Chaotic V

452 76 29
                                    


"Siapa calon menantu mama?"

Wanita cantik yang sedang menata meja tersenyum ke arah putranya sebelum kemudian wanita itu berbisik.

"Bukankah Changbin cocok dengan kakakmu?"

"Mama berencana menjodohkan Pak Changbin dengan kakak?" Tanya Felix memastikan.

"Bagaimana menurutmu?" Tanya mama Felix setelah mengangguk mengiyakan pertanyaan putranya.

Felix mengerutkan keningnya. Ia tidak setuju. Kakaknya tidak cocok dengan Changbin. Lelaki itu menyebalkan, galak, dan juga... gay! Atau biseksual? Ah, Felix tak dapat memastikan, yang pasti ia tak akan membiarkan Changbin mengenal kakaknya. Bukan karena Changbin partner sex-nya dan ia tak terima lelaki itu bersama orang lain, bukan itu. Ia hanya tak ingin memiliki kakak ipar seperti atasannya itu.

"Jangan, Ma."

"Kenapa? Mama lihat dia anak yang sopan dan baik, juga memiliki karir yang bagus."

"Aku sudah cukup lama mengenalnya dan kesimpulanku adalah tidak," ucap Felix yang kemudian keduanya diam ketika Changbin datang setelah sebelumnya ke toilet.

"Duduk sini Changbin."

"Iya, tante."

Felix menatap datar ke arah Changbin yang tersenyum ramah ke arah mamanya. Apa-apaan itu, apakah lelaki itu sedang mencari muka di depan mamanya? Apa saja yang lelaki itu katakan tadi sampai mamanya dengan cepat menginginkannya sebagai calon menantu?

"Bagaimana menurutmu, Changbin? Apa kau tertarik untuk berkenalan dengan putri sulung tante?"

"Untuk berkenalan dan menjadi teman tentu saya tertarik, tapi untuk ke jenjang yang lebih serius saya belum memikirkannya karena masih fokus membangun karir."

Membangun karir katanya. Jelas-jelas lelaki itu begitu haus sentuhan sehingga tiap minggunya mendatangi Felix untuk meminta kenikmatan. Tapi baguslah, Felix tak perlu khawatir lagi tentang kemungkinan Changbin menjadi kakak iparnya. Atau mungkin Felix khawatir akan hal lainnya?

"Ah begitu ya, sayang sekali. Anak muda sekarang memang sulit untuk menjalin hubungan ya, kebanyakan justru menyukai sex bebas yang jelas berbahaya dan tidak bermoral."

Felix tersedak air putih yang sedang diminumnya. Ia tak menyangka jika mamanya akan membahas sampai kesana. Ia tertampar karena ia merupakan salah satu anak muda yang menjalani sex bebas. Partner sex-nya ada di hadapannya pula.

Ketiga orang disanapun menikmati makan malam dengan sesekali diselingi obrolan ringan. Mama Felix tampak begitu menyukai Changbin dengan pembawaannya yang santai dan ramah. Wanita itu mana tau jika anaknya tersiksa oleh orang yang sama ketika di kantor.

"Felix adalah anak yang baik. Semasa sekolah dia cukup berprestasi di bidang seni. Meski nilainya tergolong biasa saja tapi prestasinya di bidang tari membuat tante bangga."

Felix hanya diam sembari memakan cake sebagai dessert. Dalam hati ia menggerutu. Susah payah ia menyembunyikan segala hal mengenai kehidupan pribadinya, kini justru mamanya sendiri yang membeberkan segala hal mengenai hidupnya.

"Dia memang jago menari tante," ucap Changbin sembari tersenyum mencurigakan ke arah Felix yang memahami maksud lelaki itu. Telinga Felix memerah menahan malu. Sialan, batinnya. Di momen seperti itu saja Changbin masih bisa menyelipkan ucapan mesum.

"Kau pernah melihatnya menari?"

"Hampir setiap minggu."

Felix menendang kaki Changbin namun lelaki itu tampak tak terganggu membuat si pemuda manis makin merutuk dalam hati.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang