Love Me, Love Me Not II

812 137 73
                                    


Chan dan Felix pulang keesokan harinya. Felix ada kelas siang jadi paginya mereka sudah sampai di kontrakan setelah sarapan lebih dulu di luar. Changbin yang sedang bersiap pergi ke kampus untuk memberi selamat pada Hyunjin menatap dua pemuda itu namun ia memilih diam sembari mengambil roti untuk sarapannya.

"Semalam kalian tidak pulang ya?" Tanya teman kontrakan lain bernama Minho, seorang mahasiswa gap year yang kini berkuliah di angkatan yang sama dengan Felix.

"Iya," jawab Chan singkat sembari mengambil jus jeruk kemasan di kulkas untuk ia minum.

"Pergi kemana?"

"Check in," jawab Chan dengan bercanda membuat Minho memutar bola mata malas. Beda dengan Changbin yang langsung mengalihkan tatapannya dari selai di meja.

"Sungguhan?" Tanya Changbin yang dijawab tawa oleh Chan.

"Tidak lah, yang benar saja."

Tiga orang itupun melanjutkan obrolan ringan sedangkan Felix sudah masuk ke kamarnya tanpa menyapa seorangpun di kontrakan.

"Felix sedang suntuk ya?" Tanya Minho yang merasa aneh karena tidak biasanya Felix cuek.

"Biasalah mahasiswa banyak tugas," jawab Chan beralasan.

"Oh.. Ngomong-ngomong semalam kau pulang jam berapa Bin?" Tanya Minho beralih pada Changbin.

"Jam 9, kenapa?"

"Penasaran saja, soalnya tengah malam aku dengar suara-suara."

"Oh, aku belum tidur di jam itu."

"Tumben."

"Iya, menunggu Chan dan Felix pulang."

Chan menoleh dengan sebelah alisnya terangkat. Ini kode ya?









Felix pulang kuliah ketika hari sudah sore. Rasanya hari itu ia lebih lelah dari biasanya. Mungkin efek galau membuat tenaganya terkuras dengan cepat. Ia berniat mengajak temannya untuk keluar malam tapi ia malah kelelahan dan kini ingin mengubah kegiatan jadi tidur sampai pagi.

"Baru pulang?"

Felix terkejut ketika Changbin menyapanya dari arah garasi. Pemuda manis itu menatap Changbin yang sedang mengambil sesuatu di bagasi motornya sebelum kemudian mengangguk pelan. Bagaimana bisa ia tidak menyadari keberadaan Changbin disana? Sungguh ia harus mengurangi kebiasaannya melamun.

"Baru pulang juga kak?" Tanya Felix basa-basi.

"Tidak, aku hanya mengambil kabel dataku di bagasi," jawab Changbin sembari menunjukkan sebuah kabel berwarna putih.

Berhadapan dengan Changbin seperti ini selalu berhasil membuat Felix melupakan niatnya untuk sedikit memberi jarak. Inilah yang membuatnya sulit lepas dari Changbin. Meski baru semalam sakit hati tapi sekarang ia kembali jatuh hati. Bodoh.

"Kau bilang ada janji dengan temanmu, jam berapa perginya?"

Oh, Felix lupa soal itu. Ia kan menolak ajakan Changbin kemarin karena sedang sedih. Kalau diingat lagi ia jadi menyesal karena membuang kesempatan untuk pergi berdua dengan pemuda itu.

"Tidak jadi, kakak mau pergi denganku tidak?" Tanya Felix harap-harap cemas.

"Wah, aku dijadikan pilihan kedua ya?"

Felix tersenyum getir. Bukankah dirinya yang sepantasnya mengatakan itu?

"Bukan, ketiga," jawab Felix dengan asal membuat Changbin tampak terkejut.

"Yang kedua siapa?"

"Kasur."

Changbin mendengus. Pemuda itupun menutup jok motornya sebelum kemudian merangkul Felix untuk masuk ke rumah.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang