'Kenapa Lize tiba-tiba seperti itu, apa ada hubungannya denganku yang telah memenuhi syarat pengecualian kedua?'
Ketika aku sedang berpikir, Cliff tiba-tiba menanyakan sesuatu yang tidak terduga.
"Oh! Apa kau kebetulan tahu apa yang terjadi pada pelayan bernama Sabina?"
"Maaf, siapa?"
"Sabina."
"Tidak, aku tidak tahu. Itu nama yang belum pernah kudengar. Seperti apa dia?"
"...Dia dayang yang agak kurus dengan rambut pirang kecoklatan. Biasanya dia mengurus cucian."
"Hmm... maaf, aku tidak tahu karena semua cucian yang keluar masuk kamarku biasanya diurus Anna atau Sophia. Memangnya kenapa? Apa terjadi sesuatu pada pelayan itu?"
Cliff tersenyum tipis atas pertanyaanku. Senyumnya membuatku merasa tidak nyaman.
"Oh, begitu ya. Padahal Kuharap kau tahu."
"Apa?"
"Ah, aku berniat mempromosikannya kalau dia punya reputasi yang bagus."
"Jadi begitu. Maaf, aku masih belum tahu semua nama pelayan di sini."
"Yah, tidak apa-apa." Cliff menghabiskan tehnya sembari tersenyum aneh. "Omong-omong, jangan lupa perkataanku tadi dan cobalah. Kalau berhasil, itu akan menguntungkan bagi kita berdua, ya kan?"
"Ha... menurutmu begitu?"
Aku tidak berharap banyak. Aku malah khawatir itu akan memicu ingatan Killian tentang waktunya bersama Lize. Namun, tidak banyak waktu yang tersisa sampai episode pemenggalan kepalaku. Jadi aku harus mencoba segala cara.
❇ ❇ ❇
"Lihat itu, Killian! Lucunya!"
Lize yang sudah lama tidak keluar rumah, tersenyum sambil menunjuk etalase salah satu toko di jalan Le Belle Marie. Di etalase toko itu terpajang sebuah kotak musik dan ornamen dari kaca yang katanya diimpor dari luar negeri.
"Iya, lucu. Mau kubelikan untukmu?"
Di mata Killian benda itu cuma sampah cantik yang dibandrol dengan harga berlebihan, tapi jika Lize mengatakan itu lucu maka itu memang lucu.
"Tidak, aku hanya bilang kalau itu kelihatan lucu."
Meski Lize berkata begitu, Killian tetap mengajaknya masuk ke dalam toko dan membeli barang yang tadi dia tunjuk.
Sebuah kotak musik buatan salah satu dari tiga pengrajin terbaik dunia berharga 200.000 senna, dan ornamen kaca berbentuk kelinci yang diimpor dari pembuat kaca ternama berharga 18.000 senna.
"Sungguh, tidak usah..." Lize menaikkan alis, merasa salah tingkah ketika Killian membayar semuanya.
"Aku membelinya karena ingin membelikannya untukmu. Aku tidak punya banyak hari yang tersisa untuk membelikanmu sesuatu seperti ini lagi."
"Apa? Killian, kamu mau ke mana?"
"Aku akan segera pindah ke manor."
"Uh, kapan?"
"Mungkin awal tahun depan?"
Killian lalu tertawa melihat Lize yang seperti menyayangkan kepergiannya.
"Apa Edith juga ikut denganmu?"
Itu pertanyaan yang sedikit aneh. Bukan hanya dia menanyakan sesuatu yang sudah pasti, tapi ada nada tidak percaya dalam suaranya.
"Bukankah sudah jelas? Edith memang akan merindukan kehidupannya di ibu kota, tapi sebagai istri seorang Lord, dia tidak punya pilihan lain selain mengikutiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Yang Berbeda
RomanceSeorang pekerja kantoran biasa meninggal dibunuh kakaknya yang gila judi. Setelah meninggal dia bangun di dunia novel yang dibacanya kemarin, yaitu novel "Menolak Obsesimu". Awalnya dia senang karena dia mengira itu kompensasi yang sepadan atas kema...