Chaotic 🔞

667 86 30
                                    

Warn! Sex Scene
Long time no see, ya?






"Kau yakin akan mengambil pekerjaan ini?"

"Tentu saja, aku tak akan melewatkan kesempatan untuk menguras habis uangnya."

"Uangnya tak akan pernah habis."

"Itu lebih baik. Setidaknya aku bisa menikmati kekayaannya dan bukan hanya mendapat omelannya di kantor."

"Felix, ini hanyalah masalah waktu sampai dia mengetahui identitasmu."

"Jika dia cukup pintar seharusnya dia sudah mengenaliku di pertemuan pertama. Tante tenang saja, semua akan berjalan mulus seperti kulitku."

"Kau memang gila."

"Terima kasih atas pujiannya."








Felix masuk ke sebuah kamar hotel dimana seorang lelaki duduk di sofa dengan bertelanjang dada. Tampak tubuh berotot lelaki itu tersaji di depan matanya. Tak bisa ia pungkiri jika lelaki itu memiliki tubuh yang bagus dan menggairahkan namun sikapnya di kantor benar-benar mirip seperti iblis. Felix tersenyum tipis, ini adalah waktunya ia bersinar. Hanya di ranjang ia bisa berada di atas lelaki itu. Hanya di ranjang ia bisa menginjak-injak bosnya dan lelaki itu tak akan mengamuk padanya. Ya, lelaki itu adalah atasannya di kantor dan lelaki itu tak tau bahwa lelaki manis di hadapannya adalah seorang bawahannya.

"Selamat malam tuan tampan. Apa anda merindukanku?" Ucap Felix menyapa sembari mendekati Changbin yang kini menatapnya.

Changbin menggerakkan tangannya, memberi isyarat pada Felix untuk mendekat sebelum kemudian ia tarik pemuda manis itu hingga duduk di pangkuannya. Tak banyak bicara, lelaki itu langsung saja menyerang bibir Felix dengan ciuman panas. Jelas Felix membalasnya tak kalah panas. Lidah mereka saling membelit, tangan mereka saling meremas, dan pinggul mereka bergerak gelisah saling menggesekkan kelamin.

"Unghh.."

Felix melenguh di sela ciumannya ketika tangan Changbin menyusup masuk ke dalam bajunya untuk membelai putingnya yang kian mengeras. Hebat, tak pernah ia terangsang secepat ini terhadap pelanggannya tapi perlakuan tak sabar lelaki itu justru membuat nafsunya membumbung tinggi. Meski begitu Felix masih mempertahankan kewarasannya dan mulai bermain-main dengan lelaki itu.

"Tunggu tuan, aku belum mandi," ucap Felix sembari menahan dada Changbin.

"Tak masalah, lagipula kau akan berkeringat lagi setelah ini."

"Tidak tuan, aku ingin memberikan sajian terbaik pada pelangganku."

"Selama disini masih rapat, maka semuanya baik-baik saja," ucap Changbin sembari menekan-nekan pantat Felix.

"Soal itu tuan tak perlu khawatir."

Setelah kalimat terakhirnya tubuh Felix dibanting ke ranjang. Pakaian yang sebelumnya melekat di tubuhnya kini telah berserakan di lantai kamar. Hanya tersisa topeng yang menutupi mata hingga hidungnya, sisanya pemuda manis itu tak mengenakan apa-apa.

"Ahh tuan...."

Dada Felix membusung ke atas ketika sebuah benda keras nan panjang mencoba menembus pertahanannya di bawah. Tak ada ciuman, tak ada persiapan, lelaki itu melakukannya langsung ke inti.

Changbin sama sekali tak bersuara. Hanya ada ekspresi wajah yang menjadi penanda perasaannya. Felix menatap lelaki itu dengan menggoda membuat si lelaki semakin bersemangat mendorong pinggulnya maju ke depan. Luar biasa, ekspresi kenikmatan yang begitu eksklusif dari atasannya membuat Felix semakin bernafsu menaklukkan lelaki itu.

"Ahh tuan.. Besar sekali," ucap Felix sengaja membakar gairah sang pelanggan.

Felix mulai merasa nikmat namun ia dibuat bingung ketika Changbin tiba-tiba mencabut kejantanannya.

Three Words 7 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang