Sweet & Sour V

959 125 123
                                    

Minggu sore Felix datang ke bioskop sesuai waktu yang dijanjikan dengan Changbin. Masih ada waktu 15 menit sampai film dimulai dan Changbin belum datang membuat Felix mencari tempat duduk yang dekat dengan pintu masuk untuk menunggu pemuda itu.

Tepat 15 menit kemudian Changbin masih belum datang membuat Felix menggerutu karena itu berarti ia tak bisa menonton filmnya secara penuh. Pemuda manis itupun mengambil ponselnya untuk menghubungi Changbin namun hanya ada suara operator yang menyahuti tanda ponsel pemuda itu tidak aktif.

"Kemana sih?"

Felix mulai kesal namun ia tetap bertahan disana untuk menunggu barangkali Changbin akan datang sebentar lagi. Setelah 1 jam Changbin tak kunjung muncul Felix pun memilih untuk pulang dengan perasaan kecewa yang teramat sangat. Apa ia sedang dipermainkan sekarang?










Jajaran siswa yang terlambat kembali menjadi pemandangan Senin pagi Felix. Lagi-lagi Changbin masuk ke dalamnya. Berdiri di ujung belakang dengan penampilannya yang berantakan. Kali ini ada hal lain yang membuatnya makin menonjol. Sebuah plester luka di pelipisnya dan lebam samar di sudut bibirnya. Felix tau luka apa itu. Pukulan. Jadi Changbin tidak datang ke janji nonton film karena tawuran? Sungguh brengsek.

"Nama," ucap Felix dengan dingin tepat di depan Changbin.

"Felix," panggil Changbin yang sama sekali tak digubris oleh Felix. Justru pemuda manis itu bergeser ke siswa lain di samping Changbin.

"Nama?"

"Peter Han."

"Felix, aku perlu bicara denganmu."

"Kelas?" Lagi, Felix mengabaikan Changbin.

"10-8."

"Felix."

Changbin mencekal tangan Felix membuat pemuda manis itu menatapnya dengan tajam sembari menepis kasar tangan pemuda itu.

"Kau tidak lihat aku sedang apa? Pasang matamu dan diam di barisan. Jangan ganggu aku," ucap Felix dengan tajam sebelum kemudian menyelesaikan tugasnya.

"Silahkan kembali ke kelas kalian masing-masing," ucap Felix yang kemudian bergegas kembali ke kelasnya menghindari Changbin yang sedari tadi memanggil namanya. Felix sungguhan marah sekarang.

"Kau kenapa?" Tanya Seungmin ketika Felix kembali ke kelas dengan ekspresi marah yang sangat jelas.

Felix hanya menggeleng sebelum kemudian menyembunyikan wajah di lipatan tangannya. Saking marahnya Felix sampai ingin menangis, untung ia masih bisa menahannya karena teringat rasa malu bahwa ia masih di sekolah.










Berita kembali tersebar luas. Tentang ibu Changbin yang dilarikan ke UGD akibat disiksa oleh ayahnya sehari sebelumnya. Seketika tubuh Felix menegang. Hari sebelumnya adalah hari janjinya dengan Changbin untuk menonton film. Mungkinkah...

Felix batal pergi ke kantin, pemuda manis itu memilih bertahan di kelas sembari sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi Changbin. Beberapa kali deringan Changbin tak kunjung mengangkatnya membuat Felix bergerak gelisah dengan menggigit kukunya.

"Halo?"

"Kau dimana?" Tanya Felix dengan cepat ketika Changbin mengangkat panggilannya.

"Atap."

Felix berlari cepat menuju atap sekolah. Kebenciannya dengan kegiatan yang membuatnya berkeringat tak menyurutkan kecepatan langkahnya. Dua tangga ia lewati dalam sekali langkah hingga ia membuka pintu atap dan mendapati Changbin sedang bersandar di tembok pembatas sembari menginjak putung rokoknya ketika melihatnya datang. Tanpa pikir panjang Felix berlari mendekat dan menubruk tubuh Changbin hingga pemuda itu melenguh pelan karena punggungnya menabrak tembok dengan lumayan kuat.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang