Play Hard, Fall Hard III

1.1K 127 46
                                    


Sejak malam dimana Changbin berhasil mengalahkan tuannya, lelaki itu jadi tak serta merta menuruti semua perintah Felix. Dengan terang-teranganan ia menolak atau mengabaikan Felix ketika pemuda manis itu mulai memerintah dengan tak wajar. Ketika Felix memerintahnya untuk urusan jadwal pekerjaan maka ia masih mau menuruti, namun jika sudah lebih dari itu Changbin menyatakan ketidak setujuannya dengan gamblang.

"Anda tidak diperbolehkan pergi malam ini," ucap Changbin menahan Felix yang ingin pergi untuk berpesta.

Aturan baru dari Changbin, Felix hanya diperbolehkan berpesta satu kali dalam seminggu kecuali pesta yang diadakan merupakan pesta resmi yang berhubungan dengan pekerjaan. Felix jelas memberontak namun Changbin selalu memiliki cara untuk membuat pemuda manis itu berakhir kalah.

"Kau pikir aku mau mendengarmu?"

Felix membuka pintu paviliun dan Changbin dengan cepat menahan pintu itu hingga kembali tertutup rapat.

"Saya bilang tidak boleh."

"Jika kau menahanku untuk melakukan seks denganku maka aku akan diam disini, tapi jika tidak menyingkirlah dari hadapanku."

Changbin segera mengunci pintu kemudian lelaki itu menyimpan kuncinya agar Felix tak bisa pergi.

"Kau mau aku melaporkanmu pada ayahku?" Ancam Felix yang mulai muak dengan segala aturan Changbin.

"Laporkan saja."

Felix segera menelpon ayahnya. Ketika panggilan tersambung Felix langsung saja mengatakan keinginannya sembari menatap kesal ke arah asistennya yang masih berdiri di hadapannya.

"Aku ingin ganti asisten," ucap Felix membuat ayahnya menghela nafas pelan.

"Tidak bisa," jawab lelaki itu dengan terpaksa meski sebenarnya ia tak bisa menolak permintaan putra semata wayangnya.

"Apa?"

"Ayah hanya akan mengganti asistenmu jika Changbin sendiri yang mengundurkan diri."

"Maksudnya ayah lebih memilihnya ketimbang anak ayah sendiri?"

"Bukan begitu Felix, ayah hanya ingin yang terbaik bagimu."

"Changbin tidak termasuk ke dalam hal yang terbaik bagiku!"

Felix meninggikan suaranya. Changbin yang berdiri di hadapannya pun hanya diam mengamati tanpa mau menyela ucapan dua tuannya.

"Dia bisa membantumu."

"Tidak, ayah. Dia hanya menyiksaku."

"Maaf nak, kali ini ayah harus menolak permintaanmu."

Changbin menatap datar namun Felix mengartikannya sebagai tatapan meremehkan. Felix pun menghentakkan kakinya dengan kesal sebelum kemudian pergi ke kamarnya dengan membanting pintunya.










Changbin duduk di sofa yang terletak di depan perapian. Secangkir teh diletakkan di meja dengan pemiliknya yang tengah membaca buku sembari berjaga apabila Felix nekat kabur pergi berpesta.

Jam menunjukkan pukul 11 malam menyebabkan keadaan hening dengan hanya terdengar suara detak jam. Sejak Felix masuk ke kamarnya 3 jam yang lalu pemuda manis itu sama sekali tak bersuara, meski begitu Changbin tak peduli selama pemuda manis itu tetap bertahan di rumah tanpa pergi kemana-mana.

Perlahan Changbin meletakkan bukunya kemudian ia menyeruput tehnya sampai habis. Ia bersiap untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat hingga suara pintu dibuka terdengar diikuti suara langkah kaki mendekat.

Felix datang dengan tanpa busana membuat Changbin menghela nafas dan bersiap meladeni kegilaan apa yang akan Felix lakukan kali ini. Felix mendekati Changbin yang masih duduk di sofa hingga tiba-tiba pemuda manis itu naik ke pangkuan Changbin dengan kaki yang mengangkangi lelaki itu. Seketika Changbin dapat mencium aroma alkohol yang mengartikan bahwa pemuda manis itu baru saja minum-minum di kamarnya.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang