Wild Flower VII

1.2K 130 54
                                    


"Berhenti menatapku."

Felix merasa tak nyaman, sedari tadi Changbin terus menatapnya seolah lelaki itu akan memakannya hidup-hidup. Mereka sudah berada di taman bermain, bukankah ada banyak hal lain yang bisa diperhatikan selain dirinya?

"Apakah itu yang kau harapkan?"

"Huh?"

"Aku menatap pakaian yang baru saja aku beli untukmu, bukan kau," ucap Changbin diakhiri dengan senyum miring yang terlihat sangat menyebalkan.

"Oh."

Felix memalingkan wajahnya. Ia agak kesal karena Changbin terdengar seperti sengaja mengganggunya. Ia bukannya terlalu percaya diri, hanya saja untuk apa menatap pakaian yang sudah dikenakan oleh orang lain? Maksudnya kita sedang berbicara tentang Changbin yang berkali-kali membuat Felix telanjang bulat, tak mungkin lelaki itu tiba-tiba tertarik dengan pakaian yang dikenakan pemuda manis itu kan?

"Kau terlihat bagus dengan pakaian itu."

"Ya, terima kasih."

"Lebih bagus jika kau melepaskan seluruhnya."

Sudah ia duga. Changbin jelas bukan orang yang peduli dengan penampilan orang lain selain ketika mereka telanjang. Apa sih yang dapat ia harapkan dari lelaki itu?

"Berhenti mengatakan omong kosong."

"Apakah kejujuranku kau anggap sebagai omong kosong?" Ucap Changbin sembari meraih pinggang Felix hingga pemuda manis itu lebih mendekat ke arahnya.

Felix memilih tak menanggapi atau percakapan itu tak akan ada habisnya. Ia ingin menikmati taman bermain. Ia sudah sampai disana, jadi ia tak mau membuang waktunya untuk Changbin karena ia tak tau kapan ia bisa kembali kesana, atau mungkin tak akan kembali lagi.

"Disana tidak antre, ayo kesana," ucap Felix yang kemudian berlari kecil hingga rengkuhan Changbin terlepas.

Changbin dengan santai mengikuti di belakang dengan pandangan yang tak lepas dari seorang pemuda manis yang sudah ia klaim kepemilikannya.

"Changbin cepat!"

"Anak kecil," gumam Changbin sembari mempercepat langkahnya menuju Felix yang terlihat sudah tak sabar.

Keduanya menaiki banyak wahana hari itu. Lebih tepatnya Felix yang bersemangat menaiki wahana dan Changbin hanya mengikutinya.

"Kau senang?" Tanya Changbin ketika mereka beristirahat untuk makan siang.

Felix yang sedang mamakan burgernya mengangguk semangat membuat bibir Changbin tertarik ke samping membentuk sebuah senyum tipis. Lagi, Felix tak memperhatikannya sehingga pemuda manis itu melewatkan senyuman si alpha.

"Makan yang pelan agar kau tidak sakit perut," ucap Changbin sembari mengusap sudut bibir Felix dimana terdapat noda saus.

Seketika Felix diam. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Ini pasti efek ia terlalu banyak berlari sejak tadi kan? Tidak mungkin jantungnya berdetak karena lelaki itu.

"Kau tidak makan?" Tanya Felix mengalihkan pembicaraan ketika melihat makanan Changbin belum tersentuh.

"Melihatmu makan membuatku kenyang."

"Kau juga harus makan."

"Suapi."

Felix menghentikan makannya. Pemuda manis itu menatap Changbin dengan heran. Ada apa dengan lelaki itu hari ini?

"Bukankah kita sedang kencan? Aku ingin disuapi. Cepatlah jangan hanya diam."

Changbin menarik tangan Felix ke arah makanannya, mengisyaratkan pada Felix untuk segera menyuapinya. Felix yang jantungnya belum tenang akhirnya menuruti kemauan Changbin dengan mengambil burger milik lelaki itu dan mendekatkannya ke mulutnya.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang