camilan dengan santai.
Sementara itu, pikiranku terus berpacu, berusaha menebak bagaimana alur cerita akan mengalir.
'Jika terjadi sesuatu yang tidak ada di cerita asli... dan jika terdapat syarat pengecualian tahap ketiga, apa artinya akhir cerita asli tidak akan berubah seandainya aku tidak memenuhi syarat ketiga?'
Apabila aku bisa menghindari kematian tanpa perlu memenuhi syarat ketiga, maka syarat itu tidak akan ada.
Selagi aku berpikir, Lize bicara pada Killian dengan nada menyesal, "Killian, maaf, tapi jumat besok apa kamu bisa menemaniku ke Le Belle Marie? Aku mendapat kabar kalau sepatu yang kupesan denganmu dulu sudah selesai."
"Oh! Tidak terasa ternyata sudah selama itu."
"Iya. Kalau kamu sibuk, aku tidak apa-apa..."
"Tidak, tidak, aku akan pergi denganmu." Killian menyetujui dengan ringan, dan Lize tersenyum ceria.
Sedikit terlambat, Lize baru mengingatku. "Oh, jika Edith keberatan, Killian tidak harus ikut kok! A- aku bisa pergi sendiri."
Caranya melambaikan tangan terlihat menggemaskan. Namun aku merasa ada yang aneh dengan sikapnya.
Tadi aku melihat Lize dan Cliff sempat bertatap mata sebelum Lize mengajak Killian. Aku jadi bertanya-tanya kenapa dia malah mengajak Killian dan bukan Cliff.
Maksudku, aku tahu dia memesan sepatu itu bersama Killian, tapi apa perlu dia mengambilnya dengan Killian juga?
'Aneh... aku tidak bisa berhenti merasa kalau ada sesuatu yang tidak beres setiap kali aku melihat Lize Sinclair... atau ini hanya perasaanku saja?'
Sekarang aku tidak yakin apakah aku berpikir begini karena gelagat aneh Lize atau karena aku merasa inferior dibandingkan dia.
Parahnya, beberapa waktu lalu aku masih bisa menepuk punggung Killian seraya berkata, "iya, selamat bersenang-senang dengan Lize!" Tapi kini aku tidak bisa melakukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Yang Berbeda
RomanceSeorang pekerja kantoran biasa meninggal dibunuh kakaknya yang gila judi. Setelah meninggal dia bangun di dunia novel yang dibacanya kemarin, yaitu novel "Menolak Obsesimu". Awalnya dia senang karena dia mengira itu kompensasi yang sepadan atas kema...