Oh! My Baby IV

1.1K 129 66
                                    


Hari-hari berat Changbin terus berlalu. Memasuki usia 7 bulan kehamilan Felix sudah tak lagi banyak mau. Tak ada ngidam, tak ada manja, bahkan Changbin sering didiamkan meski kadang sudah sengaja cari perhatian. Rasanya ada yang aneh ketika tidak ada yang tiba-tiba manja padanya.

Sabtu pagi setelah Changbin selesai sarapan ia menghampiri Felix yang sedang menyiram tanaman di halaman belakang. Dilihatnya pemuda manis itu sesekali mengusap perutnya yang sudah semakin besar hingga ia berinisiatif mendekat untuk ikut mengusap perut pasangannya.

Plak

Tak ada ucapan, hanya tepisan yang Changbin dapatkan. Padahal setelah kejadian bertemu Hyunjin dua bulan yang lalu Changbin sering menyentuh perut Felix dan bahkan sesekali mengecupnya, tapi sekarang ia ditolak mentah-mentah. Iya, nasib Changbin sekarang begini, tepatnya sudah 2 minggu ia diabaikan seperti ini. Ia selalu bertanya-tanya mengapa Felix tiba-tiba jadi dingin dan ia sempat mengutarakan rasa penasarannya itu, namun yang ia dapat hanya kedikan bahu dengan tatapan seolah-olah menyuruhnya menjauh. Dulu lebih mudah karena Felix selalu mengutarakan ketidak sukaannya, tapi sekarang Changbin tidak tau harus bertindak apa ketika Felix hanya mendiamkannya.

"Apa aku tidak boleh menyentuh baby?"

"Jangan menyentuh perutku."

"Lalu bagaimana caranya aku menyentuh baby?"

"Tunggu dia lahir," jawab Felix sembari menjauh untuk menyiram tanaman di sisi lain.

Changbin mengikuti, kali ini ia bertekad untuk mencari tau kenapa Felix mendiamkannya seperti ini.

"Kau marah padaku ya?"

"Tidak."

"Lalu kenapa?"

"Malas."

Nah kan, sudah jelas kalau Felix marah, tapi apa masalahnya? Ia yakin kok tidak melakukan apapun yang berpotensi membuat suami manisnya marah.

"Mau makan es krim goreng?" Tawar Changbin mencoba membujuk dengan makanan yang dua bulan terakhir sangat Felix sukai. Meski tempatnya agak jauh tapi ia rela menyetir bolak balik demi mengembalikan Felix seperti sebelumnya. Tidak apa-apa Felix menguji kesabaran dengan ngidamnya, yang penting ia tidak merasa seperti hidup lajang lagi. Makan sendiri, nonton sendiri, bahkan tidur sendiri. Felix? Memilih tidur di ruang tengah dengan menggelar kasur lantai yang baru dibelinya. Changbin bukan suami yang tegaan, jadi ia meminta bertukar tempat tapi Felix terus menolaknya dan bahkan hampir melempar remote jika Changbin kembali mendekatinya.

"Tidak."

Lagi, sebuah penolakan Changbin dapatkan dengan sangat dingin.

"Kau ingin apa? Aku belikan ya? Atau kau masih ingin belajar menyelam? Aku akan booking jadwal setelah kau melahirkan, tapi jangan marah lagi ya?"

Felix melirik galak kemudian pemuda manis itu melempar selang yang dipegangnya dan mematikan air sebelum kemudian masuk ke rumah dengan Changbin yang terus mengikutinya.

"Felix.."

Changbin mengikuti sambil memegang kaos longgar yang Felix kenakan. Jika ini terjadi berbulan-bulan yang lalu mungkin Changbin tak akan sepeduli ini, tapi sekarang setelah ia sudah terbiasa menjadi suami ia justru merasa kehilangan ketika Felix seolah tak menganggap keberadaannya.

"Sayang," panggil Changbin mencoba mencari peruntungan. Ia ingat ketika dirinya nongkrong bersama teman-temannya mereka pernah membahas tentang cara jitu menaklukan hati pasangan yang sedang marah. Salah satunya ini, memanggil dengan panggilan manis.

"Aku ingin mengadakan acara gender reveal," ucap Felix setelah diam beberapa saat.

Oh, apa ini sebuah lampu hijau bahwa pemuda manis itu sudah mau berbincang dengan Changbin?

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang