Daddy's Baby IV

1.5K 114 79
                                    

Warn!Sex scene








Suara nafas berat terdengar diiringi suara getaran benda lonjong yang tergeletak di atas ranjang. Felix memejamkan mata setelah berhasil memuaskan dirinya sendiri. Ponsel yang kembali berdering tak ia hiraukan lnataran ia masih menikmati orgasmenya. Pemuda manis itupun bangun untuk mandi dan setelahnya ia beristirahat tanpa berminat membuka ponselnya.

Keesokan harinya Felix bekerja seperti biasa. Pemuda manis itu memulai hari dengan menyapa para siswanya dengan ramah. Tak seperti dua hari kemarin, kini Chia kembali diantar oleh mamanya sehingga Felix tak perlu menghadapi Changbin yang masih membuatnya kesal.

"Selamat pagi Chia."

"Selamat pagi pak guru! Lihat tangan Chia terluka, tapi papa memberikan plester Elsa untuk Chia," lapor anak manis itu pada sang guru.

Felix tersenyum kemudian pemuda manis itu memberikan dua jempolnya pada gadis kecil itu.

"Plesternya cantik seperti Chia."

"Kata papa, Elsa mirip dengan pak guru," ucap Chia dengan polos membuat Felix seketika merasa canggung.

"Begitu ya? Chia masuklah, teman-teman pasti sudah menunggu Chia datang," ucap Felix berusaha tetap tersenyum meski ia merasa gugup karena disana masih ada mama Chia.

Chia sudah berlari masuk namun mamanya masih bertahan disana membuat Felix menyapanya dengan ramah.

"Um.. Pak Felix."

"Ya bu?"

Wanita itu tampak bimbang dan Felix bertanya-tanya apa yang ingin wanita itu sampaikan.

"Soal Chia.."

Felix menunggu hingga si wanita tersenyum sembari menggeleng pelan.

"Bukan apa-apa, saya titip Chia ya pak. Kalau begitu saya permisi dulu."

Mama Chia pergi dan Felix menatap kepergiannya dengan penasaran. Sebenarnya apa yang ingin wanita itu sampaikan?








Waktu makan siang tiba. Felix tengah mempersiapkan makanan untuk para murid ketika ponselnya bergetar di dalam sakunya.  Terlihat nama Changbin di layar sehingga Felix menerima panggilan tersebut.

"Hm."

"Masih marah ya?" Tanya Changbin dari sebrang sana dibarengi suara berisik dari alat berat.

"Kau dimana?"

"Proyek."

"Terlalu berisik, telponnya nanti saja."

"Tidak bisa, nanti lebih sibuk. Sebentar aku cari tempat yang agak sepi dulu."

Felix hanya berdehem. Pemuda manis itu mengapit ponsel di antara pundak dan telinganya sebelum kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Masih di TK?"

"Iya, pulang sore."

"Apa kau masih marah padaku?"

"Menurutmu?"

"Maaf ya, jangan marah lagi dong. Sudah cukup kemarin aku diabaikan semalaman."

Felix kembali berdehem. Meski masih agak kesal tapi tidak ada gunanya marah terlalu lama. Ia harus santai. Hubungan mereka sebatas antar kelamin, jadi tak perlu lah dibuat terlalu rumit.

"Sudah lupakan saja kejadian kemarin," ucap Felix yang kemudian menoleh ketika seorang guru wanita datang.

"Sudah dulu ya, aku mau melanjutkan pekerjaan," lanjut pemuda manis itu.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang