"Jaket, power bank, obat maag, makanan ringan... topimu mana?Felix mengangkat topi yang ia letakkan di dashboard mobil membuat seorang pemuda yang sedang mengecek tasnya mengangguk dan kembali menutup tas itu.
"Ingat apa?"
"Jangan nakal, jangan pergi sendirian, jangan bicara sembarangan," jawab Felix yang lagi-lagi mendapat anggukan dari pemuda di sampingnya.
"Kau yakin mau mendaki gunung?"
"Yakin."
"Ya sudah hati-hati, besok aku jemput disini."
"Iya... Sudah belum inspeksi dan wejangannya? Aku sudah ditunggu yang lainnya."
Pemuda di samping Felix mengangguk. Mengecek penampilan Felix sekali lagi sebelum kemudian mengacak rambut pemuda manis itu. Felix meraih tangan si pemuda untuk cium tangan. Setelah mendapat kecupan di keningnya Felix pun turun dari mobil untuk pergi menuju titik kumpul dimana beberapa temannya sudah menunggu.
Lee Felix, mahasiswa semester 5 jurusan hubungan internasional. Dikenal sebagai orang yang ramah dan murah senyum. Memiliki seorang kekasih selama 5 tahun bernama Seo Changbin yang super protektif, posesif, dan kadang cemburuan. Betah? Betah. Menurut orang terdekatnya Felix memiliki hati seluas samudera karena kesabarannya menghadapi kekasihnya.
Hanya satu hari mendaki dan Felix mendapatkan beberapa lecet di tangan dan kakinya. Dengan itu Felix harus segera mengucapkan selamat tinggal pada pendakian karena ia yakin kekasihnya tak akan membiarkannya pergi lagi. Perlahan kakinya masuk ke mobil yang sudah menunggunya. Hal pertama yang Felix dapatkan adalah tatapan dari Changbin yang sedang memperhatikan seluruh bagian tubuhnya.
"Satu, dua, tiga, empat, lima... Besok lagi tidak ada kata mendaki gunung," ucap Changbin setelah menghitung luka di tubuh Felix.
Felix selalu heran bagaimana Changbin bisa sangat jeli memperhatikan luka kecil sekalipun. Benar-benar hanya lecet yang sangat normal bagi seseorang yang baru saja mendaki, tapi keputusan Changbin sudah bulat untuk tidak mengizinkan Felix mendaki lagi. Lagi-lagi Felix hanya pasrah menuruti kekasih yang dalam hitungan bulan akan menjadi tunangannya.
"Kemarin satu tenda dengan siapa?" Tanya Changbin sembari melajukan mobilnya untuk pulang.
"Kak Chris."
"Aku kan sudah bilang hindari dia, kenapa kau malah satu tenda dengannya?"
Felix sudah tau kekasihnya akan bereaksi seperti itu. Entah kenapa Changbin selalu sensitif tiap kali Felix berinteraksi dengan kakak tingkatnya itu, padahal mereka hanya berteman biasa tapi jiwa posesif Changbin selalu kumat seperti biasanya.
"Dia yang paling berpengalaman mendaki gunung, kata kakak juga aku harus dekat-dekat dengan orang yang lebih berpengalaman kan?"
"Selain Chris."
"Perempuan, memangnya aku boleh satu tenda dengan perempuan?"
Changbin diam, bibirnya terkatup rapat membuat Felix mengangguk puas karena kekasihnya tak punya alasan lain untuk mengomel.
Punya pacar super posesif sebenarnya ada kemudahan dan kesulitannya sendiri. Meski lebih banyak kesulitannya tapi Felix selalu melihat sesuatu dari sisi positif sehingga ia bisa awet berpacaran dengan Changbin. Mungkin jika Felix orang yang sensitif mereka sudah putus ketika seminggu menjalin hubungan.
Keuntungannya memiliki kekasih posesif dan protektif adalah Felix terhindar dari banyak bahaya. Karena Felix orang yang sangat optimis jadi ada banyak orang yang berusaha memanfaatkan kebaikannya, beruntungnya Felix punya Changbin yang selalu curiga pada orang yang mendekatinya sehingga teman-teman dekatnya tersaring dengan baik karena sudah melalui seleksi ketat Changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 7 [ChangLix]
Hayran KurguKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : August 3rd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya meminja...