Sweet & Sour II

705 118 97
                                    


Hari Senin kembali datang. Lagi-lagi Felix ditugaskan di bagian siswa yang terlambat namun kali ini hanya ada sedikit siswa di barisan itu. Changbin pun tak ada, pemuda itu berdiri di barisan kelasnya sendiri. Bagus, Felix tak perlu repot mengurusi pemuda itu.

Selesai upacara semua siswa kembali ke kelas sedangakn Changbin berbelok ke kelas Felix untuk mendatangi si pemuda manis yang sedang mengobrol dengan Seungmin.

"Selamat pagi, manis."

Felix mengerinyit geli kemudian pemuda manis itu mengambil tempat di belakang Seungmin untuk menjadi penghalang antara dirinya dan Changbin.

"Nanti sore ada pertandingan basket antara sekolah kita dengan SMA Harapan, datang ya?"

"Tidak tertarik," tolak Felix mentah-mentah membuat Changbin beralih menatap Seungmin.

"Seungmin yang ganteng, tolong ajak teman manismu ini menonton pertandingan ya?"

"Kalau mau, dia tidak tertarik dengan olahraga."

"Paksa dong."

"Temanku bukan orang pemaksa sepertimu!" Sahut Felix dari balik punggung Seungmin.

"Aku hanya menawarkan kok, tidak memaksa."

"Yang namanya menawarkan itu sekali bertanya sudah cukup. Tidak perlu minta bantuan orang lain untuk menyeretku datang menonton pertandingan semacam itu."

"Jadi maksudmu aku harus usaha sendiri untuk membujukmu?"

"Aku tidak suka dipaksa."

"Kalau disayang suka tidak? Aku bisa."

Felix mengerinyit geli kemudian pemuda manis itu bergegas duduk di tempatnya ketika gurunya datang. Changbin sendiri dengan terpaksa pergi dengan tangan kosong. Tapi tak masalah, ia tidak akan menyerah.

"Sepertinya Changbin niat sekali mendekatimu," bisik Seungmin di sela guru menjelaskan pelajaran di depan.

"Tidak tertarik," ucap Felix dengan cuek membuat Seungmin manggut-manggut dan kembali fokus pada gurunya.










Felix menatap datar orang-orang yang duduk rapi di tribun. Ia sudah susah payah menolak ajakan Changbin, tapi kesialan tak dapat dihindari ketika ia ditunjuk oleh Pak Bono untuk membantu dokumentasi pertandingan. Felix adalah salah satu anggota OSIS yang cukup aktif, itu kenapa ia sering diberi tanggung jawab oleh guru kesiswaan. Sekarangpun begitu.

Felix mengangkat kameranya, mengarahkannya ke arah penonton hingga ia dapat melihat Changbin yang sedang tersenyum tepat ke arah kamera. Iseng, pemuda manis menjepret momen itu sebelum kemudian beralih mendokumentasikan para pemain yang sedang bersiap-siap.

Pertandingan berlangsung sengit. Tak hanya para pemain yang bersaing, namun supporter dari dua sekolah turut beradu suara untuk membakar semangat tim sekolah mereka. Changbin berdiri membelakangi lapangan, mengarahkan teman-temannya untuk menyanyikan lagu-lagu supporter yang sudah mereka hafal di luar kepala.

Felix terus mengabadikan setiap momen hingga ia tertarik menatap supporter sekolah lawan yang kebanyakan adalah siswa perempuan. Benar kata Seungmin, para siswi itu sesekali menatap Changbin dan setelahnya berbisik-bisik dengan teman mereka. Sepopuler itukah Seo Changbin?

"Felix awas!"

Dug

Seketika Felix terjatuh ke lantai ketika sebuah bola basket menghantam kuat kepalanya. Pusing tentu saja, tapi rasa malu lebih mendominasinya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Changbin yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya bersama seorang anggota tim kesehatan yang berjaga di pinggir lapangan.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit terkejut," ucap Felix sembari kembali berdiri dengan dibantu Changbin.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang