Kehidupan merupakan hal yang sangat dinamis. Kadang di atas, kadang di bawah, kadang juga terjebak di tengah. Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di depan, tapi kita bisa memperjuangkan sesuatu agar terwujud masa depan yang diharapkan. Entah dengan cara mudah atau susah, yang pasti kita harus mencobanya lebih dulu.Felix menatap laptop yang menampilkan tugas kuliahnya. Sudah setengah jam ia bergelut dengan pikirannya untuk menyelesaikan sebuah tugas yang sebenarnya mudah, namun pikirannya tak pada tempatnya. Ia terus memikirkan sesuatu yang mengganggu perasaannya.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, keadaan kontrakan tempatnya tinggal cukup sepi. Tiga orang yang menjadi teman kontrakannya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang mengurung diri di kamar, ada yang masih sibuk di kampus untuk mengurus organisasi, ada pula yang sibuk berkencan di luar. Ya, Felix terganggu dengan hal yang terakhir.
Tepatnya dua tahun yang lalu, awal dimana semua ini terjadi. Felix yang perlahan menyadari perasaannya mulai berani mendekati salah seorang teman kontrakannya. Namanya Changbin, seorang pekerja kantoran yang pertama kali Felix kenal sebagai kakak tingkatnya. Berusia 3 tahun di atas Felix lelaki itu kini sudah bekerja namun masih tetap mengontrak disana lantaran tempat kerjanya yang berada di lingkungan itu.
Felix ingat bagaimana awal dirinya terang-terangan menunjukkan rasa suka. Ia akan sering mengajak Changbin pergi keluar entah untuk nonton film atau sekedar makan. Awalnya baik-baik saja, bahkan bisa dikatakan Felix nyaris mendapatkan hati pemuda itu, namun semuanya sirna ketika seseorang muncul mengambil perhatian Changbin darinya.
Tak bisa dikatakan berkencan, tapi Felix cemburu. Felix iri. Ia juga ingin diperhatikan dan dekat dengan Changbin, tapi rasanya sulit untuk kembali ke masa dulu. Ia sudah berusaha tapi ia juga takut menghadapi kegagalan jika ia nekat menyatakan perasaan.
Kini Felix galau. Changbin pamit pergi sejak jam 6 tadi, nongkrong katanya, tapi Felix melihat status pemuda itu 30 menit yang lalu yang memperlihatkan bahwa pemuda itu tengah bersama beberapa orang dan juga ada orang itu. Lagi, Felix iri karena ia ingin pergi dengan Changbin juga.
Tak mau hanya meratapi perasaannya, Felix mengambim ponsel untuk menghubungi Changbin.
Kak Changbin
0110-xxxxxKakak pulang jam berapa?|
Aku mau mengunci gerbang||Nanti biar aku yang kunci
Sekarang sedang rawan pencuri|
Takutnya aku ketiduran sebelum kakak|
pulang|15 menit lagi aku pulang
Oke|
|Mau titip sesuatu?
Susu jahe boleh?|
|Oke
|Tunggu yaIya|
Felix meletakkan ponselnya kemudian ia berusaha menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Perasaannya sedikit lega mengetahui bahwa Changbin akan segera pulang, itu artinya ia bisa kembali dekat-dekat dengan pemuda itu.
Hampir 30 menit kemudian suara pagar yang digeser terdengar. Felix tersenyum sembari mengetik kata terakhirnya. Tugasnya selesai dan Changbin sudah pulang. Beberapa menit kemudian seorang pemuda masuk dengan membawa sebungkus susu jahe pesanan Felix. Felix pun tersenyum lebar ketika pemuda itu menyerahkan pesanannya.
"Masih mengerjakan tugas?"
"Sudah selesai kok. Gerbangnya sudah dikunci kak?"
"Sudah nyonya," ucap Changbin dengan bercanda membuat Felix mencebikkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 7 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : August 3rd, 2023 ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya meminja...