Love Me, Love Me Not VI

1K 121 74
                                    

Semalaman Felix tidak bisa tidur. Ingatan tentang perlakuan Changbin semalam membuatnya tak bisa memejamkan mata barang sebentar. Bukan hanya ciumannya tapi juga ucapan Changbin setelah menciumnya.

"Aku akan memenangkan hatimu" kata pemuda itu sebelum kemudian masuk ke kamarnya.

Apa boleh pergi begitu saja setelah membuat jantung Felix menggila? Ingin mencari penjelasan tapi Felix terlalu malu untuk melakukannya sehingga pemuda manis itu hanya mampu menggelung diri di dalam selimut dengan matanya yang terbuka lebar.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6 pagi, suara pintu dibuka terdengar disusul suara langkah menuju kamar mandi. Dari suara batuknya Felix tau bahwa itu Chan sehingga pemuda manis itu segera keluar dari kamar untuk menunggu Chan selesai dari kamar mandi.

"Ini hari Selasa kan? Tumben kau bangun pagi," ucap Chan yang kaget melihat Felix duduk di ruang tengah di pagi hari, padahal biasanya Felix bangun siang karena hari itu tak ada kelas.

"Kak..."

Felix mendekati Chan hingga pemuda itu bisa melihat dengan jelas mata Felix yang memerah dengan kantung mata yang terlihat jelas.

"Kau begadang mengerjakan tugas ya?"

Felix menggeleng. Tugasnya bahkan belum selesai gara-gara otaknya berhenti bekerja. Di pikirannya hanya ada Changbin hingga ia tak fokus melanjutkan tugasnya.

"Sana tidur saja," ucap Chan sambil merapikan rambut Felix yang berantakan.

Di waktu yang sama Changbin keluar dari kamarnya. Sesaat pemuda itu menatap datar sebelum kemudian kakinya mendekat untuk menyingkirkan tangan Chan dari kepala Felix.

"Tumben sudah bangun?" Tanya Changbin sambil mengusap pipi Felix membuat kaki pemuda manis itu melemah.

"Itu.. Ingin kencing," ucap Felix beralasan.

"Sudah?"

"Sudah, ini mau kembali ke kamar."

Felix berusaha kabur. Ia malu berhadapan dengan Changbin seperti ini setelah apa yang terjadi semalam. Apakah Changbin sungguhan menyukainya?

"Jadi hari ini tidak ada bekal?"

"Eh? Oh... Ada. Kakak ingin bawa bekal apa hari ini?" Tanya Felix yang tiba-tiba bersemangat untuk memasak. Rasanya seperti akan memasak untuk bekal kekasih. Duh, jadi salah tingkah lagi kan.

"Cumi asam manis, lupa ya?"

"Oh iya.. Hehe maaf lupa. Ya sudah aku masak dulu ya."

"Butuh bantuan tidak Fel?" Tanya Chan iseng menyahuti.

"Ayo aku bantu," sahut Changbin sembari menarik tangan Felix menuju dapur sebelum pemuda manis itu sempat menjawab Chan.

Chan tertawa geli kemudian pemuda itu masuk ke kamarnya membiarkan Felix menghabiskan waktu bersama pujaan hatinya.

"Kakak siap-siap kerja saja, biar aku yang masak," ucap Felix ketika Changbin sibuk menyiapkan bahan.

"Nanti saja, aku bantu kau dulu."

"Aku bisa sendiri kak."

"Tidak, nanti Chan modus ingin membantumu," ucap Changbin dengan nada penuh permusuhan. Ia sudah bertekad untuk memenangkan hati Felix, jadi ia tak akan kalah dari Chan yang menurutnya menjadi orang ketiga.

"Memangnya kenapa?"

"Jangan mau dengan buaya."

"Kak Chan kan bukan buaya."

"Kenapa kau membelanya?"

"Karena begitu kenyataannya."

Changbin melengos. Hatinya panas mendengar Felix membela Chan. Meski begitu ia tak mau lari lagi, mau bagaimanapun caranya ia akan merebut Felix untuk menjadi miliknya. Jadi pagi itu Changbin terus menempeli Felix di dapur meski ia tak banyak membantu disana.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang